Jangan menjauhi sang pencipta jika kau mencintai salah satu ciptaannya
Motor hitam milik Adel terus melaju di jalanan. Setelah mengantar Ashel pulang, dirinya memutuskan untuk pergi ke supermarket terdekat untuk membeli cemilan yang sudah kehabisan stok. Matanya memicing saat melihat seseorang terkapar di trotoar. Awalnya Adel tidak peduli, tapi karena penasaran ia menghentikan motornya di sana.
Adel turun dari motornya, membuka helm hitamnya. Yang pertama kali ia lihat adalah rambut yang menutupi seluruh wajah. Tak ada rasa takut Adel menyingkap rambut itu kebelakang.
Matanya melotot saat menyadari orang itu adalah marsha, Adel menyentuh dahinya yang sangat panas.
"Mar... Marsha"
Adel langsung merongoh saku celananya dan menelpon Ara untuk menjemputnya menggunakan mobil. Ara awalnya bingung, tapi ketika mendengar suara khawatir Adel, ia mengurungkan niatnya untuk bertanya dan langsung menjalankan mobilnya, toh ia bisa bertanya nanti.
Setelah menunggu lama akhirnya mobil hitam metik berhenti di depannya.
Adel langsung mengangkat marsha kedalam mobil yang di bantu Ara.
"Lo bawa motor gue"
"Lo apain anak orang" Tuduh Ara
"Dia pingsan gue gak tahu kenapa. Lo jangan banyak tanya, gue harus nganter dia ke rumah sakit. Makasih"
Ara mengangguk setuju. "Oke"
Setelah itu Adel masuk kedalam mobil dan melajukannya dengan kencang.
Sampai dirumah sakit marsha langsung ditangani oleh dokter, Adel meminta pelayanan yang baik bahkan setelah itu marsha akan di pindahkan ke kamar VIP.
Dokter bilang gadis itu hanya kurang makan dan terlalu lelah.
Adel duduk di kursi menghadap pada ranjang gadis itu. "Kenapa lo bisa gini?" Gumamnya. Adel mengelus rambut marsha lembut, wajahnya sedikit pucat. Pasti gadis itu sibuk bekerja tanpa memikirkan perutnya.
Beberapa saat kemudian marsha membuka matanya, dia melihat ke sekeliling ini tempat yang asing baginya. Kepalanya sedikit sakit, ia mencoba untuk bangun namun tidak bisa.
"Badan lo masih lemes. Tiduran aja" Ujar Adel, marsha kaget saat mendengar suara berat itu. Suara yang belakangan ini membuatnya rindu.
"Kenapa gue bisa disini?" Tanya marsha, tadi ia sedang berjalan untuk pergi bekerja namun tiba tiba kepalanya sakit.
"Tadi lo pingsan di jalan, jadi gue bawa ke sini"
Marsha memaksakan diri untuk bangun, ia harus pergi bekerja pasti sekarang bosnya sedang menunggu kehadirannya dan dapat di pastikan, setelah ini ia pasti akan di ceramahi oleh bosnya itu. Dia melihat ke sekeliling, ruangan ini bukan kamar riwayat biasa. Bagaimana ia bisa membayar biaya rumah sakit, ini kamar VIP.
"Gak usah dipikin, gue yang akan bayar" Kata Adel seakan ia tahu gadis itu sedang memikirkan apa.
Marsha menggeleng, ia tidak suka di repotkan orang lain apalagi sampai dikasihani. "Gak usah biar gue aja"
"Gue udah terlanjur bayar"
"Nanti kalo udah gajian gue ganti" Marsha ingin tetap membayar, ia tidak bisa terus bergantung pada orang lain
"Gak usah, sha"
"Gue janji, nanti gue ganti"
"Oke, lima juta dua hari nginep di sini"
Marsha tersentak. Gajinya bekerja di kedai saja tidak mencapai lima juta. Marsha bingung bagaimana dia harus membayar.
Adel tersenyum. "Lo gak usah pikirin sha. Udah biar gue aja! Gue udah bilang sama lo, kalo lo butuh apa apa tinggal bilang gue"