Semenjak bertemu denganmu, doaku kini bertambah menjadi satu. Satu nama yang ku harap menjadi penutup dari setiap singgah yang sementara
Adel menghela nafas beberapa kali, menormalkan detak jantungnya akibat tatapan tajam dari wanita yang duduk di sebelahnya. Ia masih berada di rooftop, tidak peduli dengan bel yang sudah bunyi dari 3 menit yang lalu. Yang penting gadisnya itu tidak salah paham padanya.
Ashel terus menatapnya, membuat Adel sulit untuk berkutik, Adel menggaruk tengkuk nya yang tak gatal.
"Lo marah? Sorry!" Hanya itu yang terlontar dari mulut Adel.
Ashel mendengus kesal.
"Iya, gue marah"
Adel mulai gelisah. "Soal yang tadi ya? Lo salah paham, gue sama dia gak ada hubungan apa apa"
"Kenapa lo gak bilang sama gue, kalau sebelumnya lo pernah ngeliat Gita sama orang lain"
"Gue gak mau ikut campur. Lagian lo sendiri kan yang bilang, gue harus jauh jauh dari lo? Dan anggap kejadian yang pernah kita lewati gak pernah terjadi?" Balas Adel membela diri
Ashel terbelalak, ia bicara seperti itu karena ia marah padanya. Kenapa Adel mempercayai ucapannya.
"Gue bilang gitu karena gue sebel sama lo! Lo bilang suka sama gue tapi kenapa lo malah deket deket sama yang lain?"
"Iya sorry! Gue yang salah" Tutur Adel lesu.
Ashel semakin cemberut melihat respons Adel yang menyebalkan.
"Gue putus sama Gita"
Adel melirik ashel lalu senyum licik terlintas dari sudut bibirnya.
"Bagus dong"
"Kok bagus?"
"Itu artinya lo bisa jadian sama gue"
Ashel memutar bola matanya malas. "Gue gak mau pacaran sama lo"
"Entar juga mau" Tutur Adel penuh percaya diri.
Ashel memukul lengan Adel pelan. "Ngaco lo!"
"Lo ke sini nyari gue?"
Ashel gelagapan. "Geer lo. Gue ke sini cuma mau mastiin aja kalau lo nggak bolos. Sebagai sekertaris Gue capek! Tiap guru yang masuk ke kelas selalu nanyain lo ke gue" Tuturnya panjang lebar.
Bukannya mendengarkan dengan baik, Adel malah sibuk memperhatikan wajah gemas Ashel yang sedari tadi sibuk mengoceh.
Ashel menoleh ke samping. "Lo denger gue gak sih?"
"Gue niatnya gak mau bolos. Tapi lo udah ngajak gue bolos. Gimana dong?"
Ashel melirik jam yang melingkar di tangannya, matanya membulat sempurna. Ia langsung berdiri dari duduknya
"Ayo cepet Dell! Kita harus masuk. Udah telat 10 menit nih" Paniknya sembari menarik tangan Adel agar ikut berdiri. Namun Adel malah mengacuhkannya, cewek itu masih duduk santai.
"Tenang aja! Nanti gue izinin sama Ara" Jawabnya enteng
"Gue nggak mau ketularan bolos, ya. Kayak lo" Ashel melepaskan tangannya yang sedari tadi menarik narik tangan Adel. "Kalau lo mau bolos, bolos aja sendiri. Gue mau masuk!"
Adel menarik tangan Ashel untuk kembali duduk di sampingnya lalu merangkul bahu gadis itu. "Gue suka sama lo" Bisik Adel tepat di telinga Ashel.
Setelah mengatakan itu Adel langsung lari pergi meninggalkan Ashel yang masih menormalkan detak jantung. Kakinya terasa lemas untuk berjalan, bahkan berdiri saja tenaganya di rasa belum cukup.
***
Karena Chika sedang mengalami nyeri haid, jadi hanya Ashel dan Kathrin yang pergi ke kantin untuk memesan makanan untuk Chika. Mereka langsung menuju kantin setelah bel istirahat berbunyi.
Kaki Ashel berhenti melangkah saat melihat Gita berdiri di depan kelas. Ashel sebenarnya tidak ingin bertemu dengan wanita itu, tapi dia tidak mungkin kembali ke kelasnya dan membiarkan Kathrin ke kantin sendirian.
"Lo gak papa, Shel? Lo balik aja ke kelas! Gue ke kantin sendiri aja" Tanya Kathrin memastikan
"Gue gak papa kok"
Ashel kembali melangkah dengan pandangan lurus. Dia pura pura tidak melihat wujud Gita.
"Shel!" Panggil Gita membuat ashel mau tak mau menghentikan langkahnya. Dia berhenti, namun tidak menoleh ke arah sumber suara.
Gita menghampirinya dengan gugup dan perasaan campur aduk. Ia masih mencintai Ashel dan berharap semoga gadis itu mau memaafkannya.
"Lo bisa tinggalin kita berdua sebentar?" Pinta Gita pada Kathrin. Kathrin pun mengangguk lalu pergi menjauh.
Gita menggenggam tangan Ashel membuat Ashel langsung menoleh padanya. Ashel hendak menarik tangannya namun Gita menggenggamnya dengan kuat.
"Shel. Maafin aku! Aku ngaku aku salah. Tapi aku nganggep dia cuma pelampiasan saat kamu gak bisa aku ajak jalan. Aku gak punya niat seling-"
"Stop! Apapun alasan lo, gak bakal gue Terima. Penghianatan lo mungkin bisa gue maafin, tapi rasa sakit yang udah lo beri ke gue, jangan harap lo bisa ngarepin gue lagi!"
"Aku masih cinta sama kamu! Kasih aku kesempatan kedua"
"Gak ada kesempatan kedua" Ashel langsung menarik tangannya yang di genggam kuat oleh mantan pacarnya.
Matanya tidak sengaja melihat Adel dan Oniel sedang berjalan ke arahnya. Ashel bersorak dalam hati, pujaan hatinya telah datang.
Adel melangkah menghampiri Ashel
"Gue mau ajak Ashel ke kantin dan dia gak punya urusan lagi sama lo" Ucap Adel santai lalu merangkul pundak Ashel
"Gue mau ngomong sama cewek gue! Lo gak berhak buat ngat-"
"Bukannya lo udah putus?" Potong Adel cepat.
"Tapi gue belum sepakat buat putus dari Ashel! Jadi gue masih pacarnya" Ngotot Gita
"Tapi sekarang dia cewek gue! Gimana dong"
Mata Gita bulat sempurna. Pandangannya beralih pada Ashel yang sedari tadi diam, Ashel juga tidak protes atas omongan Adel barusan.
"Dugaan gue ternyata bener. Bukan gue yang selingkuh, tapi lo!" Tutur Gita sembari menunjuk muka Ashel dengan telunjuknya.
"Udah selesaikan? Gue mau ngajak cewek gue ke kantin" Kata Adel lalu mengajak Ashel pergi menuju kantin.
Entah sejak kapan degup jantung Ashel berdebar dengan hebat, apalagi ucapan Adel yang mengatakan bahwa dirinya adalah kekasihnya, jantungnya semakin tak karuan saja.
Adel yang menyadari sikap Ashel sedari tadi hanya diam, menghentikan langkahnya membuat gadis itu mengeryitkan dahi.
Adel tersenyum simpul. "Kenapa lo diem mulu? Nyaman banget ya di rangkul gue kayak gini?"
Ashel langsung melepas rangkulan Adel. "Oniel mana?" Tanya Ashel mengalihkan pembicaraan.
Adel Celingak-celinguk mencari keberadaan Oniel. Ia baru menyadari tidak ada Oniel di sana.
"Ke kelas lagi mungkin. Atau duluan ke kantin"
"Ara?"
"Nemenin Chika"
Ashel hanya mangut mangut.
Adel menautkan tangannya di sela sela jari Ashel. Ashel mendongak, pertama kali yang gadis itu lihat adalah senyum hangat milik Adel, dengan senang hati ia membalas senyum Adel.
VOTE KUYY!!
