DUA BELAS

3K 271 4
                                    

Kamu tidak akan mengerti, karena bukan kamu yang patah hati

Mata Ashel mulai terbuka saat merasa tidurnya sudah cukup. Selain itu, dia juga merasa tidurnya tidak senyenyak biasanya karena tangan kathrin yang beberapa kali menghantam tubuhnya. Belum lagi chika yang mendekapnya erat seolah tubuhnya adalah guling.

Ashel yang biasanya bisa tidur dan berguling guling dengan bebas sekarang harus berdesak desakan dengan kedua temannya. Sebenarnya tidak masalah kalau tidur mereka cantik layaknya putri yang bisa tidur hanya dengan berbaring dan memejamkan mata, sayangnya kedua teman Ashel kalau tidur lebih seperti kuda lumping yang berguling kesana kemari dengan kaki menendang nendang. Selimut yang melindungi tubuh mereka dari dinginnya AC kini sudah tergelak di atas lantai. Pelakunya adalah kathrin, hanya dia yang tidurnya paling heboh diantara kedua teman Ashel.

Mata Ashel melirik jam dinding sekilas. Sekarang sudah menunjukan pukul sepuluh pagi pantas saja cacing di perut ashel meronta ronta minta di beri makan.

Ashel menatap jengah kedua temannya yang masih tertidur pulas. Tangan Chika yang ada di perutnya pun dia singkirkan. Begitu pula kaki Kathrin yang sejak semalam mengunci pergerakan kaki Ashel.

Setelah tubuh Ashel terlepas dari pelukan temannya, dia bangun perlahan agar tidak membangunkan teman temannya.

Kaki Ashel melangkah menuju kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu ia menyisir rambutnya dan mengucirnya dengan asal.

Ashel berjalan keluar kamar, pergi menuju dapur untuk mengambil minum. Rumahnya kosong, papa sudah jelas berangkat kerja. Tapi pergi kemana mamah dan dava?

Ashel duduk di ruang tamu lalu membuka ponselnya, ada pesan masuk dari mamahnya.

"Mamah sama dava pergi kerumah nenek dulu. Takut ganggu waktu kamu sama temen temen kamu, nanti temen kamu canggung kalau ada mamah. Tadi mamah mau bangunin kamu tapi kamu tidurnya pulas banget, mamah nggak tega banguninnya. Mamah udah masak buat kalian. Have fun"

Ashel mengukir senyum, selalu begini. Jika ada temannya mamah selalu mengungsi kerumah neneknya, padahal teman Ashel tidak gigit dan bahkan mamah sudah mengenal kedua teman Ashel. Sebenarnya yang canggung itu mamahnya bukan kedua temannya.

"Ngapain lo senyum senyum. Ada chat dari siapa?" Kathrin melirik ponsel Ashel untuk mengetahui siapa yang mengirim pesan pada temannya sehingga membuat ashel senyum senyum sendiri.

"Kepo lo" tutur Ashel, mematikan layar ponselnya dan menyimpannya di atas meja

Kathrin hanya mendengus sebal

"Chika belum bangun?" Tanya Ashel melirik Kathrin sebentar yang sudah duduk di sampingnya

"Itu anak kan kebo banget" Ucap Kathrin santai sembari mengambil remot dan menyalakan tv.

"Nyokap gue udah masak, lo mau makan sekarang?"

Kathrin mengangguk sumringah

"Ayok" Kathrin berjalan mendahului Ashel dan duduk di meja makan

"Bangunin dulu chika lah. Masa kita makan cuma berdua"

"Nanti juga bangun sendiri" acuh Kathrin

Jika urusan makan, ia tidak ingin menundanya. Makanan di depannya lebih menggiurkan dari pada harus membangunkan Chika.

Ashel duduk di hadapan Kathrin

"Enak banget, ya. Lo pada makan tanpa gue" sinis Chika

Kathrin hanya terkekeh. "Ya sorry, lagian lo susah di bangunin sih"

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang