EMPAT PULUH LIMA

1.1K 91 0
                                    

Begini saja, layaknya orang baris berbaris, kamu hadap kanan aku hadap kiri dan kita sama sama melangkah ke depan tanpa lagi menoleh kebelakang

Tepat lima hari sudah Ashel tidak masuk sekolah. Hari ini Ashel mulai sekolah setelah empat hari berdiam di rumah sakit. Ashel tidak bisa membiarkan Adel kembali bolos, selama ia di rumah sakit cewek itu selalu menemaninya. Seperti sekarang ini, Adel selalu mengawalnya kemana pun ia pergi. Lukanya pun mulai banyak yang sudah membaik meskipun masih meninggalkan bekas.

Adel berjalan santai di Koridor dengan mengenggam erat tangan Ashel. Perlakuan itu tak luput dari pandangan siswa siswi yang melihatnya kagum, banyak juga tatapan iri dari para siswi. Ashel menundukan kepala, sementara Adel cewek itu berjalan santai dengan bibir yang bersiul.

Adel menghentikan langkahnya ketika seseorang menghalangi jalannya. Ashel pun ikut berhenti, ia mendongak dan sedikit tersentak mendapati Zee tengah berdiri di hadapannya.

"Minggir! Lo ngehalangin jalan orang" Tungkas Adel.

"Gue ada perlu sama cewek lo" Sarkas Zee.

Ashel mengernyit bingung. "Gue?" Ujarnya sembari menunjuk dirinya sendiri.

"Iya" Zee mengangguk.

"Perlu apa?"

"Gue perlunya sama Ashel bukan sama lo" Hardik Zee menatap malas ke arah Adel.

"Gue juga perlu tahu" Tutur Adel mengeratkan genggamannya di tangan Ashel.

"Gue pengen berdua" Kesal Zee

"Gak bisa!"

"Ck, lo baru pacarnya! Gak usah ngatur dia mau temenan sama siapa juga" Cibir Zee.

"Udah! Cepet lo ada urusan apa sama gue?" Sanggah Ashel. Ia malas melihat perdebatan diantara mereka. Apalagi ini masih pagi.

"Gak disini" Ujar Zee.

"Dimana sih?" Keluh Ashel.

"Ikut gue" Ajak Zee "Cuma ASHEL" Ujar Zee menatap sengit ke arah Adel.

"Gue gak akan biarin Ashel pergi sama lo kecuali sama gue" Ujar Adel masih setia menggenggam tangan Ashel.

Ashel mengelus tangan Adel, sontak Adel menatap gadis itu. Ashel memberi kode lewat pancaran matanya bahwa ia akan baik baik saja. Adel menggeleng namun dengan cepat Ashel mengangguk. Adel berdecak sebal, ia menghempas tangan Ashel begitu saja. Lalu Adel pergi begitu saja meninggalkan Ashel dengan Zee sembari menekuk wajah.

Ashel menghembuskan nafasnya kasar. Pasti cewek itu marah padanya!

"Oke to the point! Lo ada urusan apa sama gue?"

"Gue denger denger lo masuk rumah sakit ya?" Tanya Zee

"Terus?"

"Tadinya gue mau jenguk lo tapi gak ada waktu yang pas! Maafin gue"

"Kenapa lo minta maaf? Gue juga gak ngarep lo jenguk" Ujar Ashel masih terlihat cuek.

Zee mendekat. Tangannya mengambil sesuatu dari saku celanya.

"Gue punya sesuatu buat lo"

Ashel menatap bingung. Mulut Ashel langsung terbuka saat Zee menunjukan apa yang berada di genggamannya. Sebuah kalung indah dengan liontin bentuk hati.

"Buat gue?" Tanya Ashel seakan tidak percaya.

"Iya lah! Kalo bukan buat lo terus buat siapa?"

"Kenapa lo kasih gue kalung? Bentuk hati lagi" Tanya Ashel dengan tatapan penasaran

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang