Bolehkah aku mencintaimu dengan dia dalam waktu bersamaan?
Ashel duduk di bangku pinggir lapangan sembari memperhatikan teman-temannya yang sedang bermain bola. Mata pelajaran penjaskes kali ini tentang sepak bola. Sayangnya, Ashel tidak bisa bergabung dengan mereka karena nyeri haid yang sekarang sedang di rasakan. Dari pada Ashel pingsan di lapangan, lebih baik dia memilih izin sakit dan duduk di pinggir lapangan.
"Lo nggak ikut olah raga?" Tanya seseorang membuat ashel terkejut dengan kedatangannya yang tiba-tiba.
"Enggak"
"Kenapa?"
"Perut gue sakit"
Orang itu langsung menoleh. Tatapannya menyusuri wajah Ashel yang terlihat pucat.
"Mending tadi lo nggak usah sekolah" saran orang itu dengan enteng.
"Emangnya gue elo, suka bolos!" Cibir Ashel sembari menatap adel sinis.
Adel berdecak sebal. "Lo kan lagi sakit, Shel! Ijin sehari aja, muka lo pucet banget"
"Gue nggakpapa Dell" lirih ashel
"JANGAN PACARAN MULU, WOY! CEPET PEMANASAN" Teriak Ara yang di tunjukan untuk Adel. Suaranya yang keras membuat semua orang menatap ke arah Adel dan Ashel.
Adel mendengus lalu ia bergabung dengan teman temannya yang sedang melakukan gerakan pemanasan.
Setelah pak Adit menjelaskan materi dan sedikit memberi contoh teknik dasar sepak bola, murid muridnya pun di persilahkan untuk mempraktekkan materi yang baru saja di berikan. Pak adit mengelompokkan murid muridnya menjadi dua tim lalu mempersilahkan mereka untuk bertanding.
Adel kembali duduk di samping Ashel setelah izin pada pak adit untuk mengobati lukanya. Dia baru saja terjatuh karena tertabrak yudis yang berbadan gemuk. Sikunya terluka cukup parah. Darahnya pun masih keluar, tapi wajahnya terlihat santai.
"Tangan lo kenapa?" Tanya Ashel panik
"Habis jatuh" jawabnya singkat
"Kayak anak kecil lo, dikit dikit jatuh" ledek Ashel. Matanya memperhatikan luka Adel.
Adel berdecak tidak terima.
"Kalau lo di tabrak yudis, apa lo bakal baik baik aja?"
Ashel terkekeh saat menyadari kalau adel terjatuh karena yudis. Memang tidak ada yang selamat setelah bertabrakan dengan yudis.
"Ke UKS yuk! Luka lo harus di obatin" ajak Ashel yang sudah bangun dari duduknya.
"Nggak usah! Nanti juga sembuh sendiri"
Ashel meraih tangan Adel dan menarik tangannya agar cewek itu bangun.
"Ayo! Cepet"
Ashel menarik tangan Adel agar Adel mengikutinya. Adel pun pasrah. Dia membiarkan Ashel menarik tangannya menuju UKS.
Ashel mengedarkan pandangannya ke setiap penjuru UKS, Ashel mengernyitkan dahinya tidak ada penjaga di sana. Ashel mencari kotak P3K, dan duduk di samping Adel saat ia sudah menemukannya.
Ashel mulai membersihkan luka Adel. Beberapa kali Adel mengaduh, tapi tidak di pedulikan oleh Ashel.
"Aw. Lo pelan pelan dong! Dendam banget kayaknya sama gue" protes Adel karena Ashel menekan lukanya dengan tidak berperasaan.
Ashel berdecak dengan menatap Adel kesal. "Ini udah pelan. Lo aja yang cengeng"
"Siapapun juga orangnya bakal sakit kalau lukanya di teken"
