Ada sesuatu yang namanya cinta Dan itu gak bisa kamu lihat, tapi kamu bisa rasain di hati
Ashel sudah rapih dengan pakaian seragam sekolahnya, sekarang ia sedang berada di pintu rumah Adel. Cewek itu sudah berjanji akan berangkat sekolah bersama, namun dari tadi ia sulit untuk menghubunginya pasalnya ponsel cewek itu tidak aktif. Jadi dirinya memutuskan untuk pergi ke rumahnya.Namun sudah hampir lima menit Ashel mengetuk pintu, tidak ada sautan dari dalam sana sama sekali. Ia yakin pasti Adel masih tertidur pulas, apalagi kedua teman gilanya itu menginap disini, sudah di pastikan mereka bergadang sampai tengah malam. Jika Adel bukan orang yang di cintainya ia tidak akan rela menunggu di depan rumah cewek itu.
Karena kesabaran yang dimilikinya, akhirnya pintu terbuka. Menampakan wanita dengan pakaian berantakan dan rambut acak acakan. Namun tunggu, itu bukan Adel
"Lo ngapain ke sini?" Tanya cewek itu masih di ambang pintu. Dengan kepala yang di senderkan pada pintu.
"Adel mana?"
"Tidur" Jawab Oniel cuek.
Oniel yang membukakan Ashel pintu, karena ketukan pintu yang begitu keras sehingga membuat nya mau tak mau untuk bangun. Kedua temannya masih tidur pulas, karena kemarin malam mereka bergadang untuk bermain game dan harus tidur pukul dua dini hari tadi.
"Yaudah bangunin" Paksa Ashel lalu menerobos masuk sehingga tubuh Oniel sedikit terhuyung kebelakang. Matanya masih berat untuk terbuka.
"Lo bangunin sendiri aja, gue mau lanjut tidur" Tuturnya sembari membaringkan tubuhnya di sofa.
"Lo gak sekolah?" Tanya Ashel dengan alis yang terangkat satu.
"Tolong izinin gue dong" Pintanya dengan mata yang tertutup.
Ashel mengacuhkan permintaannya. "Adel dimana?"
"Kamar"
Ashel menghembuskan nafasnya pelan. "Gue gak tahu kamarnya"
"Atas"
Ashel melangkah ragu menaiki tangga. Kakinya terasa berat saat sudah berada di pintu kamar Adel.
Ashel membuka pintu kamar Adel perlahan. Sang pemilik kamar ternyata memang masih tidur. Entah bagaimana cara cewek itu tidur sampai ranjangnya berantakan. Selimutnya tersingkap, gulingnya jatuh dan bantalnya bergeser dari posisi yang seharusnya. Dan yang membuatnya terkekeh adalah Ara tertidur dengan memeluk Adel.
Ashel sedikit terkekeh lalu mengambil guling yang jatuh dan meletakan kembali di atas ranjang. Dia berjalan ke arah gorden yang masih tertutup lalu membuka gorden itu agar cahaya matahari bisa masuk ke kamar Adel dan bisa membangunkan mereka berdua.
"Eungh" Lenguh Adel sembari menutup matanya dengan lengannya sendiri.
Ashel mendekat lalu mencubit pipi Adel gemas.
"Bangun, gue geli ngeliat lo pelukan"
Mata Adel langsung terbuka ketika mendengar suara itu. Ia terkejut dengan keberadaan Ashel lalu matanya menoleh pada lengan yang melingkar di perutnya dan langsung beralih melirik ke samping. Adel langsung menyingkirkan tangan itu dan duduk. Ia menjitak kepala Ara dengan keras sehingga Ara mengerjapkan matanya.
"Katanya lo ngajak gue sekolah bareng" Gumam Ashel
"Lo gak jadi bolos dell?" Tanya Ara yang langsung mendapat pelototan dari Ashel.
"Lo mau bolos?"
Adel menggaruk tengkuknya yang tak gatal, ia mengumpat dalam hati perlakuan temannya yang ember itu.
