SEPULUH

3.3K 283 8
                                    

Mungkin takdir yang telah menuliskannya untuk membuat kita tak sejalan dengan berjuta cara dan berjuta alasan.

Senyum ashel mengembang saat mendapati gita sudah berada di depan rumahnya. Pacarnya itu sedang duduk di atas jok motor sembari memainkan ponsel.

Ashel berdehem untuk menyadarkan pacarnya akan kehadirannya. Ashel mendongak. Dia tersenyum melihat ashel yang selalu terlihat cantik setiap harinya.

"Ayo!" Ajak ashel

Gita mengangguk lalu memasukan ponselnya ke dalam saku. Dia memasangkan ashel helm sembari menatap mata ashel dengan tersenyum. Ashel langsung naik ke jok bagian belakang.

Motor gita mulai berjalan saat ashel sudah duduk manis di belakang. Tangan cewek itu pun sudah melingkar manis di perut gita.

Saat di atas motor seperi ini, ashel lebih memilih diam dari pada mengajak gita berbicara karena telinganya selalu budeg mendadak apalagi memakai helm. Suara mesin kendaraan di tambah angin yang berlawanan arah membuat suaranya terdengar tidak jelas.

Ashel turun dari motor saat mereka sudah sampai di parkiran SMP Mahardika. Ashel membuka helm lalu memberikannya pada gita yang langsung di terima dengan baik oleh kekasihnya.

"Yuk!" Gita menarik tangan ashel lalu saling menautkan tangan.

Ashel melirik gita saat tangan mereka saling tergenggem, gita tersenyum ke arahnya dan ashel pun membalas senyum gita. Kelas mereka berdekatan, memudahkan gita untuk mengawasi pujaan hatinya agar tidak berpaling ke lain hati.

Langkah mereka terhenti tepat di depan pintu kelas ashel.

"Aku ke kelas duluan, ya! Belajar yang rajin. Biar aku tambah sayang" pesan gita lalu menarik hidung ashel dengan gemas.

Ashel tersenyum.

"Kamu juga yang semangat!" Tutur ashel sembari mengepalkan tangannya dan di angkat ke udara.

Gita mengangguk lalu melangkahkan kakinya menuju kelas.

"Gue kemaren liat mantan lo shel" ucap kathrin heboh saat ia melihat ashel duduk di kursinya.

"Mantan apaan? Gue nggak punya mantan" balas ashel nyolot

"Iya, secara ashel waktu SD udah kayak macan, masuk SMP lansung sama gita" sambar chika sembari memainkan ponselnya

"Nyinyir mulu kerjaan lo" ledek ashel, menjitak kepala kathrin pelan.

"Eh bener kemaren gue liat, mantan lo di lampu merah shel. Aduh mukanya abis di tinggal lo jadi burik tahu" cerocos kathrin

"Gue nggak punya mantan kath. Jangan ngada ngada lo" sewot ashel

"Terus, pengamen yang kemaren gue liat siapa dong?" Canda kathrin di sertai dengan kekehan

Ashel langsung menatap kathrin dengan tajam. Ia tidak terima jika mempunyai mantan seorang pengamen. Cinta pertamanya gita, beda jauh antara gita dan pengamen.

"Becanda kali, shel! Hidup lo serius mulu" bela kathrin sembari memasang wajah penuh penyesalan agar ashel percaya bahwa ia hanya bergurau.

"Rasain lo! Makanya jangan suka becanda. Senjata makan tuan kan!" Bukannya membela, chika malah memperkeruh suasana.

Kathrin mengumpat dalam hati, jika chika mempunyai badan yang gemuk sudah di pastikan ia akan menyembelihnya hari itu juga.

"Nggak usah di perpanjang!" Ucapan ashel membuat senyum kathrin mengembang.

"Gitu dong. Itu baru temen gue" tuturnya lalu langsung merangkul ashel dengan bangga.

***

Kebanyakan semua orang suka dengan yang namanya jam kosong karena mereka bisa melakukan aktivitas tanpa gangguan.

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang