TIGA

4.2K 357 6
                                    

"Terlalu nyaman sampai aku lupa aku hanyalah pengganti di saat tokoh utama tidak ada"

Setelah selesai membersihkan diri, adel menuruni anak tangga. Berjalan ke arah dapur. Seperti kebiasaan sebelumnya adel akan memasak makanan untuknya, ia tidak pandai memasak adel hanya menggunakan ponselnya untuk mencari tutorial cara memasak makanan yang enak. Adel berjalan menuju lemari es, kosong! Adel lupa berbelanja untuk kebutuhan makannya, disana hanya terdapat cemilan dan minuman soda saja. Akhirnya adel memutuskan untuk mengambil kunci motornya dan pergi ke supermarket yang tidak jauh dari rumahnya.

Saat adel membuka pintu rumahnya ia sedikit terkejut dengan kehadiran seseorang

"Ngapain lo kesini" dengus adel lalu berjalan melewati orang itu

"Mau kemana lo? Gaya bener" Bukannya menjawab, orang itu malah balik tanya yang membuat adel mengacuhkannya

"Lo mending balik raa! Gue sibuk" adel sudah menaiki motornya

Ara tidak menjawab, ia langsung duduk di belakang adel sambil memeluknya dari belakang

"Lo apaansih. Lepasin! Gue tonjok nih" ancaman adel mampu membuat ara melepaskan pelukannya

"Turun lo!" Titah adel

"Gue mau ikut lo"

"Lo kan bawa motor. Pake aja motor lo sendiri" risih adel

"Tangan gue pegel. Cepet! Nanti gue yang traktir" ujar ara

Adel langsung menerbitkan senyumnya. Ia menghidupkan motornya dan menancap gas dengan kecepatan tinggi.

***

Pada malam hari, ashel memutuskan untuk mengerjakan tugas di depan. Tidak terlalu dingin, karena ini jakarta. Tidak perlu memakai jaket atau kaos kaki, cukup baju tidur saja. Baru setengah soal mengerjakan tugas matematika, ashel mengistirahatkan pikirannya dengan menengadah, menatap langit malam yang tidak terlalu gelap karena lampu perkotaan.

Pandangan ashel beralih ke pintu gerbang yang sudah terbuka. Penerangan di halaman depan cukup terang sehingga dia dapat melihat orang itu. Malas berurusan dengannya, ashel lebih memilih untuk mengalihkan perhatiannya kepada buku matematika. Tapi belum juga ia mengetahui rumus mana yang harus di pakai, orang itu sudah tiba di depannya.

"Nih" mau berusaha tidak melihat, tapi netra ashel sudah menangkapnya. Sekantong keresek berwarna hitam.

Ashel mengerutkan keningnya, tangannya terulur untuk menerima kantong keresek dari adel. Ashel membuka kantong keresek itu. Kue balok? Ashel menengadah menatap adel dengan tatapan tidak mengerti.

"Buat gue?" Tanya ashel dengan wajah yang terlihat bingung

"Menurut lo" adel mendaratkan bokongnya di kursi sebrang meja ashel. Berbeda dengan ashel yang menggunakan baju tidur, adel menggunakan kolor berwarna hitam dan kaos oblong berwarna putih.

"Lihatnya gitu amat. Kenapa? Baru nyadar gue cakep?" Ujarnya dengan percaya diri sambil menyisir rambutnya kebelakang dengan menggunakan tangan, tak lupa dengan senyum yang menggoda.

Ashel tidak bisa menahan mulutnya untuk tidak terbuka, memang benar ashel menatapnya, tapi bukan berarti ia tertarik.

Ashel berdecak mendengar ucapan adel "geer banget sih lo jadi orang" ashel memutar bola matanya malas

Adel hanya terkekeh

"Atas dasar apa lo bawa kek ginian?" Sinis ashel

"Tadinya mau gue kasih ke kucing. Jadinya ke lo deh" katanya tanpa mengalihkan perhatiannya dari ashel

Pesan TerakhirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang