03. tentang pertunangan

85 12 0
                                    

"sadar diri itu perlu, berkaca juga memerhatikan kondisi sendiri juga perlu. Namun, jika terus sadar diri tapi tidak bisa bangkit untuk apa? Lebih baik lupa diri tapi bisa bangkit, meski itu sesat."

....

"tidak bisa pak, saya tidak setuju kalau anak saya harus bertunangan dengan anak bapak yang bernama Tamara, saya tidak setuju. Tapi, jika anak saya bertunangan dengan anak bapak yang bernama Tamari saya setuju."

"Maaf, Tamari lebih cocok dengan anak saya. Karena, gadis itu cantik. Berbeda dengan..... Tamara," Jordy mengungkap jawabannya, dia menunduk pada Adam "maaf atas perkataan saya." Ucap Jordy kembali, merasa tidak enak hati pada rekan kerjanya itu.

Adam terdiam, dia meminum minuman yang telah di sediakan. Menghembuskan nafasnya. Adam sudah tahu jawabannya, pasti rekan kerjanya itu menolak. Siapa juga yang mau menerima anaknya yang buruk rupa itu. Tidak ada, tapi, sebisa mungkin Adam harus mengabulkan syarat dari anaknya.

Dia ingin buru buru pensiun dari pekerjaan, sudah terlalu capek.

Adam berpikir bagaimana caranya agar anaknya bisa bertunangan dengan anaknya Jordy yaitu Rafael. Adam menegakkan duduknya, dia menatap Jordy dengan mata legamnya. Kedua peria paruh baya itu saling terdiam menyiptakan keheningan.

"Jika bapak tidak bisa menerima, dengan terpaksa, saya mencabut semua saham yang saya tanam di perusahaan bapak."

Degh

Menegang, Jordy menatap tak terbaca kearah rekan kerjanya itu. Apa apaan ini? "Maaf, pak. Jangan sangkut pautkan tentang masalah pribadi dengan pekerjaan!" Bantah Jordy.

"Ini juga tentang pekerjaan, ini demi kelancaran kerja sama kita."

"Tapi, tidak dengan membuat anak kita terlibat kan?" Lagi lagi Jordy menolak, dia tidak rela kalau anaknya harus bertunangan dengan putri Adam yang memiliki wajah jelek.

"Pikirkan matang matang, itu keputusan saya. Jika bapak tidak menerima ajakan saya untuk menyatukan anak kita. Ya sudah, dengan berat hati saya akan mencabut saham yang saya tanamkan di perusahan anda." Keputusan Adam, tidak ada yang bisa membantah atau menolaknya.

Jordy mengusap wajahnya kasar, perusahaan sedang bangkrut dan sebentar lagi akan musnah. Jika Adam tidak menolong dengan menyuntikan dana pasti perusahaan sudah bangkrut dari dulu dulu. Sekarang, Jordy harus bagaimana? Dia pusing, anaknya juga pasti membantah dan tidak mau menerima pertunangan ini.

"Saya setuju dengan pertunangan ini, jika yang ditunangkan dengan anak saya itu, Tamari bukan Tamara," Jordy mencoba menegosiasi. Dia melihat pada selembar foto yang ada diatas meja penghalang antara dirinya dan Adam. Disana ada foto dua orang gadis sepantaran, Yang satu terlihat cantik dan elegan sedangkan yang satu terlihat kucel dan jelek.

Adam menggeleng, "sudah saya katakan, yang akan saya tunangkan dengan anak anda itu anak pertama saya, pewaris utama keluarga saya. Tamara, bukan Tamari."

Kalau bukan Adam yang membantunya menaikan kembali usaha, Jordi sudah meninju wajah Adam yang tanpa di sadari memaksanya untuk merima perjodohan ini.

Jordy terdiam, menyerap perkataan Adam yang terlontar barusan "Tamara, pewaris pertama keluarga Sky?"

"Yes!" Jawab Adam langsung.

"Pewaris pertama Sekaligus pemegang perusahan yang anda jalankan sekarang?" Tanya Jordy lagi.

"Ya, jangan bertele-tele. Segera setujui atau tidak rencana pertunangan ini!" Adam, dengan wajah datarnya mendengus melihat pada Jordy yang sepertinya sedang menimbang-nimbang.

TAMARA; Ugly and Selfish [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang