43. Bunga Lily

29 5 1
                                    

Harusnya update besok, tapi tak apalah sekarang aja yaa.

Typo tanyain guysss, terimakasih!!

Rules. Tolong perhatikan tanggal dan bulan tanpa tahun, okey?

...

Kalau rindu bilang saja jangan malah merajuk sperti itu. Lucu banget sih!

Apasih?!

Kamu lucu.
Pasti bibirnya lagi monyong minta di kecup

Rafael!!

Apa sayang?
Hah? Kangen bibir aku? Minta di emut?
Bentar ya sayang, kelasku belum selesai.

Apasih gak jelas!
Aku gak ngomong gitu ya?!
Dasar fael mesum!!

Yaudah nanti pulang kuliah kita ketemu
Aku jemput
Tahan dulu rindunya

Rafael!!

Ya, sayangku? Kenapa Tara-nya Fael?

Isshhhhh!!!
Gajelas!!

Rafael terkikik geli dengan ponsel ditangannya, membuat beberapa teman satu kelas yang melihatnya mengernyit bingung. Wajahnya memerah karena menahan tawa. Andre yang duduk di samping Rafael menyenggol bangku Rafael membuat Rafael mengangkat wajahnya dari ponsel.

"Dos--"

"--hal lucu apa yang membuat kamu teralih dari materi yang saya sampaikan, Ananda Rafael?"

Ucapan Andre terpotong oleh gertakan dosen.

Rafael gelagapan. Memasukkan ponselnya pada hoodie. Menelan salivanya sudah payah. Sial, dirinya ketahuan. Rafael mengedarkan matanya, dan kembali merutuki malu saat semua pasang mata mengarah padanya.

"A-anu, i-itu pak---"

"Apa Rafael?"

"S-saya---"

Brakh!

"Keluar dari kelas saya!! Saya tidak menerima mahasiswi yang tidak sungguh sungguh menerima materi dari saya!!"

Rafael memejamkan matanya. Habislah dirinya!

....

"Dasar! Aku gak suka sama dosen kaya gitu!"

"Itukan salah kamu."

"Kamu belain dosen itu, sayang?"

"Bukannya aku belain, tapi kan--"

"Kamu gak sayang sama aku!!"

Rafael merajuk. Melipat keduanya tangannya di dada. Bibirnya maju beberapa senti dari tempatnya. Menghindari tatapan mata. Seperti anak kecil.

Menghela napas, Tamara memeluk Rafael dari belakang. "Idih.. kaya anak kecil aja ngerajuk!" Tamara menggoda Rafael. Menepuk nepuk bibir Rafael yang monyong. Rafael mendelik dan Tamara tertawa kecil.

"Balik sini, aku peluk." Rafael menurut. Berbalik. Tamara merentangkan tangannya dan Rafael menyambutnya. Masuk kedalam pelukan Tamara. Rafael menyimpan kepala di atas dada Tamara. Memejamkan matanya merasakan tepukan pelan di puncak kepala nya.

"Duda bisa merajuk juga yaa..."

"Sayangggggg....." Rafael semakin menekuk wajahnya. Paling tidak suka dikatai duda. Ya, meskipun memang dirinya duda. Argh, sialan. Kenapa harus status duda sih?! Wajah Rafael sudah memerah. Entah itu menahan emosi atau menahan tangis?!

TAMARA; Ugly and Selfish [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang