"Terlalu busukkah gue sampai gak ada satupun kupu-kupu yang hinggap?" __Fares Agustira Nugraha
Jika ingin kupu-kupu itu singgap. Jadilah taman, bukan angin musim semi yang bisa membuatnya pergi.
.....
Manusia selalu berubah seiringnya waktu. Juga keadaan yang memaksa.
....
Statusnya sudah berbeda, kini Tamara sudah mempunyai status sebagai tunangannya Rafael. Ada rasa senang, ada rasa sedih juga. Senang karena akhirnya, yang diingin inginkan tercapai --menjadi tunangannya Rafael. Namun sedih juga, pertunangan itu bukan atas dasar saling mengikat karena cinta. Namun karena sebuah keegoisannya juga karena bisnis.Tamara tersenyum kecut, cincin yang melingkar di jari manisnya dia pandang. Pagi hari yang weekend ini Tamara gunakan untuk lari pagi, sudah lama dia merasa tidak lari pagi. Tamara duduk dikursi taman, dingin cuacanya Tamara eratkan jaket yang dipakainya.
Tamara teringat, bahasa yang dia pakai pada Rafael sudah beda dari yang dulu. Sekarang bahasanya toxic, kasar, tidak seperti bulan-bulan lalu yang memanggil Rafael dengan mengunakan kata kakak juga selalu memanggil dirinya aku. Sekarang berbeda, Tamara menggunakan bahasa Lo - gue, terlalu muak diperlakukan kasar oleh Rafael.
Manusia selalu berubah seiringnya waktu. Juga keadaan yang memaksa.
Tamara tidak tahu dirinya ini bagaimana. Baikkah? Jahatkah? Atau seimbang? Tamara tidak mengerti dengan hidupnya. Sepertinya serba salah. Tujuan hidupnya pun tidak tahu, akankah bahagia menyertai nya kelak? Saat ini tidak ada kebahagiaan, semoga suatu nanti bisa bahagia, sebelum benar-benar pergi. Sebelum mati Tamara mau merasakan bahagia dulu, Tuhan, dengarkan doa dari manusia penuh dosa ini.
"Gue gak nyangka Lo juga suka lari pagi." Celetukkan tiba-tiba mengagetkan Tamara yang sedang melamun. Tamara tersenyum kecil pada orang itu, "mumpung ada waktu." Katanya.
"Emang gak pernah ada waktu?"
"Gak ada. Aku di tuntut untuk belajar bisnis."
Fares manggut-manggut. Di duduk disamping Tamara, menjaga jarak. "Rumah Lo didekat konflek sini?"
"Hmm,"
"Lo?"
"Konflek melati."
"Wow, berapa kilo Lo lari kesini? Gak patah tuh kaki?" Konflek melati jauh dengan konflek Tamara tinggal. Sangat jauh, dan itu termasuk konflek elit tempat orang-orang beduit tinggal.
Kekehan berat terdengar, fares menggeleng. "Nggak, guekan kuat." Diakhir dengan senyuman tipis.
"Gue tahu, keliatan dari otot-ototnya."
Keduanya terkekeh, tiba-tiba akrab saja. "Mental Lo juga kuat, gak hanya tubuhnya. Lo, hebat." Tamara menepuk-nepuk pundak Fares dengan senyum yang mengembang. "Beban hidup Lo, sama ya kaya gue?"
KAMU SEDANG MEMBACA
TAMARA; Ugly and Selfish [Selesai]
Teen Fictionegois Tamara skynay gadis jelek dengan sifat egoisnya yang mendarah daging, karena sifat egoisnya juga dia masuk kedalam lubang hitam. permintaannya pada sang ayah membawa dia pada kekerasan fisik juga mental. keinginan yang menjerumuskan dirinya se...