12. Syarat Lain

29 6 0
                                    

"Kesalahan kecil bisa menjadi besar seiringnya waktu, kebohongan kecil akan menjadi kebohongan besar dengan berjalannya waktu karena kebohongan kecil itu terus ditutup-tutupi ketika akan ketahuan, dan jadinya akan memupuk menjadi besar."

****

Seperti biasa, jika sudah pulang sekolah Tamara langsung kekantor ayahnya. Tidak ada acara main terlebih dahulu, Tamara di tuntut untuk langsung kekantor belajar bisnis, bisnis ayahnya yang nanti akan dia terus kan dikemudian hari.

Hari ini Tamara belajar bukan dengan sekertaris Adam melainkan dengan Adam nya, ayahnya Tamara sendiri yang mengajari. Dengan tekun lelaki paruh baya itu mengajari anaknya, dengan sabar dan lembut.

"Jika kamu mengelola perusahaan dengan seperti itu, dengan pikiran seperti itu perusahaan tidak akan maju bahkan berkembang yang ada malah bangkrut," Adam menyentil kening anaknya membuat Tamara meringis.

"Berpikir jauh kedepan, kalau dalam bekerja jangan mikirin diri sendiri mikirin orang lain juga."

Tamara leha-leha mendengarkan dengan bibir monyong menye-menye. "Ngapain mikirin orang lain, orang lain juga belum tentu mikirin kita."

"Heh!" Lagi, Adam menyentil kening anaknya, "Jangan jadi manusia egois!"

"Ayah juga egois gak mikirin perasaan Mamah kan? Contohnya Ayah punya pacar." Tara memutar bola matanya malas, mendengus tidak mendengarkan ucapan ayahnya.

"Yaa.. beda lagi kalau itu," elak Adam. Lelaki paruh baya itu memang memiliki hubungan gelap dibelakang istrinya. Penyebab pertamanya adalah Adam sudah sangat muak dengan sikap istrinya itu. Mengatur, mau menang sendiri, bersikap merendahkan Adam seolah-olah kehidupan Adam Diana yang mengatur.

"Yah, berubah."

"Baru satu bulan Tamara, belum bertahun-tahun."

"Kesalahan kecil bisa menjadi besar seiringnya waktu, kebohongan kecil akan menjadi kebohongan besar dengan berjalannya waktu karena kebohongan kecil itu terus ditutup-tutupi ketika akan ketahuan, dan jadinya akan memupuk menjadi besar. Ayah pernah dengar kata-kata ini? Apapun akan di maafkan kecuali perselingkuhan."

"Saat ini hanya aku yang tahu kalau ayah selingkuh dari mamah, punya kekasih baru. Nanti-nanti dengan berjalannya waktu mungkin orang lain, bahkan mamah juga bakal tahu."

"Ayah gak seharusnya gitu sama mamah." Tamara mencoba membuat ayahnya itu sadar dengan perbuatannya. Tamara tidak mau mamahnya sakit hati karena perbuatan ayahnya. Walaupun mamahnya tidak terlalu sayang padanya seperti sayang kepada Tamari. Tidak seharusnya Tamara mendukung ayahnya, Diana yang sudah mengandungnya selama sembilan bulan dan telah merawatnya sampai sekarang meski dirinya diberi perlakuan berbeda dari kembarannya.

"Ini salah mamah kamu, ayah gak mungkin kaya gini kalau bukan mamah kamu yang kaya gitu."

"Iya, mungkin ini ada kesalahan mamah yang mendorong ayah untuk ngelakuin itu. Tapi, istri seperti itu harusnya di nasehati sama suaminya bukan di duain. Mamah salah arah, dan harusnya ayah tuntun kejalan yang benar."

Adam menunduk, dia tersentil dengan ucapan anaknya itu. Ya, Adam merasa bersalah. Adam mengakui kesalahannya.

"Ayah maukan putusin kekasih ayah?"

"Ayah gak tahu."

"Kenapa?"

Adam bersitatap dengan Tamara, "dia, ngerti apa yang ayah mau. Dia baik, gak seperti mamah kamu."

"Gitu, ya?"

Adam mengangguk.

"Terserah ayah, aku udah jalanin tugas aku. Sekarang giliran gimana ayahnya aja."

TAMARA; Ugly and Selfish [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang