13. kembali seperti semula

30 6 0
                                    

"kesalahan adalah kebodohan." __Ann

" __Ann

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tok!

Tok!

Tok!

"Tamara Mamah mau ngomong sama kamu!" Diluar kamar Diana mengetuk kamar Tamara beberapa kali. didalam kamar, Tamara yang sedang menyisir rambutnya berhenti dan membuka pintu kamar itu.

"Ada apa, Mah?"

"Boleh Mamah masuk?"

Tamara mengangguk, dia menyingkir dari sana mempersilahkan mamahnya untuk masuk. Apa yang membuatnya mamahnya kekamarnya pagi-pagi seperti ini? Mau ngomong? Dan.... Mata mamahnya sebab seperti habis menangis. Apa... Ayahnya sudah meminta maaf?

Diana duduk ditepi ranjang anaknya, dia melihat sekeliling. Rapi. Dipikir, Diana merasa baru saja masuk lagi ke kamar ini setelah sekian lama. Diana bukan ibu yang selalu membangunkan Tamara, ibu satu itu juga jarang sekali mengecek keadaan anaknya.

Tamara ikut duduk disamping Diana. Melihat jam yang menempel di dinding kamar. Sudah jam enam, satu jam lagi pintu gerbang sekolah akan di tutup. "Ada apa, Mah?" Tamara bertanya, memulai pembicaraan.

"Apa soal pertunangan?" Tamara mengembuskan napasnya, "soal itu Mamah tenang aja, batalin aja, aku gapapa. Atau... Ganti aja sama Tamari. Soal perusahaan, meskipun aku gak tunangan dengan Rafael aku akan melanjutkan perusahaan itu. Aku masih akan belajar mengelola perusahaan dan menggantikan Ayah yang mau pensiun nantinya."

"Kata-kata mamah benar tadi malam, aku perempuan, gak seharusnya kaya gitu. aku egois cuman mikirin diri aku sendiri tanpa melihat bahwa jika aku begitu ada orang lain yang tersakiti sama perbuatan ku."

"Mah, bilang sama Tamari biar dia aja yang tunangan, Rafael milik Tamari."

"Dari kapan ayahmu menyelingkuhi mamah?" Ini tujuan Diana ingin berbicara dengan Tamara. Bukan soal pertunangan melainkan soal ada yang menyelingkuhi nya.

Kata yang akan keluar dari mulut Tamara terhenti seketika ditengah-tengah tenggorokan.

Deg.

Tamara terdiam kaku ditempat. Tidak menyangka mamahnya akan bertanya tentang itu padanya.

"Kamu udah tahukan Tamara, kalau ayahmu itu berselingkuh dibelakang mamah?" Mata Diana memerah berkaca-kaca. Dirinya hancur saat tadi malam tahu fakta itu.

"Mah..."

"Mamah tanya dari kapan?!" Diana berteriak dengan suara serak dan mata berair. Dia mengguncang tubuh Tamara. Meminta jawaban.

"Satu bulan yang lalu." Jawab Tamara akhirnya.

"Ceritain."

"Mah..."

"Mamah bilang ceritain!" Perintah Diana mutlak, dan mau tidak mau Tamara harus menceritakannya.

"Satu bulan yang lalu. Pertama saat aku setuju mau jadi penerus ayah. Aku datang ke kantor ayah, sebelum aku setuju menjadi penerus ayah pun aku suka datang kekantor ayah. Beberapa kali aku datang kekantor ayah selalu aja liat perempuan yang keluar dari ruangan ayah. Aku tanya sama sekertaris ayah, apa itu kliennya apa bukan, sekertaris ayah jawab, bukan. Aku interogasi sekretaris ayah, tapi nihil, katanya dia nggak tahu apa-apa. Dia hanya diperintahkan ayah, jika ada perempuan itu datang suruh saja masuk tanpa minta izin sama ayah."

TAMARA; Ugly and Selfish [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang