Winwin dan Jaemin sedang diantar menuju salah satu ruangan di mansion mewah yang mereka datangi. Salah satu mansion mewah milik Jung Shilla, tempat dimana ia menyekap Lin Xian dan Lee Yerin.
Winwin memilih duduk disalah satu kursi yang ada didalam ruangan luas yang mereka masuki sembari menunggu sedangkan Jaemin memilih untuk mengobservasi ruangan itu yang dipenuhi lukisan bergaya kuno yang tentu bukanlah barang murah. Tidak banyak perabotan dalam ruangan itu, hanya ada satu set sofa, dan tiga kursi kayu yang tertata sejajar"
Hanya lima menit dapat mereka dengar teriakan seorang wanita, nampak dua orang berbadan besar datang dengan masing-masing memegang seorang wanita di tangan mereka.
"LEPASKAN"
" CEPAT LEPASKAN AKU"
"KALIAN BERANI SEKALI MELAKUKAN INI PADAKU"
"YAA KALIAN DENGAR TIDAK, LEPASKAN AKU"
Teriakan ini hanya berasal dari Lin Xian, Yerin disebelahnya hanya diam dan patuh. Ia tidak protes ataupun mengeluh diperlakukan seperti ini. Karena juga percuma, alasan dia ada ditempat ini juga karena keserakahan orang tuanya. Jung Shilla meminta orang tuanya memilih antara perusahaan atau dia. Dan tanpa ragu ayahnya bilang lebih memilih perusahaannya, ibunya juga bahkan mengabaikan permohonan dirinya. Ia mengalihkan pandangannya dari Yerin saat Yerin berontak minta dilepaskan. Namun keduanya hanya diam, tanpa ada niat untuk menolongnya. Dia menyerah, dia telah benar-benar menyerah. Sekarang entah itu hidup atau mati semuanya sama untuknya.
Mata Lin Xian berbinar saat melihat siluet Winwin, "Gege kau datang, kau pasti datang untuk menolongku kan" ujarnya penuh harap. Lin Xian yang masih salah paham semakin nekat mendekati Winwin, "aku tahu kau pasti akan meninggalkan pelacur itu" ujarnya percaya diri.
Winwin akhirnya menatapnya, menatap dengan pandangan membunuh yang seolah dengan menguliti kulitnya atau mematahkan tulangnya. "Ulangi sekali lagi" desis Winwin berbahaya.
Namun bukannya takut Lin Xian malah semakin mengoceh "iya pelacur, seharusnya ku bunuh dia sejak awal. Dengan begitu gege tidak akan meninggalkan diriku, kita akan menikah dan bahagia selamanya" ucapannya bahkan semakin tidak terkontrol.
Winwin berjongkok dihadapan Lin Xian yang masih asyik menghayal untuk hidup bahagia dengan Winwin.
"AAAKKKKKHHHHH" jerit Lin Xian , matanya terbelak kaget melihat sebuah pisau yang tidak asing telah tertancap di paha kanannya.
Winwin menyeringai senang melihat bagaimana wanita itu berteriak kesakitan "sakit tidak, ini pisau yang sama Loh dengan yang kau pakai untuk melukai kesayangan ku" ucap Winwin dengan senyum mengerikan di wajahnya,
"AAAKKKKKHHHHH" teriak Lin Xian lagi saat Winwin justru memperdalam tusukannya lalu mengoyak dagingnya dengan gerakan pelan. "Sssstt ....... Jangan teriak suaramu itu jelek sekali" omel Winwin.
"AAAKKKKKHHHHH, JANGAN.... CUKUP .. . ITU.... SAKIT.... BERHENTI" jerit Lin Xian lagi saat Winwin berpindah pada paha kirinya, karena tidak sanggup menahan sakit kini Lin Xian sudah berbaring di lantai. Sembari merintih dan menangis.
"Itu balasan, tapi tenang saja aku belum selesai" Selesai berkata Winwin memberi kode pada salah satu orang untuk mengurus Lin Xian.
Gadis yang tengah berbaring kesakitan itu kini dijejali minuman yang dia tidak tahu apa, tidak sampai lima menit rasa terbakar yang aneh dirasakan oleh tubuhnya.
"Kau ingin aku dilecehkan, apa kau fikir aku takut aahhh" tantang Lin Xian sembari menahan hasrat dirinya.
Winwin menatapnya datar, "kau tidak perlu takut setelah ini kau sendiri bahkan tidak akan ingin melihat wujud mu sendiri" ujar Winwin sebelum meminta Lin Xian dibawah pergi, atau lebih tepatnya memulai hukumannya yang sebenarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X Haechan
FanfictionKumpulan Cerita Haechan dengan Member NCT ...Cerita ini mengandung unsur LGBT jadi untuk yang tidak suka maka tidak perlu mampir