Haechan tengah terduduk kaku dengan dua orang pria dihadapannya yang tengah memandangnya dengan tatapan penuh minat. "Jadi namamu Lee Haechan" tanya Taeyong yang tadi para Jung's muda itu memperkenalkan pria ini sebagai eomma mereka dan biasa dipanggil dengan bubu.
Flashback
Haechan berhenti seraya menoleh kebelakang ia datang kemari dengan para Jung's ya masa dia langsung pergi begitu saja. Entah apa niat mereka membawa Haechan, seharusnya Haechan juga tidak asal pergi begitu saja jadinya Haechan memutuskan untuk kembali ke toilet dan mendatangi para Jung's untuk berpamitan.
Haechan menghela nafasnya lega, saat ia melihat Chenle dan yang lain masih disana. "Haechan" panggil Jisung yang sadar akan kedatangan Haechan.
Haechan menggaruk kepalanya yang tidak gatal, "aku merasa tidak sopan jika langsung pulang begitu saja" ujar Haechan dengan nada mencicit seraya menundukkan kepalanya. Tidak sadar jika tindakannya membuat Jeno dan yang lain memekik gemas di dalam hati mereka.
"Kalau begitu ayo pulang" ajak Renjun semangat seraya menggandeng tangan Haechan, namun tiba-tiba dari arah belakang mereka sebuah suara menghentikan langkah mereka semua.
"Kalian mau kemana" suara Taeyong dari arah belakang membuat semuanya serempak menoleh, bahkan Haechan juga.
Taeyong mengerutkan keningnya menatap satu wajah yang asing diantara para putranya. Putra-putranya tidak pernah mau bergaul, dan kini ada seorang pemuda manis diantara mereka. Kehadiran Haechan tentu membangkitkan minat Taeyong untuk mencari tahu.
Flashback End
Dan beginilah sekarang, itulah kenapa ia ada diantara para Jung dan sahabat dari nyonya besar Jung.
"Ya" jawab Haechan kaku.
"Siapa nama orang tuamu?" Lanjut Taeyong bertanya.
"Bubu, kau ini aneh sekali anak sahabat sendiri tidak kenal" ujar Jaemin. Jawaban Jaemin membuat Taeyong mengerutkan keningnya heran, "siapa?" Tanya Taeyong.
"Paman Doyoung" jawab Jaemin singkat.
Sekarang orang disebelah Taeyong, yang tidak lain adalah Ten ikut menatap Haechan dengan sendu. "Putraku, Donghyuck ku" batinnya sedih.
"Paman, apa kau baik-baik saja?" Tanya Haechan seraya menyodorkan selembar tisu pada Ten karena Haechan melihat air mata yang turun dari mata Ten.
Ten tersikap sebentar sebelum akhirnya mengambil tisu ditangan Haechan, "terima kasih" ujar Ten tulus.
Haechan tersenyum dan mengangguk, "sama-sama paman" jawab Haechan ramah, namun justru menyakiti perasaan Ten. "Ini mommy Hyuck, hiks ini mommy" batinnya sedih. Ekspresi Ten yang kembali murung membuat Haechan salah tingkah, "apa aku berbuat kesalahan" batinnya.
Ia mencubit pinggang Jeno yang duduk disampingnya, "aku mau pulang" ujar Haechan penuh penekanan. Jeno yang hanya dapat meringis kesakitan akibat cubitan Haechan yang tidak main-main hanya dapat mengangguk.
Interaksi keduanya tidak lepas dari Taeyong, ia mencoba menahan tertawa akibat raut kesakitan putranya. "Haechan" panggil Taeyong yang membuat Haechan melepaskan cubitannya pada Jeno.
"Iya paman"
"Bubu, panggil aku bubu" ujar Taeyong seraya tersenyum ramah yang membuat Haechan hanya dapat menganggukan kepalanya kaku.
"Makan dulu baru pulang ya" ujar Taeyong yang terpaksa di setujui oleh Haechan. Pada akhirnya delapan orang itu menikmati makan malam mereka dengan tenang, namun Taeyong jelas kagum akan Haechan yang berhasil membuat para putranya tidak pilih-pilih makanan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X Haechan
FanfictionKumpulan Cerita Haechan dengan Member NCT ...Cerita ini mengandung unsur LGBT jadi untuk yang tidak suka maka tidak perlu mampir