Haechan membuka matanya perlahan dan tersenyum lembut saat melihat wajah Chenle yang tertidur. Ia hampir beranjak bangun sebelum ia terjungkal kebelakang karena kehadiran seseorang.
"Pagi sayang, tidurmu nyenyak" sapa mama Chenle dengan nada ceria.
Haechan mengangguk kaku, "bibi sudah lama disana?" Tanya Haechan dengan nada kikuk yang dibalas anggukan oleh mama Chenle. "Mungkin selama satu jam aku melihat moment manis diantara kalian berdua, uh... Lucunya" jawab mama Chenle yang membuat Haechan tampak malu.
Mama Chenle berkedip saat melihat Haechan yang mau beranjak namun tangannya ditahan oleh Chenle. "Sepertinya ia masih belum mengijinkan mu untuk bangun" ucap mama Chenle yang membuat Haechan menggoyangkan tubuh Chenle agar pemuda itu bangun namun sia-sia.
Melihat pintu sudah di tutup pada akhirnya Haechan berusaha membangunkan Chenle kembali yang nyatanya masih tidak ada artinya. "ZHONG CHENLE BANGUN" teriak Haechan dengan nada kuat.
Sret / Bruakh
Haechan terpaku saat ia hampir saja terjatuh tepat di depan wajah Chenle akibat tarikan Chenle pada pinggangnya. Haechan terdiam melihat wajah Chenle, ia suka melihat rahang tegas Chenle yang semakin hari semakin terlihat tegas, dan Haechan baru sadar kalau Chenle ternyata tidak terbangun.
"Dia benar-benar tumbuh semakin tampan, membuat iri saja" decak Haechan dengan nada sebal. "Aku sering memujinya semakin tampan, tapi dia malah mengatakan aku semakin imut" lirih Haechan. Ia lalu menopang satu tangannya untuk melihat wajah Chenle.
"Aku bisa memuji orang lain tampan selain Hyunjin bukankah ini kemajuan" lanjut Haechan bermonolog. "Itu tandanya aku pasti bisa melupakannya" tambah Haechan dengan nada tidak yakin.
"Pelan-pelan saja Haechan kau pasti bisa" bisik Haechan dengan nada lirih.
Sret
Haechan terdiam saat tubuhnya di peluk dengan erat, "jangan bersedih hyung aku tidak suka" bisik Chenle. "Hari ini kencan dengan ku mau?" Tawar Chenle yang membuat Haechan mendongakkan kepalanya dan menatap pada Chenle.
"Konsep kencanmu seperti apa? Aku harus menilainya lebih dulu" jawab Haechan dengan nada menggoda. Chenle tersenyum, "konsepnya adalah sesuai dengan keinginan mu, kemana pun dan apapun yang kau mau" jawaban Chenle membuat Haechan tersenyum senang.
"Ayo kalau begitu" ajak Haechan dengan nada antusias. Ia langsung beranjak dari pelukan Chenle dan bergegas masuk ke dalam kamar mandi sebelum tangannya dicekal, "kenapa?" Tanya Haechan dengan nada bingung.
"Aku minta upah" jawab Chenle yang membuat Haechan memberengut.
Cup
Satu kecupan di kening Haechan membuat Haechan terdiam kaku, "itu uang mukanya, nanti saat kencan selesai kau harus mencium pipi ku".ujar Chenle sembari menunjuk pada pipinya.
Wajah Haechan memerah, benar-benar merah membuat Chenle tersenyum. "Cepat mandi dan dandan yang cantik ya hyung" ujar Chenle sebelum pergi dari hadapan Haechan menuju pintu kamarnya. "Ingat hyung dandan yang cantik ya" ucap Chenle kembali mengingatkan meninggalkan Haechan yang tanpa sadar memegang dadanya.
"Kenapa berdetak sangat cepat" bisik Haechan, "apa aku terserang penyakit jantung" lanjut Haechan berbisik sembari mengusap dadanya yang masih tetap berdetak cepat.
************
Chenle menepati janjinya untuk menemani Haechan kemanapun, seharian ini keduanya menikmati waktu dengan bermain di taman hiburan. Segala jenis permainan telah mereka coba, untung saja Chenle juga bukan tipe yang penakut jadinya Haechan tidak perlu memilah permainan apa yang bisa mereka mainkan bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X Haechan
FanfictionKumpulan Cerita Haechan dengan Member NCT ...Cerita ini mengandung unsur LGBT jadi untuk yang tidak suka maka tidak perlu mampir