Haechan merasa dejavu, perasaan gugup untuk pergi kesekolah. "Semoga kali ini tidak seperti kemarin" doa Haechan dalam hati. Haechan tidak mau memiliki nasib seperti kemarin, ia setidaknya juga ingin punya teman.
Taeyong yang bertugas mengantar Haechan hari ini tersenyum lembut melihat raut gugup di muka Haechan. Dengan lembut ia usap keringat halus di dahi Haechan. "Jangan takut, semua akan baik-baik saja" hibur Taeyong saat Haechan menatapnya sendu.
"Aku harap aku punya teman hyung, walau hanya satu pun tidak masalah" bisik Haechan.
"Kau akan punya teman, percaya pada hyung" ucap Taeyong meyakinkan, dengan pelan ia kecup kening Haechan dengan sayang, lalu berkata "nah hyung sudah kasih jimat untukmu, tahu tidak ciuman dari hyung itu mahal bisa jadi keberuntungan"
Haechan dengan polos mengangguk "kalau begitu hyung ciuma yang banyak, biar Haechan banyak untung" ucap Haechan meminta.
Taeyong mengulum bibirnya menahan senyum "astaga jika sedang polos begini kenapa lucu sekali". Batin Taeyong gemas. Tapi tetap saja kesempatan mana mungkin ditolak oleh Taeyong dengan semangat ia mengecup seluruh wajah Haechan, kening, mata, hidung , pipi dan terakhir sedikit lumatan di bibir ranum Haechan.
"Ayo turun, hyung antar ke dalam" ajak Taeyong.
Haechan memandang Taeyong heran, "ishh kan Haechan udah besar hyung, kenapa masih diantar? Haechan malu nanti" jawab Haechan yang membuat Taeyong sweatdrop.
"Kau malu diantar oleh hyung?" Tanya Taeyong tidak yakin, "pasti aku salah dengar" batin Taeyong meyakinkan.
Namun anggukan penuh kemantapan dari Haechan membuat Taeyong merasa pundung. "Haechan bisa sendiri kok hyung, Haechan kan sudah besar" jawab Haechan meyakinkan. Taeyong hanya dapat mengangguk pasrah, moodnya sudah buruk karena penolakan Haechan tadi, sudah begitu ia hanya diberi lambaian tangan tanpa kiss bye.
Haechan memandang sekolahnya dengan antusias, "aku sudah dapat banyak ciuman dari Taeyong hyung, aku pasti akan punya banyak teman nanti" batin Haechan yakin.
Haechan sedikit kebingungan mencari ruang guru, karena itu ia menoleh ke kanan dan ke kiri mencari seseorang yang bisa dimintai bantuan. Namun karena perlakuan yang didapat Haechan di masa lalu membuat Haechan tidak berani menyapa satu anak pun yang lewat didepannya.
Haechan lalu mendesah lelah lalu menundukkan kepalanya, "hai kau butuh sesuatu" sebuah suara membuat Haechan mengangkat wajahnya dan memasang senyum manis.
Orang yang mengajak Haechan berbicara sempat tertegun sesaat sebelum berkata dalam hati "jadi ini anak yang diminta Taeil hyung untuk ku jaga, astaga senyumnya manis sekali"
Haechan memandang pemuda dihadapannya dengan wajah bahagia, "aku mencari ruang guru, aku murid pindahan yang masuk hari ini" jelas Haechan. "Dan kenalkan nama ku Haechan" ujar Haechan seraya mengulurkan tangannya.
"Aku Sungchan" jawab pemuda di hadapan Haechan, "salam kenal Haechan" lanjut Sungchan seraya menyambut uluran tangan Haechan. "Halus sekali tangannya, dia ini laki-laki atau wanita" batin Sungchan heran.
"Kalau begitu biar kuantar Haechan" tawar pemuda itu, yang tentu disetujui oleh Haechan. Haechan dan Sungchan telah sampai didepan ruang guru, dengan sopan Haechan berujar terima kasih pada Sungchan yang telah bersedia mengantarkan dirinya.
Haechan berdiri gugup disamping sang guru kelas, ia telah diminta oleh wali kelasnya agar memperkenalkan dirinya. Haechan akhirnya menghirup nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya. Tanpa sadar jika saat ini ia telah menarik minat teman sekelasnya. "annyeong namaku Lee Haechan salam kenal" ujar Haechan ramah beserta senyum manis.
"Manisnya, hai Haechan aku Yeji" celetuk seorang siswi yang duduk tepat didepan Haechan, Haechan tersenyum menanggapi ucapan Yeji.
"Dia Lee Haechan yang itu kan bagian dari keluarga Lee, astaga dia manis sekali cantik juga" bisik-bisik siswa terdengar di telinga Haechan.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X Haechan
FanfictionKumpulan Cerita Haechan dengan Member NCT ...Cerita ini mengandung unsur LGBT jadi untuk yang tidak suka maka tidak perlu mampir