Haechan sedang menidurkan kepalanya diatas meja, ketika tiba-tiba Mark datang dan memberikannya sesuatu. "Nanti berikan pada mama dan bilang jika itu dari Mina" ujar Mark lalu pergi begitu saja.
"Aku tidak mau" sahut Haechan cepat, ia pandangi Mark dengan datar "jika hyung ingin mama menyukai Mina maka lakukan sendiri, jangan menyuruhku ini dan itu untuk kepentingan Mina lagi" sahut Haechan cepat.
Mark tertegun sebentar melihat sikap Haechan, karena jika boleh jujur ini memang pertama kali Haechan bersikap sedingin ini pada Mark. Namun Mark tidak mau memperpanjang masalah, jadi dia ambil kembali kotak yang tadi ia berikan lada Haechan, "baiklah akan hyung beri sendiri pada mama" ucap Mark sebelum pergi.
Haechan memandang Mark dengan sedih, "untuk semua kepentingan gadis itu kau selalu saja mengabaikan aku" lirih Haechan sedih.
Renjun tidak suka melihat wajah Haechan sedih seperti itu, jadi ia mengkode dua saudaranya yang lain untuk mendekat karena ia ingin berbicara sesuatu.
"Pulang nanti ayo pergi main dan hibur Haechan" ujarnya berbisik. Keduanya menatap Renjun sebentar lalu mengangguk, "kita ajak dia ke tempat biasa saja bagaimana" usul Jeno yang langsung disetujui oleh saudaranya yang lain.
____++++______
Chenle sedang menatap Jihoon dengan pandangan tajam, "jadi kau tidak mau menuruti perintah ku ya" ujar Chenle dengan nada dingin.
"Sudahlah kita lakukan sendiri, cuma membuatnya sedikit cedera kan" ujar Jisung jengah.
Chenle akhirnya menuruti perkataan Jisung, "rahasiakan mengenai apa yang kau dengar ini, mengerti" bentak Chenle seraya mencengkeram dagu Jihoon, pemuda gendut itu langsung menganggukan kepalanya berulang kali.
"Jadi bagaimana kita memberi pelajaran pada gadis sialan itu" tanya Chenle.
"Cara lama, orang ku akan bekerja saat pulang sekolah nanti" ujar Jisung.
----++++-----
Haechan memandang kerumunan di depan sekolahnya penasaran, "ada apa?" Tanya Haechan pada salah seorang murid.
"Kang Mina kekasih si ketua osis tadi ditabrak mobil, kondisinya sih lumayan parah" ujar murid tersebut, Haechan sedikit mengerutkan keningnya atas musibah yang menimpa Mina. Namun yang lebih aneh adalah seringai Jeno yang tengah berdiri di sebelahnya begitu dingin dan menakutkan.
"Kenapa?" Tanya Jeno saat melihat Haechan yang menatapnya begitu intens.
Haechan menggeleng cepat, "ayo kita harus cepat, kau berjanji untuk ikut kami ke suatu tempat bukan" ujar Jeno seraya menarik tangan Haechan yang hanya bisa pasrah.
Haechan menghela nafasnya kesal melihat bangunan tinggi dihadapannya, "kalian membawa ku ke mall untuk apa?" Tanya Haechan dengan nada kesal. Pasalnya ia sedang malas mengunjungi tempat-tempat seperti ini saat ini.
"Kita main lah" jawab Jisung seraya menarik tangan Haechan masuk ke dalam mall dengan langkah setengah berlari, dan apa yang bisa Haechan lakukan selain mengikuti. Dibelakang langkahnya dan Jisung ada Renjun, Jaemin, Jeno dan Chenle yang menyusul dengan langkah setengah berlari.
Mood Haechan membaik, tentu membaik Jisung dan yang lain adalah tipe orang-orang yang sangat seru saat bermain. Seperti Chenle yang ternyata jago bermain basket, Jisung yang pintar menari, Jeno dan kekuatannya, serta Jaemin dan tingkah tidak terduganya. Kalau Renjun dia hanya bisa menjadi pemandu sorak, pemuda satu ini benar-benar payah saat bermain.
"Ah lelahnya" ujar Haechan seraya duduk di salah satu kursi yang ada di depan wahana permainan. Tingkahnya juga diikuti oleh para Jung's. "Aku lapar" sungut Haechan saat ia merasa perutnya berbunyi, tanpa berkata apapun ia meninggalkan Jeno dan yang lain untuk pergi ke area food court.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X Haechan
FanficKumpulan Cerita Haechan dengan Member NCT ...Cerita ini mengandung unsur LGBT jadi untuk yang tidak suka maka tidak perlu mampir