Lima pemuda saat ini tengah terpojok dengan posisi mereka yang dikerubungi oleh dua belas anak yang siap untuk memukuli mereka kapan saja.
"Kalian ini hanya anak baru, lalu mau sok-sokan jagoan dihadapan kami" ujar siswa paling gendut diantara yang lain. "Sudah begitu penampilan apa ini, kumpulan kutu buku cupu" ejeknya, sepertinya anak gendut ini adalah ketua kelompok bisa dilihat dengan sifat sok bossy nya yang membuat lima anak yang tengah terkepung menatap jijik pada sih anak gendut itu.
Namun meski kelimanya dalam kondisi terpojok, di wajah mereka tidak ada ekspresi takut sama sekali. Dengan penampilan rambut mangkok, kacamata bulat yang tebal serta baju yang terkancing rapi mereka masih berani menatap lawan mereka yang lebih banyak dengan tatapan menantang.
Haechan itu bukan anak rajin, tapi bukan juga pemalas. Ya dia hanya seperti siswa biasa yang lain yang bisa saja terlambat saat masuk sekolah. Sama seperti saat ini ia yang memang bangun kesiangan, akhirnya harus tertinggal bus terakhir yang menuju ke arah sekolahnya.
Jadi terpaksa Haechan harus kembali ke rumah untuk mengambil sepeda miliknya, dengan resiko terkena omelan sang mama. Ia juga harus mencari jalan alternatif lain yang jaraknya tidak sejauh dengan jarak bis. Namun saat ia akan sampai di dekat daerah sekolahnya, ia bisa melihat kawanan berandalan sekolah yang sedang melakukan pembulian.
"Aish sih gendut itu berulah lagi" gerutu Haechan sebal.
Dapat Haechan lihat jika anak gendut itu sudah akan mengangkat tangannya hendak memukul salah satu dari lima anak yang terkepung sebelum suara Haechan menginterupsi kegiatan mereka. "Yaaa.... Hwang Jihoon kau berkelahi lagi ya, tidak puas sudah kuhukum membersihkan toilet tiga hari lalu" teriak Haechan masih diatas sepedanya.
Anak bernama Hwang Jihoon itu membulatkan matanya kaget saat melihat sosok Haechan. "Eh ketua kelas, aku tidak ingin berkelahi kok mereka tersesat jadi aku dengan baik hati menunjukan jalan menuju sekolah" bantahnya seraya menjawab dengan nada manis.
Haechan memandang Jihoon tidak percaya namun ia akan melepaskan kelompok anak nakal ini sekarang "lalu cepat pergi ke sekolah sekarang, awas saja aku tidak melihatmu disekolah" perintah dan ancam Haechan seraya menunjuk Jihoon dengan jari telunjuknya.
Jihoon tanpa babibu lagi segera berlari pergi dengan kelompoknya. Mereka tidak mau berurusan dengan sang ketua kelas mereka dan adik dari ketua osis sekolah mereka, itu namanya cari mati.
Haechan memandang lima anak yang masih berdiri di dekat dinding dengan heran "Hoi..kalian tidak pergi ke sekolah" jerit Haechan. Namun tanpa ucapan terima kasih kelimanya pergi begitu saja sebelum sempat memandang Haechan dengan sinis.
Haechan terbengong kaku, "kenapa mereka sepertinya marah padaku ya, aku salah apa?" Batin Haechan bingung. "Tapi masa bodoh aku harus pergi sekarang, bisa mati aku kalau aku sampai telat" lanjutnya dalam batin. Ia lajukan lagi sepedanya untuk pergi kearah sekolah, tanpa sadar telah melewati lima anak yang berpenampilan cupu dibelakangnya.
"Anak itu kenapa ikut campur, aku bisa sedikit berolahraga jika anak itu tidak mengacau" ujar salah satu dari mereka dengan nada marah.
Yang tampak lebih tua disebelahnya menyenggol lengannya dengan keras "kendalikan arahmu Jisung, kita urus bocah sok ikut campur itu nanti yang terpenting sekarang kita harus berangkat ke sekolah sebelum bubu menambah hukuman kita"
"Benar kata Renjun hyung, kita urus si sok ikut campur itu nanti yang perlu kita lakukan sekarang kita harus berangkat ke sekolah" tambah pemuda mungil disebelah Jisung.
"Jeno, Jaemin ayo" ajak Renjun pada dua saudaranya yang lain, dibandingkan dengan Jisung, sebenarnya Renjun tahu jika Jaemin dan Jeno yang paling marah saat ini. Namun pengendalian diri mereka itu lebih baik dari Jisung, makanya keduanya hanya diam saja meski Jisung mengomel.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X Haechan
FanfictionKumpulan Cerita Haechan dengan Member NCT ...Cerita ini mengandung unsur LGBT jadi untuk yang tidak suka maka tidak perlu mampir