Haechan adalah satu nama yang selalu membuat urat kepala Mark muncul. Keduanya merupakan musuh bebuyutan sejak kecil, keadaan semakin parah ketika Renjun, orang yang dicintai Mark meninggal demi menyelamatkan Haechan. Saat itu keduanya disekap oleh penculik, sebagai tanggung jawab seorang kakak dan kasih sayangnya kepada adiknya ia merelakan tubuhnya dipukuli hingga babak belur, saat polisi dan kedua orang tuanya datang keadaan Renjun telah sekarat dan dalam perjalanan kerumah sakit Renjun menghembuskan nafas terakhirnya.
Sejak saat itu kehidupan Haechan berubah, ia menyesal karena begitu lemah sehingga sang kakak yang disayanginya harus meregang nyawa dihadapannya.
Seluruh orang bahkan memusuhinya kini, orang tuanya serta kakak tertuanya juga bersikap demikian. Jika bisa Haechan bahkan ingin agar waktu dapat diputar kembali. Akan ia kembalikan segala hal yang memang tidak seharusnya terjadi. Akan ia kembalikan kakaknya yang merupakan arti kehidupan bagi semua orang. Tapi Haechan bisa apa, mengeluh pada tuhan pun ia bahkan sudah tidak sanggup.
"Hey anak sial, kau masih berani datang ke sekolah" kumpulan pemuda tampan berteriak ketika objek yang sedang mereka tunggu terlihat datang mendekat.
Namun seperti biasanya objek yang mereka hina, akan selalu bersikap acuh, ia sudah biasa diperlakukan seperti itu setiap hari.
"Wow penyakit tulinya makin parah Mark" ujar salah seorang dari mereka pada pemuda yang berteriak lebih dulu tadi. Membuat semua yang ada dikoridor sekolah mentertawakan pemuda yang tengah dihina.
"Berhentilah mengganggu Haechan sunbae" jerit sebuah suara. "Haechan sunbae bahkan tidak pernah mengganggu kalian" lanjut dari pemuda yang baru datang.
Haechan segera menarik pemuda yang menolongnya menjauh dari kerumunan. "Hey Lee Chenle aku sudah peringatkan untuk tidak dekat dengan orang sial itu" ujar Mark dengan nada jengah, bagaimanapun Chenle adalah adik kandungnya. Ia tidak suka musuhnya akrab dengan satu - satunya saudara yang ia punya. Namun teriakan Mark hanya dianggap angin lalu oleh sang adik.
"Chenle, hyung-kan sudah bilang jangan ikut campur masalah Hyung kenapa kau ini semakin tidak bisa diberi tahu" Haechan memarahi Chenle ketika ia sampai dibelakang sekolah.
"maaf hyung, tapi Mark hyung sudah sangat keterlaluan" keluh Chenle sembari menundukan kepalanya sambil memajukan bibirnya. Haechan yang melihat Chenle merajuk hanya dapat tersenyum geli.
Bagi Haechan, Chenle adalah adik kecilnya yang amat manis, namun Haechan tidak pernah tahu jika Chenle bisa berubah menjadi anjing liar jika dihadapan Mark.
"Baiklah kali ini hyung maafkan" ujar Haechan, dan harus kalian tahu ini maaf kesekian Kalinya yang diberikan Haechan untuk Chenle.
Chenle langsung tersenyum cerah ketika mendengar kata - kata Haechan ia tahu Haechan tidak akan mungkin marah lama - lama padanya.
*********
Siang itu Mark tidak mendapat firasat apapun, ia hanya pulang sedikit terlambat karena harus mengantarkan kekasihnya. Tiba - tiba motor yang dikendarainya oleng, terakhir yang ia ingat adalah rasa sakit dikedua matanya sebelum ia tidak sadarkan diri. Tapi kenapa ketika ia sadar hanya gelap yang terlihat, ia histeris menangis berteriak karena tidak dapat melihat apapun ketika tahu bahwa ia sudah tidak dapat melihat lagi.
Seluruh hidup Mark berubah total, ia cacat tidak dapat melakukan apapun seorang diri dan harus merepotkan orang lain. Karena itu ia menarik diri dari lingkungan sekolah. Baginya tidak ada gunanya ia bersekolah namja buta sepertinya pasti tidak dapat melakukan apa - apa.
"Matk aku rasa lebih baik kita berpisah saja"
Suara kekasihnya saat ia baru sehari berada disekolah, Mark tentu tidak dapat menahan gadis yang dicintainya tetap berada disisinya ketika keadaanya seperti ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
All X Haechan
FanfictionKumpulan Cerita Haechan dengan Member NCT ...Cerita ini mengandung unsur LGBT jadi untuk yang tidak suka maka tidak perlu mampir