1

2.6K 103 0
                                    

Malam yang sunyi dingin disebuah taman bermain yang jauh dari keramaian dan kebisingan orang orang sekitar membuat seorang lelaki yang terduduk diayunan anak anak itu meresa tenang. Jaket hitam yang lumayan tebal melindungi tubuhnya dari dinginnya malam. Lelaki bersurai hitam itu menghela nafasnya hingga timbul asap putih keluar dari mulutnya.

Mark Lee yang kini sedang menyendiri ditaman menenangkan perasaan dan pikiran karena dirumahnya sedang terjadi pertengkaran antara suami istri. Mark tidak tahu pasti apa penyebab mereka bertengkar, setahu Mark ibunya menuduh suaminya itu tengah berselingkuh namun ayahnya selalu menyangkalnya. Ia tidak tahu mau mempercayai ibunya atau tidak, padahal ibunya sudah menunjukan bukti ke suami dan juga Mark. Mark tentu terkejut dengan bukti yang dimiliki ibunya, tetapi Mark juga diam diam mempunyai bukti jika ibunya sendiri juga tengah berselingkuh dengan pria lain.

Pikiran Mark berkecamuk mana yang harus ia percayai saat ini. Ayahnya selalu berbagi cerita tentang lingkungan pekerjaannya, bahkan Mark dikenalkan dengan semua tema teman ayahnya yang tentu pastinya tidak semua teman teman ayahnya itu pria pasti ada juga beberapa wanita yang menjadi teman ayah. Ayahnya juga selalu menceritakan tentang pekerjaannya yang akhir akhir sangat sibuk. Membuat ayahnya harus pulang malam, bahkan ayahnya pernah sampai pulang pagi, dan bekerja dihari libur.

Perubahan mendadak yang ayahnya Mark lakukan itu membuat sang istri sekaligus ibunya Mark menaruh rasa curiga. Pernah sekali Ibunya meminta uang bulanan namun tak diberi oleh sang suami dan beralasan jika uang itu digunakan guna membayar hutang. Mark juga tahu jika keluarganya itu terlilit hutang, namun Mark juga tahu kalau ayahnya pasti akan membayar tepat waktu. Ibunya selalu mengeluh kepada Mark akan sikapnya akhir akhir ini, membuat Mark sendiri resah dan jenuh dengan semua curhatan sang ibu. Mark juga pusing karena Mark sebentar lagi akan menghadapi ujian kelulusan, tapi ibu Mark terus saja mendesaknya agar mengatakan pada ayahnya yang sejujurnya. Mark ingin meneriaki ibunya untuk berhenti, tetapi Mark tahu kalau itu tidaklah baik untuk dirinya nanti.

Mark lelah, Mark selalu ingin lari dari rumah namun ia tidak tahu tujuan. Ingin menginap dirumah sahabat dekatnya tapi itu akan merepotkan keluarganya. Ingin menginap dipenginapan murah tetap saja menurut Mark itu akan membuang buang uang. Apa yang harus Mark lakukan sekarang, ia ingin pulang dan tidur, tapi keadaan rumah sedang tidak baik baik saja. Mark ingin menangis meratapi nasibnya tapi itu dirasa sia sia, ingin marah juga akan membuatnya lelah lagipula siapa yang ingin dia marahi. Ibunya? Ayahnya? Tentu hal itu tidak akan baik untuk Mark sendiri.

Dengan malas dan terpaksa, Mark kembali kekediamannya yang jauh dari taman sepi itu. Berjalan melewati jalanan yang kini mulai sepi karena waktu sudah menunjukan tengah malam. Melewati beberapa toko yang sudah akan tutup, jalanan yang sekarang sepi bagaikan kota mati, dan gang gang gelap yang siap kapan saja memakan korban jika lewat disana.

Sesampainya Mark didepan pintu rumah, Mark mendengar teriakan teriakan orang tuanya yang tak kunjung selesai membuat Mark duduk sebentar didepan pintu sambil memeluk kakinya. Jaket yang lumayan tebal itu memang menghangatkan tubuhnya, tapi tidak dengan kakinya. Panjang jaket yang Mark kenakan hanya sebatas pinggang saja, membuat kaki Mark yang berbalut celana training itu masih bisa merasakan udara dingin malam hari. "Ayolah selesaikan pertengkaran kalian. Aku mulai kedinginan disini" monolog Mark agar dapat mengusir kesepian yang menemaninya.

Masih setia dengan menunggu didepan pintu rumahnya bagaikan anak anjing yang menunggu majikannya untuk dibukakan pintu tak berselang lama pintu itu terbuka dan menapilkan ayah Mark dengan raut wajah khawatir "Mark, apa yang kau lakukan disitu? Ayo masuk" ajak sang ayah dan disetujui okeh Mark. Mark bangkit dari duduknya mengekori sang ayah masuk kedalam rumah.

Saat sudah masuk kedalam rumah, ayahnya menawari minuman coklat hangat untuk Mark dan diangguki anak semata wayangnya itu. Mendapat persetujuan dari sang anak, ayahnya langsung melangkahkan kakinya menuju dapur dan membuat dua minuman, yang satu Coklat hangat untuk anaknya dan satu lagi kopi hitam panas untuk dirinya.

Mark yang menyusul ayahnya menuju dapur menyaksikan ayahnya yang sedang sibuk membuat minuman, menatap dengan persaan iba punggung lebar Ayahnya yang kini tak sekokoh dulu. Mark merasa kasihan pada ayahnya yang sudah bekerja untuk keluarga kecilnya namun dibalas dengan tuduhan sang ibu yang padahal dirinya tengah berselingkuh(juga) Mark duduk dikursi pantry menatap kosong meja pantry yang terpasang disana.

Coklat hangat yang sudah jadi disodorkan kearah mata Mark menatap. Membuat sang empu tersadar dari lamunannya, Mark menerima coklat hangat buatan ayahnya itu dengan senyuman manis yang ia punya membuat aang ayah juga turut tersenyum. Kini didapur hanya ada sepasang ayah dan anak. Ruang tengah yang tergabung dengan dapur dapat dilihat Mark kalau temoat itu tak serapi saat ia meninggalkan rumah ini, juga lampu runag tengah yang mati dan hanya lampu dapur saja yang menyala. Membuat susana menjadi remang.

"Dimana ibu? " tanya Mark memulai percakapan antar dirinya dan sang ayah. Ayahnya menghela nafas terlebih dahulu, lalu meminum kopinya sebelum menjawab pertanya anaknya. "Ada didalam kamar" jawabnya singkat. Saat sedang berbincang membicarakan sang ibu sekaligus istri dari ayah anak itu, keluarlah sosok ibu dari dalam kamar. Mengenakan pakaian rapih membuat suami dan anak itu terheran "mau kamana kamu malam malam begini? " tanya sang suami. Istrinya itu tak menghiraukan pertanyaan suaminya dan langsung pergi meninggalkan anak dan suaminya.

Mark tahu. Iya, dia tahu kemana ibunya pergi tapi ia tak berani bilang kepada ayahnya. Mark selalu menganggap dirinya pengecut karena tak berani mengatakan yang sebenarnya. Mark segara meminum coklat hangatnya dan berpamitan pada ayahnya untuk pergi kekamarnya dan disetujui ayahnya.

Didalam kamar, Mark ingin membanting semua benda benda yang ada disekitarnya, meluapkan amarah yang tak bisa ia bendung lagi tetapi Mark selalu berpikir setelah membuat kacau kamarnya siapa yang akan membereskan kamarnya. Dia sendiri juga malas kalau harus membersihkan kamarnya yang terbilang cukup luas ini, akhir ia urungkan niatnya dan langsung membanting diri kekasur memejamkan matanya dan berusaha tidur walau terus terusan saja kepikiran dengan kepergian ibunya dan juga bukti ibu yang berselingkuh dari ayahnya. Mark sungguh frustasi.

Mark terus memaksakan matanya untuk terpejam dan menghilangkan semua isi kepalanya. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk memutar musik dari handphonenya dan memjam matanya menikmati lantunan musik lullaby yang dapat mengatarkannya ke alan mimpi. Musik itu berhasil membuat Mark tertidur hanya dalam hitungan menit. Musik itu akan menemani malam Mark dan akan berakhir hingga fajar menampakkan dirinya.

Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang