Ciuman itu semakin dalam dan semakin membuat kedua terbuai. Jaemin mengangkat tubuh Mark dan membawanya masuk kedalam. Dileatakkannya secara perlahan tubuh sang kasih diatas kasur.
Ciuman Jaemin merambat dari belahan bibir, ke leher jenjang Mark. Dan Mark sendiri menikmati semua ciuman yang Jaemin berikan pada tubuhnya.
Kedua tangan Jaemin pun tak tinggal diam. Tangan tangan itu, dengan lihai masuk kedalam baju Mark, meraba tubuh Mark, dan meremas dada Mark.
"Jaeminnhh.... "
Dilepaskannua baju atasan yang Mark kenakan, menampilkan tubuh ramping dan kulit mulus yang begitu menggoda bagi Jaemin. Punting yang sudah mengeras akibat cubita dari Jaemin, di raup habis habisan.
Mark hanya bisa mendesah dan meremat rambut belakang Jaemin sebagai pelampiasannya.
"Nngghh.. Jaemin ahh... "
Tak berhenti disitu saja, Jaemin juga menyicip setiap inci tubuh Mark, hingga meninggalkan bekas merah di tubuh indah itu.
Mark menikmatinya. Mark akui, ia menyukai tubuhnya disentuh dan di tinggali beberapa jejak.
Meski begitu, Mark tak akan membiarkan sembarang orang menyetuh tubuhnya. Ia hanya memperbolehkan Jaemin dan Jeno sebagai pelaku utama Mark dibuai kenikmatan duniawi.
Ciuman Jaemin semakin menurun, hingga saat Jaemin akan melepas kancing celana Mark, aksinya dihentikan oleh si empunya.
"Belum waktunya tuan Na"
Jaemin kembali naik, menyamakan posisinya dengan Mark.
"Lalu kapan?"
Mark nampak berfikir, kapan dirinya akan mengizinkan Jaemin untuk berbuat lebih kepadanya.
"Setelah ujian. Setelah ujian selesai, dan pembagian hasil nilai telah diberikan. Maka hari itu, kita rayakan dengan bermain"
Bermain. Jelas Jaemin tahu maksud dari kata itu. Ia mengembangkan senyuman sumringahnya, hingga rentetan gigi putih dan bersih itu nampak.
"Benarkah?! Kalau begitu, aku orang pertama yang melakukannya?!"
Mark mengangguk, melihat Jaemin senang ia ikut turut tersenyum. Meski dibalik senyuman itu, nantinya akan berubah menjadi air mata yang menyakitkan.
Jaemin kembali mencium bibir ranum Mark, dengan begitu lembut nya. Menghabiskan waktu bersama didalam kamar seorang Na Jaemin.
Sedangkan di tempat lain. Tepatnya kota Toronto, Kanada. Jeno sedang berjalan jalan dikota yang sudah sepi. Menikmati hembusan angin dingin dini hari.
Berada di apartemen mewahnya membuatnya bosan. Sesekali Jeno juga perlu udara segar untuk merilekskan dirinya. Selama diperjalanan, Jeno sesekali melihat ponselnya berharap ada pesan masuk dari orang yang ia idam idamkan.
Sudah lama ia menunggu pesannya dibalas, namun balasan itu tak kunjung datang. Jeno kadang berfikir, mungkin Mark sedang sibuk, atau Mark sedang istirahat. Sehingga Mark hanya bisa membaca pesan nya tanpa membalasnya.
Jeno mencoba untuk berfikir postif tentang Mark. Berharap Marknya baik baik saja, mengingat terakhir saat dirinya sedang ber telfonan dengan Mark, Mark mengatakan bahwa ia bersama Jaemin.
Cemburu?
Tentu saja!
Bagaimana tidak? Meski mereka hanya terikat tali persahabatan, tapi mereka memiliki janji dimana suatu saat nanti jika urusan Jeno sudah selesai, maka Jeno bisa/boleh menikahi Mark.
Tidak ada yang boleh menyentuh Marknya selama Jeno pergi. Tapi Jeno juga tidak tahu caranya agar Mark tidak dapat didekati oleh siapapun atau disentuh oleh siapapun.
Jika ia mengirimkan beberapa pengawal untuk menjaga Mark, yang ada dirinya nanti dimusuhi dan dijauhi oleh Mark. Tapi membiarkan Mark sendiri tanpa pengawasan, semakin membuatnya takut dan khawatir.
Jeno hanya bisa terus berharap, jika Mark tetap akan menjadi miliknya. Milik Jeno seorang.
Lelah dengan berjalan santai, Jeno memutuskan untuk kembali ke apartemennya dan akan kembali belajar lalu bersiap siap untuk kesekolah. Hanya itu isi keseharian seorang Lee Jeno. Pergi dengan tujuan berangkat sekolah, lalu pulang kerumah tanpa mampir kemanapun.
Sesampainya Jeno diapartemen, ia langsung duduk di kursi kebesarannya dan kembali fokus membaca buku catatan yang didapat dari Mrs. Jessica.
Saat sedang fokus membaca buku catatan dan mencoba mengisi beberapa soal, ponsel Jeno berbunyi. Tanda adanya pesan masuk.
Jeno meraih ponselnya, dan ponselnya menapilkan pesan masuk dari orang yang dinanti nantikan.
Mark🦁
Mark, bagaimana hari mu?
Semalam aku terus memikirkanmu, sampai aku tak fokus belajar😅
Selain itu, karena terus memikirkanmu, aku sampai memimpikanmu. Apa kau nanti akan memimpikanku juga? Kuharap kau juga begitu.
Hari ini seperti hari kemarin, aku berangkat sekolah. Tapi, saat aku baru sampai di tempatku, si pengganggu itu tiba tiba datang menghampiriku, dan memberikanku sekotak makanan. Aku mengacuhkannya, karena aku tidak suka. Lagipula, makanan itu bukan dari mu juga, jadi untuk apa aku menerimanya..
Sudahlah kalau begitu, itu saja yang ingin ku bicarakan. Balas pesan ini, jika kau memiliki waktu luang, okey!
Beristirahat lah disana, dan tunggu aku.
Aku merindukanmu, dan mencintai mu selalu. 💚
Aku juga merindukanmu
Aku juga menunggumu
Berharap kau ada disini
Cepatlah kembali
💚
Mendapat balasan, Jeno berjingkrak jingkrak kegirangan. Setelah sekian lama menanti, akhirnya Mark membalas pesannya. Ditambah Mark mengirim banyak pesan untuknya. Tak jarang. Biasanya Mark membalas pesannya dengan singkat, tapi ini. Sungguh keajaiban yang membuat Jeno kembali semangat kembali.
Dengan cepat, Jeno mengetikan pesan memmbalas lagi pesan yang dikirimkan oleh Mark
Mark🦁
Tentu! Aku akan segera kembali padamu Mark!!
Tunggu aku!!
Aku mencintaimu 💚
Jeno meletakkan kembali ponselnya, dan melanjutkan belajarnya dengan penuh semangat. Tanpa tahu bagaimana keadaan Mark jauh disana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
General Fiction"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri