5

703 63 3
                                    

Mark sungguh terkejut mendengarkan pernyataan sahabatnya itu, ia berusaha menetralkan diri. Sebenarnya jantungnya berdegum dengan kencang taku jika Jeno dapat merasakan detang jantungnya, maka dari itu dia berusaha menenangkan dirinya. "Lepas Jeno, aku mau mandi" ucap Mark, mendatarkan wajahnya juga suaranya. Jeno tak melepaskan pelukannya, hanya melonggarkannya saja agar dapat menatap Mark "ayo mandi bersama" ajak Jeno dan diangguki pasrah oleh Mark.

Didalam kamar mandi tubuh mereka diguyur air yang keluar dari shower. Mereka melanjutkan cumbuan yang sempat Mark hentikan tadi. Jeno semakin gencar melumat bibir Mark hingga mendorong tubuh Mark menempel pada dinding. Mark hanya akan mengikuti alur main Jeno. Lidah Jeno kini masuk kedalam rongga mulut Mark dan disambut dengan lidah Mark. Saling melilitkan lidah, saling menyesap lidah satu sama lain dan saling melumat bibir, lumatan Jeno kini merambat ke pipi Mark, menghisap sebentar pipi berisi Mark, lalu merambat lagi ke telinga Mark.

Lidah Jeno menjilat telinga Mark hingga membuat Mark mengeluarkan lenguhannya. Menjilat, melumat dan mengigit, itu yang Jeno lakukan pada telinga Mark hingga Jeni berpindah haluan ke ceruk leher Mark. Melakukan hal yang sama seperti tadi yang ia lakukan pada telinga Mark dan ditambah menyesapi leher Mark yang dapat mengeluarkan tanda merah disana.

Jeno tersenyum senang dengan hasil karya nya dan Mark hanya menatap Jeno datar. Jeno kembali melumati dan menyesapi bibir Mark dan menikmati kegiatan mereka dikamar mandi. Selesai melakukan acara mandi mereka keluar dengan keadan badan basah dan juga tenjang bulat, Mark mengambil 2 handuk dari almarinya dan memberikan 1 pada Jeno. Mereka mulai mengeringkan tubuh mereka masing masing hingga saat Mark akan melilitkan handuknya pada pinggangnya Mark merasakan pelukan Jeno dari belakang. Jeno menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher Jeno "Jeno, hentikan itu geli" pinta Mark dan Jeno pun langsung mengangkat kepalanya mendekatkan bibirnya ke telingan Mark "ayo lanjutkan lagi" sebenarnya Mark sudah lelah, tapi ia juga jadi candu akan Jeno. Mark pun memutar badanya mengalungkan lengannya pada leher Jeno "Jeno sebenarnya aku lelah, permainanmu melebihi kemampuanku" Jeno tertawa kecil mendengar penuturan Mark namun Jeno tetap pada keinginannya ia lagi dan lagi mencium bibir Mark dan melumatnya dengan lembut dan di balas oleh Mark.

Jeno menuntun langkah maju membuat Mark melangkah mundur menuju kasur tanpa melepas ciumannya. Hingga sampai dipinggiran kasur Mark melepas ciuman itu sebentar dan duduk diatas kasur, Jeno mendorong tubuh Mark perlahan hingga dirinya mengukung Mark "bisa kita melakukannya lebih jauh dari ini?" Jeno meminta izin kepada Mark untuk meminta lebih dibanding sekedar berciuman "Tidak hari ini Jeno, tapi suatu saat nanti" ucap Mark.

Jeno tentu sedih mendengarnya tapi karena ini Mark jadi dia tidak mempermasalahkannya "akan ku tagih janji mu Mark lee" Jeno pun kembali mencium Mark dan melumatnya. Ciuman itu mulai merembat dari leher, tulang selangka, dada, hingga perut rata Mark. Mark mengangkat kepalanya dan hampir akan memarahi Jeno jika dia berani membuka handuknya tapi Jeno kembali pada posisinya semula "kenapa?" Tanya Jeno.

"Jika kau berani melewati batas, aku akan mengusirmu dari sini!" ancam Mark. Jeno hanya mendengus tertawa menganggukkan kepalanya "tolong jangan lakukan itu, aku berjanji untuk menahan diriku sampai kau memintanya sendiri Mark"
"Sungguh?"
"Iya"
Mereka pun melanjutkan kegiatan mereka hingga mereka tertidur dengan tubuh yang masih telanjang tertutup oleh selimut tebal. Jeno yang tidur sambil memeluk pinggang Mark, sedangkan Mark ia membelkangi Jeno. Mark masih terjaga, ia memikirkan tentang perbuatannya tadi bersama Jeno apa yang sudah ku lakukan batinya, Mark memegangi bibirnya sambil mengingat kembali ciuman panasnya dengan Jeno kalau dipikir pikir, ini baru pertama kalinya bagiku. Apa ini juga pertama kalinya untuk Jeno? perasaan Mark saat ini sedang gundah, ia terus terusan memikirkan perbuatannya hingga Jeno semakin mengeratkan pelukannya.

Mark merasakan deru nafas Jeno pada lehernya, itu cukup membuatnya geli. Mark pun memutar badannya menghadap Jeno menatap wajah sahabatnya yang tertidur pulas itu jari Mark mulai menyentuh hidung Jeno lalu turun ke bibir Jeno. Mark juga menyentuh bibirnya tanpa sadar, menyentuh bibir Jeno dengan usapan lembutnya lalu menyentuh rahang Jeno dan mengusap pipinya dengan ibu jari Mark. Jeno dapat merasakan sentuhan Mark dan menyamankan sentuhan itu. Lalu Mark memberanikan diri mendekati wajah Jeno dan mengecup bibir Jeno menyamankan posisi dipelukan Jeno kemudian menyusul Jeno ke alam mimpi. Jeno dengan mata yang masih terpejam tersenyum dan mengeratkan pelukannya dan menunggu pagi hari tiba.

Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang