40

257 18 0
                                    

Tangan Mark mulai menyentuh penis besar milik Jaemin. Itu adalah penis yang besar dan keras. Perlahan Mark meremasnya, dan meng-urutnya pelang "Ngghh... " Jaemin mulai menggerang rendah, sebuah sinyal bagi Mark bahwa Jaemin menikmatinya.

Langkah pertama yang Mark ambil adalah, ia mengevup terlebih dahulu kepala penis itu, dan sedikit memainkan lubang penis Jaemin menggunakan lidahnya "Ngggaaahh..... " lagi lagi Jaemin menggerang rendah. Tak perlu berlama lagi, Mark membuka mulutnya dan siap memasukkan penis besar Jaemin kedalam mulutnya yang hangat.

Jaemin memejamkan matanya, merasakan sensai mulut Mark melalui penisnya. Mark memaju mundurkan kepalanya, tak lupa menghisap penis itu kuat kuat.

"Ssshhh... Markkhhh... "
"Nnggghhh.... "
Mark juga memainkan kedua bola Jaemin, dan memijitnya perlahan. Semakin cepat Mark melakukan pergerakannya, dan semakin kuat juga Mark menghisap nya. Tak lupa, Mark juga mengulum kedua bola milik Jadmin, setelah memijatinya.

"Markkhhh... "
Setelah selesai dengan dua buah zakar itu, Mark kembali pada penis Jaemin, mengulumnya kembali juga menghisapnya. Dapat Mark rasakan penis Jaemin yang semakin membesar dimulutnya, pertandan Jaemin akan melakukan pelepasannya.

Mark menghentikan aksinya, membuat Jaemin menatapnya dengan tatapan sayu, Jaemin terlihat menderita karena Mark berhenti melakukannya "Mark.. Kenapa kau berhenti?? Ini sangat menyiksaku.. " Mark tersenyum melihat Jaemin yang menderita seperti itu "memohonlah Jaemin" ucap Mark.

Jaemin menuruti ucapan Mark, tatapan sayu bercampur dengan memohonnya "Lee Mark, aku mohon... " bukanya melanjutkan dan menyelesaikannya, Mark bangun dari posisinya, menatap Jaemin yang masih setia dengan posisinya. Mark melepaskan sepatunya juga kaos kakinya, lalu meletakkan satu kakinya keatas penis Jaemin, dan menekannya.

"Nngghhh.. Markkhh... "

"Beginilah aku memperlakukan pelanggan tadi, selain membuatnya babak belur, aku juga melakukan seperti ini" Mark semakin menekan penis Jaemin, sehinggan penisnya bertambah keras dan besar. "Hah.. Hah.. Markkhh... Ku mohon.. " Jaemin semakin memohon kepada Mark, bahkan Jaemin sampai menyatukan kedua tanganya untuk memohon kepada Mark "bagaimana ya~" goda Mark.

"Apa kau ingin aku segera menyelesaikan nya?" Jaemin mengangguk lemas, wajah tersiksanya tak dapat lagi Jaemin sembunyikan "kalau begitu, berdiri lah" Mark menyingkirkan kakinya, membiarkan Jaemin berdiri.

Kini Jaemin sudah berdiri tepat didepan Mark. Mark melepaskan jaket denim Jaemin, Mark mendekatkan wajahnya mengikis jarak dengan wajah Jaemin "apa kau ingin menyeburkannya kedalam mukutku?" Jaemin mengangguk "kalau kau memperbolehkannya" jawab Jaemin.

Mark mengalungkan kedua tanganya, melumat sebentar bibir Jaemin, lalu kembali pada penis besar, keras Jaemin. Mark kembali mengocok penis itu dengan mulutnya. Kini dengan ritme yang semakin cepat, dan hisapan semakin membuat penis itu semakin besar hingga pada akhirnya, Jaemin menyeburkan lahar putihnya kedalam mulut Mark.

Jaemin mengeluarkan banya sekali cairanya, membuat pipi Mark mengembung. Mark melepaskan penis itu dari dalam mulutnya, lalu mendongakkan kepalanya menatap Jaemin yang juga menatapnya dengan lega, kemudian Mark menelan semua sperma Jaemin.

Jaemin tersenyum lega dan senang, ia sudah mencapai puncaknya berkat bantuan Mark. Orang terkasih nya, pujaan hatinya, juara dihatinya, dan segalanya bagi Jaemin. Mark berdiri kembali mengalungkan kedua tanganya ke leher Jaemin "itu tadi sangat enak" ucap Mark. Jaemin mencium kembali Mark, ciuman yang sama seperti yang mereka berdua lakukan tadi.

Ciuman itu terhenti, disaat keduanya membutuhkan oksigen. Dapat mereka rasaka deru nafas yang menyerpa wajah mereka, Jaemin menempelkan hidungnya ke hidung Mark "aku mencintaimu mu Mark" Mark tersenyum sebagai responya.

Kini Mark dan Jaemin duduk disofa besar milik Jaemin, setelah Mark memintanya untuk segera mengenakan celananya. Jaemin dan Mark duduk bersama dengan tangan Jaemin yang merangkul pundak Mark, dan Mark bersandar pada dada Jaemin. Kedua anak ada itu duduk menghadap kearah jendela yang menampilkan pemandangan malam kota Seoul.

"Aku harus kembali caffe, mengambil barang barangku dan pulang" ucap Mark. Jaemin semakin menarik tubuh Mark untuk tetap menempel ke tubunya "tidak bisakah kau bermalam disini?" tanya Jaemin. Mark menggeleng, sambil menegakkan kembali tubuhnya, menatap dan mengusap wajah tampan Jaemin "tidak bisa, aku tidak ingin membuat ayah khawatir"

"Biar aku antar kerumah mu. Masalah barang barang mu, biarkan saja tetap disana, kita bisa mengambilnya besok."

"Tidak bisa, ponselku ada didalam tas. Jadi, aku harus mengambilnya"

"Baiklah kalau begitu, aku akan menghubungi Lucas untuk tidak mengunci caffe terlebih dahulu"

Jaemin merogoh saku jaketnya untuk mengambil ponsel, setelah itu ia mencari kontak dan akan menelepon orang yang ia sebutkan tadi. Nada dering telah terdengar, hingga berganti menjadi nada sambung.

Selamat malam tuan Jaemin.

"Lucas, apa kau masih ada di caffe?"

Saya masih berada dicaffe, tuan. Ada yang bisa saya bantu?

Aku ingin kau jangan menutup caffe terlebih dahulu, dan siapkan barang barang Mark yang tertinggal disana. Aku akan kesana bersama Mark untuk mengambil barangnya

Baik tuan

Sambungan telepon diputuskan oleh Jaemin, kini masalah sepele perihal barang Mark telah selesai, tapi Jaemin masih tidak ingin berpisah dengan Mark "Mark, kau yakin tidak ingin bermalam disini, menemaniku?"

"Tidak bisa tuan muda Na Jaemin, aku harus kembali. Aku harus melihat kondisi ayahku yang baru sembuh dari sakitnya kemarin"

"Kalau begitu, biarkan aku bermalam dirumahmu. Aku ingin tetap bersamamu"

Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang