Jam menunjukan pukul 15.00, yang artinya semua murid diperbolehkan untuk pulang kerumah masing masing. Keseharian Jeno disekolah, hanya mencari keberadaan perpustakaan atau tempat yang sepi, dan menghindar dari 'Pengganggu'.
Jeno berjalan menjauhi lingkungan sekolah menuju tempat ia tadi diantarkan, mobil yang siap untuk ditumpangi oleh Jeno juga sudah menunggu. "Tuan muda Jeno" si pengawal yang membungkuk, menyapa tuan mudanya.
Pengawal itu, membukakan pintu mobil saat Jeno sudah berjalan mendekat. Dan mempersilahkan untuk masuk. Kini mobil hitam milik Jeno itu, melaju menuju kediamannya "bagaimana sekolah hari ini, tuan?"-pengawal sembari menyetir, dan untuk memecah keheningan.
"Tidak ada yang istimewa" selanjutnya, suasana kembali hening setelah Jeno menjawab datar pertanyaan pengawalnya. Dan menatap datar kearah luar yang dibatasi kaca mobil "ingin kubukakan kacanya tuan? Agar kau bisa menghirup udara segar kota Toronto disore hari?"-Pengawal, menawarkan kepada Jeno.
"Tidak, tidak perlu" Jeno menolak tawaran dari pengawalnya. Perasaanya yang sedang mendung, membuat harinya tak berwarna, hingga terdengar bunyi Ting..!! Dari ponselnya.
Jeno mengambil ponselnya yang ia simpan disaku celana, dan terlihat disana terdapat nama Lee Mark yang membuat Jeno kegirangan "Mark.. " gumamnya. Jeno langsung menekan nama Mark, yang langsung membawa Jeno ke room chatnya
Mark🦁
Pagi, Mark
Ah! Benar, kalau disini pagi.. Itu berarti disana malam..
Maaf aku lupa😅
😔
Ini adalah hari pertama ku sekolah disini
Bagaimana menurutmu, tentang penampilanku?
Tak seperti di korea, disini tidak pakai seragam, disini pakaki pakaian bebas.
Apakah aku keren? semakin tampan?
Yaah~aku memang tampan dari lahir
Hehehe
Akan kuceritakan keseharianku di sekolah sewatu pulang nanti..
Tunggu ya~
Kalau begitu, istirahat lah
Ya, kau sangat keren, dan tampan.
Aku akan menantikan ceritamu.Pancaran kebahagiaan yang Jeno pancarkan melalui kedua matanya, dalam dirinya ia bersorak-sorai gembira, bagai memenangkan sebuah lotre. Dengan cepat, Jeno langsung mengetik kesehariannya disekolah.
Pengawal yang duduk dibangku supir, melihat perubahan ekspresi Jeno dari kaca spion, diam diam tersenyum.
Lee Jeno🐶
Sebenarnya, hari pertama ku sekolah, tidak ada yang luar biasa. Semua biasa saja.
Aku memperkenalkan diriku kepada teman teman kelas.
Hari pertama, aku belum mendapatkan teman. Tapi aku sudah mendapat 'pengganggu'.
Saat aku pergi kemanapun, dia selalu ada. Entah menggunakan kekuatan apa? Intinya dia menyebalkan!"Dia seperti anak kecil saja" ucap seorang pria yang terduduk dikursi pantry dapur, sendirian, ditemani cahaya yang remang. Mark, yang terbangun dari tidurnya karena tenggorokan kering, ia menyempatkan diri untuk melihat notifikasi pada ponselnya yang belum ia periksa sewaktu kerja sampai saat tadi.
Pesan spam yang dikirim dari Jeno, dibaca satu persatu oleh Mark. Dan membalasnya dengan singkat. Tanpa sadar, Mark menyinggingkan satu sudut bibirnya, Jeno terlihat seperti anak kecil yang sedang menulis buku harian "benar benar seperti bocah"
"Siapa yang seperti bocah?"-Jaemin yang ikut terbangun, karena Mark tak ada disisinya berjalan mendekat, dan duduk di samping Mark. Mark mematikan ponselnya, saat Jaemin duduk di sampingnya dan menyeruput kembali minuman yang belum dihabiskan " kau yang seperti bocah."ucap Mark.
Jaemin memutar kursi Mark, sehingga si empunya menghadap kearah Jaemin "apa yang kau maksud tadi, Lee Jeno?" Mark meletakkan cangkirnya, dan hanya menghela nafas tanpa menjawab pertanyaan Jaemin. "Tidak bisakah kau melupakan Jeno? Tidak bisakah kau hanya melihat kearahku saja? Akan ku lakukan semua yang kau inginkan Mark. Lebih dari yang Jeno lakukan padamu. Aku sungguh mencintaimu" -Jaemin menatap Mark dengan sendu, berharap Mark dapat melupakan Jeno dan hidup bersamanya.
Mark turun dari kursinya, mengambil jarak untuk lebih dekat dengan Jaemin, lalu mengelus rahangnya "kita kembali tidur saja, okey. Aku lelah, dan ingin segera kembali tidur"-Mark pergi menuju kamarnya "apa kau sangat suka menggantungkan perasaan orang lain?" tanya Jaemin, yang membuat langkah Mark terhenti.
"Kenapa kau selalu mengalihkan pembicaraan? Apa kau tak mencintai ku? Mark?" Mark membalikkan tubuhnya, menatap kearah Jaemin yang masih terduduk dikursi pantry, yang juga menatap Mark "kita bicarakan ini lagi besok, aku benaru benar lelah."
"Yang kau lakukan itu, sungguh melukai perasaanku, kau tahu itu Mark. Dan kau masih saja terus terusan mengalihkan pembicaraan ini. Apa kau tahu-"
"Memangnya kenapa? Kau tidak suka?" Mark, memotong pembicaraan Jaemin yang belum selesai. "Jika kau tidak suka, kau bisa pergi. Jangan dekati dan ganggu aku lagi. Aku juga tidak meminta dan memaksamu mendekati ku kan. Jadi, kau bisa pergi. Carilah orang lain yang bisa menerima perasaanmu. Dan tak menggantung perasaanmu seperti ku." Mark membalikkan tubuhnya, dan melanjutkan kembali langkahnya menuju kamarnya.
Jaemin menunduk, jujur saja Jaemin merasa kecewa dengan Mark. Tapi perasaan cinta kepada Mark bergitu besar, sehingga Jaemin sendiri tak mampu melupakan, atau pergi menjauhi Mark. Ia tidak bisa. Dan tak akan pernah bisa.
"Bagaimana aku bisa mencari orang lain, sedangkan hati ku terus tertuju kepadamu, Mark"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
Ficción General"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri