64

205 20 1
                                    

Paginya, Mark merasakan lelah dalam tubuhnya karena telah menangis semalaman. Bangun dari tidurnya dengan keadaan yang kurang semangat, turun dari kasur lalu berjalan menuju kamar mandi dengan langkahnya yang loyo.

Acara makan malamnya bersama seorang ayah, membuatnya sedikit tersentuh. Sudah beberapa hari Mark tidak makan malam bersama ayahnya, karena ayahnya terus dibuatnya tidur di atas kasur.

Sejak acara itu, Mark berpikir untuk tak lagi memberikan obat tidur untuk ayahnya. Ia ingin seperti ini dulu untuk waktu yang lama, tapi di sisi lain Mark juga tak tega jika ayahnya terus merasa tersiksa di dunia ini. Lebih baik mati dengan tenang dari pada harus menjalani hidup yang terus membebaninya.

Selesai dengan membersihkan dirinya, Mark tinggal mengenakan seragamnya tapi saat akan meraih seragam yang sudah disiapkan pintu kamarnya di ketuk dari luar "sebentar!" seru Mark lalu segera menghampiri pintu kamarnya membuka pintu nya dan langsung menampilkan sosok ayahnya.

"Mark, ada yang menunggumu di depan"

Mark mengangguk "iya, katakan padanya aku sedang mengganti baju" lalu setelah itu pintu kembali di tutup oleh Mark dan segera mengenakan pakaian nya.

Setelah selesai dengan urusannya, Mark keluar dari kamarnya dan saat itu tubuh Mark terdiam membeku mendapati seseorang yang kini sedang menikmati sarapan bersama ayahnya.

Dengan ragu, Mark melangkah maju yang langsung di sadari oleh ayahnya "oh itu Mark sudah keluar" tubuh Mark menegang, saat orang itu membalikkan tubuhnya "hai Mark, apa kabar mu?"

"J-Jeno?"

Jeno, seseorang yang menemani ayah Mark sarapan "s-sejak k-kapan kau ada di s-sini?" tanya Mark dengan tergagap.

"Setelah kau menelpon ku, aku langsung terbang ke sini menggunakan jet pribadi"

Mark melangkah maju mendekati Jeno, tangannya ter ulur untuk menangkup wajah pria yang selama ini dirindukan nya, memastikan bahwa didepannya saat ini benar benar Jeno dan bukan khayalannya.

"A-apa kau benar Jeno? Lee Jeno yang ku kenal?"

Jeni menyentuh tangan Mark yang sedang menyentuh pipinya sambil tersenyum "iya Mark. Ini aku, Lee Jeno" Mark masih tak mempercayainya, ia mencoba mencubit pipinya dan berujung merasakan sakit akibat ulahnya sendiri.

"AW!!"

"Mark, kau tidak apa apa?!" panik Jeno karena Mark terus terusan mencubit pipinya "kenapa kau mencubit pipi mu?!"

"I-ini pasti mimpi! Aku pasti masih bermimpi!!"

Mark berpaling, mendekati ayahnya yang sedang duduk nyaman dikursinya "ayah! Coba pukul kepala Mark! Mark pasti sedang bermimpi!! Tidak mungkin dia Jeno!!! Ini pasti hanya khayalan Mark saja"

Ayah Mark mengangguk, meraih sendok makanya dan memukul kepala anaknya dengan sendok itu "AW..!!!" Mark meringis kesakitan "apa kau sudah sadar?" tanya ayah Mark dengan santainya.

"Sakit, ayah!!"

"Kau, sendiri yang meminta"

Tingkah ayah dan anak itu mendapat gelagat tawa dari Jeno, betapa lucunya interaksi mereka. Mark kembali mendekati Jeno yang masih tertawa "kau tertawa? Kau pikir lucu?!!"

Mendengar Mark yang meninggikan suaranya, Jeno lantas memperhatikan tawanya dan menundukkan kepalanya "maaf" cicit Jeno.

Mark masih tak percaya Jeno berada dihadapinya saat ini. Jeno yang selama ini memenuhi otaknya, Jeno yang akhir akhir ini ia rindukan sudah berada didepannya. Padahal belum ada setahun Jeno meninggalkan Mark, tapi Mark sudah sangat merindukan sosok Jeno.







Acara sarapan telah selesai, ayah Mark juga sudah berangkat terlebih dahulu, tinggal Mark yang harus pergi berangkat ke sekolahnya "Mark, mau ku antar?" tawar Jeno.

"Tidak, aku berangkat sendiri. Kau tunggu saja disini"

"Sendirian?"

"Hm~ sendirian"

Jeno menurunkan ujung bibirnya, memasang raut sedih berharap Mark memperbolehkan nya untuk mengantarkannya kesekolah. Namun, yang ia dapat justru Mark yang mengelus surai sambil tersenyum "tunggu disini ya Lee Jeno, aku akan pulang cepat hari ini"

Dengan begitu, raut sedih Jeno berubah menjadi senyuman. Jeno terlihat seperti anak anjing di manat Mark saat ini "baiklah kalau begitu, aku akan menunggumu"

"Baguslah, kalau begitu aku berangkat dulu"

"Hati hati dijalan!"

"Hm!"

Setelah itu Mark keluar rumahnya dan langsung mendapati mobil hitam yang telah menunggunya, barulah Mark ingat akan keberadaan Jaemin saat ini. Mark harus merahasiakan kepulangan Jeno dari sepupunya Jaemin, karena kalau tidak bisa bisa Jaemin akan marah dan melakukan hal di luar dugaan Mark.

Mark berjalan santai mendekati mobil hitam itu, membuka pintunya dal langsung mendapat pelukan erat dari Jaemin "J-Jaemin, aku se-sesak..." Jaemin melonggarkan pelukannya tanpa melepaskan diri dari Mark lalu menatap mata Mark.

"Itu karena kau sangat lama, apa yang kau lakukan di dalam?"

"Aku sedang sarapan dengan ayahku"

"Ayahmu?! Ayahmu sudah sembuh?!"

"Hm~ kemarin, saat pulang sekolah ayahku tiba tiba masak untuk makan malam"

"Benarkah? Baguslah kalau begitu! Lain waktu aku akan menyapanya"

"Hm~ lain waktu" Setelah itu, mobil melenggang pergi meninggalkan pekarangan rumah Mark menuju sekolah.



"Na Jaemin?"

Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang