Pagi telah tiba dengan Mark yang juga sudah siap untuk berangkat kesekolah. Begitu juga dengan Jaemin, yang sudah menunggu didalam mobilnya yang terparkir dihalaman rumah Mark.
Sebelum keluar, Mark menyempatkan diri untuk melihat kondisi ayahnya. Akhirnya ujian tengah semester pun tiba, rencana yang Mark susun akan berjalan setelah ujian tengah semester ini berakhir.
Yang ditunggu akhirnya tiba, Mark keluar tak lupa mengunci pintunya menuju mobil Jaemin. Langsung saja Mark masuk dan disambut oleh si pemilik mobil "selamat pagi, Mark. Kau sudah siap dengan ujian hari ini?"
Mark mengangguk dan mendapati tangan kirinya digenggam erat oleh Jaemin. Selama perjalanan, tangan Mark terus digenggam tak ingin Jaemin melepaskan nya. Dan akhirnya Mark memberanikan diri untuk menanyakan pada Jaemin.
"Kenapa kau menggenggam tanganku dengan erat?"
Jaemin menolehkan kepalanya, menatap pria tercintanya dengan senyuman "karena kau milikku" Jaemin memang terus menerus menganggap Mark adalah miliknya, sudah biasa bagi Mark tapi, kali ini terdengar berbeda. Mark seperti Jaemin menyembunyikan sesuatu.
"Oh ya, Jaemin. Bagaimana keadaan caffe?" Tanya Mark, mencoba untuk mengalihkan pikiran buruknya.
"Caffe baik baik saja, Renjun jadi ekstra kerja dua kali lipat. Karena kau jarang masuk kerja"
Jawaban itu lantas membuat Mark merasa bersalah dengan seniornya. Dia jadi membayangkan keadaan Renjun yang bekerja ekstra maafkan aku Renjun batin Mark.
Sesampainya disekolah, Jaemin dan Mark turun dari mobil dan berjalan memasuki kawasan sekolah dan bergegas memasuki kelas. Selama Mark dan Jaemin menyusuri lorong, banyak mata yang memandang karena Jaemin yang sedari tadi tak melepas genggaman tangannya. Sedikit membuat Mark risih dan ingin melepasnya, tapi genggaman Jaemin terlalu kuat.
Sampai di kelas, Mark dan Jaemin disambut sorakan oleh warga kelas mereka. Betapa antusiasnya teman teman sekelas melihat Jaemin menggandeng Mark "wah wah wah... Lihat semuanya... Kemarin mereka tidak masuk, sekarang.. Dihari pertama ujian ini, mereka datang sambil bergandengan tangan...!!!" Seru salah satu murid disana.
Semua murid kembali bersorak saat diprovokasikan, Jaemin hanya mengumbar senyuman manisnya sedangkan Mark berusaha melepas tanganya dan menahan malu.
Jaemin menarik tangan Mark menuju bangku mereka dan duduk, barulah Jaemin melepaskan genggamannya "semangat ujian, sayang" mendengar Jaemin yang menyemangati Mark dan menyebut Mark dengan sebutan sayang, semua warga kelas kembali heboh, bahkan semakin bertambah heboh.
Hebohnya kelas itu, sampai sampai kehadiran guru yang akan mengawasi ujian hari ini tak dihiraukan. Membuat guru itu menggebrak meja untuk mendapat perhatian para murid "sudah hentika sorakan kalian!! Hari ini ujian, jadi fokuslah pada ujia kalian!!"
Semua murid menjawab, dan kelas kembali tenang. Dengan tenangnya seisi kelas tandanya guru siap membagikan lembaran soal.
Ujian hari pertama sudah berakhir, dan semua murid sudah diperbolehkan pulang "ayo Mark, kuantar kau pulang" ajak Jaemin setelah selesai membereskan barang barangnya.
"Ah..! Hari ini aku ingin kembali bekerja, sudah lama aku tidak kerja di caffe"
"Tidak, Mark. Kau tidak perlu lagi bekerja, dan kau tidak membutuhkan itu"
"Jaemin, aku butuh uang untuk melangsungkan kehidupan ku"
"Jika kau butuh uang, aku bisa memberikanmu"
"Aku tidak butuh uangmu! Aku ingin bekerja"
Saat Mark akan meninggalkan kelas, Jaemin menarik lengan Mark tak memperdulikan Mark yang memberontak.
Jaemin menarik Mark dan membawanya masuk kedalam mobil yang telah menunggu mereka. Dipaksanya Mark masuk kedalam mobil lali kemudian baru dirinya.
"Jaemin apa yang kau lakukan?!!"
Jaemin tak menghiraukan pertanyaan Mark "paman, kita langsung ke apartemen" mendengar kata apartemen, Mark semakin menyadari ada yang aneh dengan Jaemin.
Sesampainya di tempat parkir, Jaemin menarik paksa lagi Mark sampai menuju apartemen. Dan sesampainya mereka disana, Jaemin dan Mark masuk kedalam, dan pintu kembali tertutup terkunci otomatis.
Setelah masuk, Jaemin melepas genggamannya pada lengan Mark maju beberapa langkah dan melepas pakaian atasannya yang dibuang kesembarangan arah. Menampilkan tubuhhya yang gagah, dan berotot.
Jaemin berkacak pinggang dan masig membelakangi Mark "ada apa dengan mu?" Tanya Mark.
"Aku?" Jaemin membalikkan tubuhhya menghadap ke Mark.
"Kau benar, ada apa dengan ku?"
Mark semakin dibuat bingung dengan tingkah Jaemin sekarang ini.
"Kau ingin tahu, ada apa denganku?" Mendengar pertanyaan Jaemin, tentu saja Mark ingin mengetahui dan ia mengangguk.
"Baiklah... Akan kuberi tahu"
"Aku kesal, marah, dan lebih tepatnya aku cemburu"
"Kau mengira aku tidak tahu apa yang terjadi tadi malam, tapi aku mengetahuinya"
"Kau membalas pesan Jeno, dan mengatakan bahwa kau merindukan nya"
Jaemin berjalan mendekati Mark, membuat Mark berjalan mundur.
"Tidak bisakah kau melupakan Jeno, saat sedang bersamaku?!!" Jaemin mulai meninggikan suaranya.
"Fokuslah padaku!!! Dan lihatlah aku!!!"
"Jeno sudah pergi, dia akan dijodohkan oleh orang tuanya dan kemungkinan besar dia tidak akan kembali!!!"
"Hanya ada aku yang saat ini bersamamu!!!"
"Tidak tahu kan kau betapa besarnya cintaku padamu?!!"
"Ah! Kau tidak tahu kan?! Karena kau lebih suka menggantungkan perasaan orang lain!!"
Nafas Jaemin terengah-engah, ia sudah menyelesaikan dan mencurahkan isi hatinya kepada Mark. Tubuh Mark terdiam, air mata Mark berusaha keluar tapi, ditahan. Mencoba terlihat kuat didepan Jaemin.
"Kau sudah selesai bicara?" Tanya Mark dan Jaemin tak merespon.
"Kau benar, aku selalu merindukan Jeno saat bersamamu. Tak hanya Jeno, aku juga merindukan ayahku dirumah, merindukan Renjun yang bekerja di caffe"
"Apanya salahnya merindukan seseorang? Saat kau tak ada disisiku pun, aku juga merindukanmu"
"Haha... " Mark tertawa hambar
"Aku merindukan setiap orang yang ku kenal. Ayahku, Jeno, Renjun, teman teman kelas, dan... "Mark menatap sendu Jaemin.
"...Kau, Na Jaemin" kini air mata Mark tak terbendung lagi, Mark mulai meneteskan air matanya.
"Apa salahnya merinduka setiap orang?"
"Aku tahu, kau sangat mencintaiku. Rasa cintamu lebih besar dibanding siapapun, aku paham itu"
"Dan aku tahu, jika Jeno akan dijodohkan, tapi aku yakin Jeno akan kembali!"
"Kenapa kau seyakin itu?"
"Karena aku yang memintanya. Sama sepertimu, Jeno juga akan mengabulkan dan memberikan semua keinginanku jadi, aku yakin Jeno akan kembali padaku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
General Fiction"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri