Jaemin dan Mark saat ini berada disebuah taman bermain, Mark membawa Jaemin setelah dirinya merasa tenang. Dan tempat ini, adalah tempat Mark untuk memenangkan pikirannya saat ayah dan ibunya bertengkar.
Mark duduk di ayunan yang pernah ia tempati, lalu Jaemin menempati disampinya. Langit malam yang dihiasi bintang bintang, membuat Mark tak bosan memandanginya. Sedangkan Jaemin, juga tak bosan menatap sang pujaan hati yang jauh lebih indah daripada langit yang berbintang.
"Bukankan langitnya sangat cantik?"-Mark
" iya, sangat cantik"-Jaemin
Sudah terlalu lama dua insan itu berada diluar, sudah seharusnya mereka kembali pulang ke rumah. "Ayo, kita pulang" ucap Mark, seraya berdiri dari posisinya dan menatap Jaemin. Jaemin sendiri ikut bangun, ia melepas jaket denimnya dan mengenakannya di tubuh Mark "pakai ini. Nanti kau bisa kedinginan dan jatuh sakit"
"Aku tidak kedinginan, dan tidak akan sakit"
Jaemin menggosokkan tanganya pada kedua lengan Mark "tidak dingin apanya, tubuhmu sudah seperti es saat kupeluk!" cetus Jaemin. Mark tak menyadari dan tak merasakan dingin menyerang tubuhnya, ia benar benar merasa biasa saja. "Tapi aku sungg-" ucapan Mark terpotong manakala Jaemin meletakkan satu jari telunjuk ke bibir Mark.
"Pakai saja, tidak usah banyak protes" mau tak mau, Mark menuruti Jaemin untuk tetal mengenakan jaketnya "tapi nanti kau yang-" lagi lagi perkataan Mark terpotong. Jaemin berjalan mendahului Mark agar tak mendengar celotehannya.
Mark berjalan dibelakang Jaemin, dapat Mark lihat punggung lebar itu, bahunya yang terlihat nyaman saat kepala disenderkan disana. Dada Mark mulai merasakan gelenyar aneh, akhir akhir ini ia sering merasakan itu. Entah saat berhadapan dengan Jeno, maupun Jaemin. Apa yang sebenarnya terjadi dengan Mark?
Terlalu larut dalam lamunannya, membuat Mark tak sadar dengan Jaemin yang berhenti mendadak, sehingga kepala Mark membentur punggung lebar itu "Aww!" Mark menatap pria yang terdiam didepannya "kenapa kau berhenti?" tanya Mark.
Jaemin membalikkan tubuhnya "rumahmu, ada disebelah mana? Aku lupa😅" Mark mendatarkan wajahnya. Mark pikir telah terjadi sesuatu didepan sana, ternyata yang terjadi adalah Jaemin yang lupa arah jalan kerumah Mark.
Sekarang giliran Mark yang mendahului Jaemin, berjalan dengan kesalnya "Mark, tunggu" dengan berlari kecil, Jaemin mengejar Mark hingga mereka sudah sampai didepan pekarangan rumah. Mark terdiam sebentar sebelum membuka pintu rumahnya dan menoleh ke arah Jaemin "kau yakin, ingin tetap menginap dirumahku?" Mark memastikan kepada Jaemin tentang keputusannya untuk menginap.
"Tentu, aku ingin bersamamu. Dan terus bersamamu"
Setelah mendengar jawaban dari Jaemin, Mark menarik nafasnya terlebih dahulu, kemudian dihembuskan lewat mulutnya. Setelah itu Mark menekan sandi rumahnya, dan masuk kedalam.
Sesampainya kedua pria agustus masuk kedalam rumah, mereka disuguhkan dengan pemandangan yang tak biasa bagi Jaemin, tapi sudah biasa dengan Mark. Isi rumah yang sudah kacau balau, tak serapi dan tak sebersih saat Mark meninggalkan rumahnya.
"Mark" Jaemin menoleh, menatap Mark yang tak berekspresi sama sekali. Mark sudah seperti mainan robot yang tak diberi batrai, Jaemin mengkhawatirkan Mark. Bagaimana Mark bisa hidup disituasi seperti ini?
Mark berjalan masuk menuju kamarnya, dan Jaemin ikut kebelakang nya. Sesampainya kedua didalam kamar, Mark meletakkan tasnya ditempat belajarnya "maaf, harus memperlihatkan mu keadaan tadi" Jaemin mendekat dan memeluk Mark dari belakang "sudah kubilang, ini bukan salahmu. Jadi, tidak perlu minta maaf" Jaemin menelusup kan kepalanya diceruk leher Mark.
Tok..
Tok...
Tok....
Suara ketukan pintu menginstruksi, Mark melepas pelukan Jaemin dan berjalan menuju pintu. Mark membukanya, dan terlihat ayahnya dengan penampilan yang sangat berantakan "Mark, kau sudah pulang""Ayah, kenapa ayah berantakan sekali?" tanya Mark dengan khawatir, Mark juga mencium bau alkoholnya dari ayahnya "ah, iya.. Maaf.. Ayah tadi mabuk. Kalau begitu, istirahatlah." saat ayah Mark hendak berbalik, ia tak sengaja menangkap siluet orang lain dari dalam kamar Mark "oh, ada temanmu. Dia akan menginap?"
"Iya"
"Yah, baiklah. Beristirahat lah kalian berdua" kini, ayah Mark benar benar pergi kembali kekamarnya, dan Mark kembali masuk dengan raut yang masih khawatir "Mark" ucap Jaemin dan mendekati Mark "aku akan ganti baju, kau juga. Kau bisa memakai pakaian Jeno yang masih tertinggal disini"
Apa? Pakaian Jeno?
"Kenapa bisa ada pakaian Jeno disini?" tanya Jaemin. Mark membalik, melihat Jaemin yang mulai kesal. Mark berpikir untuk menggoda Jaemin, ia mendekat dan mengalungkan kedua tangannya pada leher Jaemin "iya, dia sering menginap disini. Dan aku sering tidur bersamanya." ucap Mark sambil mengeluarkan senyuman liciknya.
"Kau tidur bersamanya? Kau bilang kau belum melakukan apapun dengan Jeno"
Mark tertawa, Jaemin sudah terpancing "hahaha, memang belum... Tapi mungkin, jika Jeno tidak pergi-" Mark mendekatkan bibirnya ke telinga Jaemin "-aku dan dia akan melakukannya"bisik Mark, pada ucapan akhirnya, lalu kembali menjauh dan menatap Jaemin.
Dapat Mark lihat wajah terkejut Jaemin "Kau terkejut?" tanya Mark "iya, aku terkejut, juga kesal" Jaemin meraih pinggang Mark, menempelkan tubuh mereka "dan kau tahu aku cemburu mendengar kau menyebut namanya" Jaemin menempelkan dahinya, dan menggosoknya dengan mata terpejam.
Mark tersenyum, merasakan gesekan didahinya "kecemburuanmu, adalah kebahagiaan bagiku, Na Jaemin" ucap Mark, mengelus rahang Jaemin dan mengecup bibir Jaemin. Jaemin hendak melumatnya, tapi Mark sudah terlebih dahulu melepas ciumannya.
Jaemin sedikit kecewa karena tidak jadi melumat bibir mungil menggoda itu.
Mark menjauhkan tubuhnya, dan berbalik badan "sudahlah, kita ganti baju lalu tidur" Mark berjalan medekati lemarinya untuk mengambil kaos. Setelah itu, mark melepas apron dan seregam kerjanya yang masih setia melekat ditubuhnya.
Jaemin melihatnya, melihat tubuh Mark yang sungguh menggoda. Oh tidak, Jaemin harus menahan libido nya. Jaemin berusaha memalingkan wajahnya, tapi... Sungguh, Jaemin ingin sekali merasakan kembali tubuh Mark, sangat sayang jika di lewat kan. Mark apa kau sengaja menggodaku-Jaemin.
"Mark, kau belum membalas pesanku satu pun. Aku merindukamu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
General Fiction"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri