Sekolah telah berakhir, seharian ini Mark dan Jaemin menghabiskan waktu mereka diatap sekolah. Disana mereka habiskan dengan mengobrol secara random, makan, juga tidur sampai bel pulang berbunyi. Kini ruang kelas sepi, hanya ada Mark dan Jaemin saja, untuk mengambil barang mereka.
"Kau akan langsung pergi kerja?" tanya Jaemin, mengingat kejadian kemarin Mark yang dilecehkan oleh pelanggan "tentu saja, aku bekerja untuk mendapatkan uang, dan mereka membayar ku. Aku tak mau makan gaji buta" Mark memasukkan buku bukunya kedalam tas, lalu beranjak pergi menuju tempat kerjanya.
"Aku akan menemanimu" langkah Mark terhenti, saat Jaemin menahan lengannya "tidak perlu, aku bukan anak kecil" jawab Mark, sembari melepaskan tangan Jaemin. Mark melanjutkan langkahnya kembali, yang diikuti oleh Jaemin.
Sesampainya Mark dan Jaemin dilokasi, lagi lagi Jaemin menahan Mark "Mark, biarkan aku menemanimu, aku tak mau kejadian kemarin terulang lagi" raut Jaemin yang khawatir, terlihat begitu jelas. Mark tahu Jaemin mengkhawatirkan nya, tapi Mark benar benar baik baik saja "Jaemin, tidak perlu khawatir. Ku pastikan hal itu tak terulang kembali, aku janji" Jaemin benar benar tak bisa melepas Mark begitu saja, tapi jika ia terus memaksa, Mark akan marah dengannya. Itu lebih tidak disukai oleh Jaemin.
"baiklah kalau begitu, aku akan mengawasimu dari kejauhan" Mark mengangguk sebagai responnya "kalau begitu, aku pulang dulu. Dan aku minta satu hal darimu, sebelum aku pergi" Mark memiringkan kepalanya, tak lupa raut bertanya nya "jika terjadi sesuatu, langsung hubungi aku. Bawa terus ponsel mu, dan jangan protes. Turuti saja ucapanku, kalau kau tidak mau kutemani disini!" menurut Mark, Jaemin terlalu berlebihan mengkhawatirkan dirinya "baiklah... "
Jaemin cukup lega mendengar respon Mark "... Kalau aku tidak lupa" gumam Mark, yang masih didengar oleh Jaemin "Mark ~" rengek Jaemin "baiklah baiklah... Akan ku lakukan apa yang kau minta" untuk kali ini, Mark mulai mengalah "tentu kau harus begitu, kau calon pendampingku. Yasudah kalau begitu, aku pulang dulu. Akan ku jemput kau jika sudah selesai"
Jaemin langsung pergi dari tempatnya, sebelum Mark mulai angkat bicara. Mark masuk kedalam, setelah melihat Jaemin benar benar pergi. Mark berjalan menuju ruang staff, dan mengganti pakaiannya, sesuai dengan yang Jaemin katakan, Mark membawa ponselnya, dimasukkan benda pipih itu kedalam saku celananya.
Setelah siap dengan seragam, Mark bergegas keluar untuk memulai pekerjaannya. Dimulai dari membersihkan meja yang berantakan dan kotor, membawakan pesanan ke pelanggan, menyambut kedatangan pelanggan, juga kadang bergilir dengan Renjun untuk urusan kasir.
"Renjun~ apa kau disini?"
Mark yang kini sedang berada di kursi kasir, menggantikan Renjun yang ijin kekamar mandi sebentar, menghapiri seorang pria yang menyebutkan nama rekan kerjanya "selamat datang di caffe XXX, ada yang bisa saya bantu" Pria itu menatap Mark, menelisik setiap sudut Mark "kau karyawan baru?" tanya pria itu.
"Iya, saya karyawan baru"-Mark
"Pantas, aku baru melihatmu"-pria asing
"Aku disini untuk mencari Renjun, dimana dia?"
"Renjun sedang ada dikamar mandi, ada perlu apa mencarinya?"
"Ah~ itu, aku han-"
"Untuk apa kau datang kemari?!"
Renjun yang sudah kembali dari aktivitasnya, langsung mendatangi Mark dan pria yang ada dihadapannya. Menatap tajam, si pria itu. Mark yang berada disituasi yang seharusnya ia tak ada disana, hanya menatap Renjun dan pria asing itu bergantian. Sepertinya Renjun mengenali pria ini.
"Oh ayolah~ aku hanya ingin menemui pria mungil ku~" pria itu mencolek dagu Renjun. Membuat Renjun kesal "aku bukan pria mungil mu!!"
"Renjun, aku tahu aku salah,, maafkan aku ya... Aku berjanji tidak akan mengulangi nya lagi"
"Kau sudah berjanji berkali kali, tapi kau tetap saja melanggarnya"-Renjun
Sepertinya aku berada di situasi yang salah-batin Mark
"Renjun, kumohon~" pria asing itu, meraih tangan Renjun. Tapi dengan cepat, Renjun menepisnya "sekali tidak, tetap tidak!" tegas Renjun. Pria itu berkali kali mencoba untuk meraih tangan Renjun, dan terus ditepis oleh sang empunya. Merasa kasihan, Mark berdiri didepan Renjun, berusaha untu menyembunyikan dan melindungi rekannya dari pria asing didepannya.
"Maaf tuan, sepertinya rekan saya tidak ingin berurusan lagi dengan anda. Jadi, silahkan pergi"-Mark
"Kau jangan ikut campur urusan kami!" tunjuk pria itu tepat diwajah Mark
"Benar, Mark. Sebaiknya kau jang-" bisik Renjun dibalik tubuh Mark, tapi masih didengar oleh Mark dan pria itu. Dan terpotong oleh Mark.
"Tidak bisa! Sebagai rekan, aku harus membantumu jika kau kesulitan!!"-sahut Mark.
"Tck! Renjun, siapa dia?! Kenapa dia ikut campur dalam urusan kita?!!"
"Aku adalah rekan Renjun! Dan kau siapa?!"-Mark
"Aku adalah kekasih Renjun! Lee Haechan!!"
"D-dia, kekasihmu?" tanya Mark, pada Renjun yang menolehkan kepalanya sedikit "iya Mark, dia kekasihku" Mark merasa bersalah, sudah ikut campur kedalam masalah yang baru ia ketahui, adalah sepasang kekasih.
"M-meski pun begitu, kau tetap tidak bisa memaksa Renjun! Kau tidak lihat, tubuhnya yang kecil mungil ini! Kau tidak kasihan kepadanya?!"
Renjun yang mendengar Mark menyebut dirinya mungil dan kecil, menatap dengan datar. Sedangkan pria yang mengaku dirinya sebagai Haechan, kekasih Renjun menahan tawanya melihat ekspresi kesal kekasihnya itu.
"Lalu kenapa? Meskipun dia kecil dan mungil, kau tidak akan bisa mengalahkannya!" -Haechan, dengan menahan tawanya.
"Renjun, memangnya kau pernah bertarung dengannya?" Mark menoleh, menatap penuh Renjun dibelakangnya, dan Renjun masih dengan tatapan datarnya "iya, aku pernah membanting dirinya hingga dirinya masuk rumah sakit. Dan yang selanjutnya adalah dirimu, Mark!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
Ficción General"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri