33

244 19 0
                                    

Malam yang panjang, telah Mark lalui tanpa tertidur. Obat yang ia minum, sama sekali tak berpengaruh padanya. Mark kini berdiri didepan cermin kamar mandinya, menatap matanya yang terdapat kantung juga lingkar hitam disekitar matanya.

"Haah~" helaan nafas yang beberapa kali keluar dari mulut Mark, meratapi nasibnya yang tak bisa tertidur semalam. Mark menyalakan kran, dan mendahi air yang keluar dari kran, lalu membasuh wajahnya. Berharap dapat mengembalikan kesegaran kembali.

Setelah berkutat cukup lama didalam kamar, Mark muncul dengan seragam rapinya. Ayah Mark yang terlebih dahulu bangun, telah mempersiapkan sarapan untuk anaknya "Mark, makan dulu sebelum berangkat" Mark menurut ucapan ayahnya. Ia duduk dikursi pantry, makan telah tersaji didepannya tinggal disantap.

Ayah Mark duduk didepan putranya, melihat raut anaknya yang tak bersemangat itu membuat munculnya berbagai pertanyaan dikepalanya "Mark, apa kau tidur dengan cukup?" tanya ayah Mark.

"Tidak. Ujian tinggal menghitung hari, jadi aku terus memikirkannya" Mark menaruh bumbu kebohongan pada ucapannya, tidak mungkin ia mengatakan yang sebenarnya. Ayah Mark mengangguk sebagai responnya lalu melanjutkan sarapannya.

Ayah Mark pergi terlebih dahulu saat Mark menyuci piring, lalu Mark mengunci pintu rumahnya dan langsung menuju kesekolah. Sesampainya didepan sekolah, Mark disambut oleh rangkulan Jaemin dari belakang "hey, Mark!" Mark menoleh, dan berhasil membuat Jaemin terkejut "wow Mark, kau beristirahat yang cukup semalam?"

"Apa aku terlihat seperti itu?" Jaemin yang langsung tau jika Mark sedang tidak dalam suasana yang bagus, ia melapas rangkulannya dan mengembangkan senyum manisnya. Disaat rangkulan Jaemin terlepas dari pundaknya, Mark langsung saja melenggang pergi menuju kelasnya.

Sesampainya dikelas, Mark langsung saja meletakkan kedua tanganya diatas meja, sebagai bantalan kepalanya. Mark akan tidur sebentar sebelum mulainya pelajaran. Jaemin yang baru sampai dikelas, langsung mengambil alih bangku disebelah Mark, untuk hari ini dan seterusnya, ia berencana akan duduk di samping Mark.

Tangan Jaemin terulur mengusap lembut rambut lembut Mark, berharap sang pujaan hatinya bisa tidur dengan nyenyak "tidurlah sayang, akan kubangunkan jika guru sudah datang" bisik Jaemin yang turut meletakkan kepalanya diatas meja, menatao lembut Mark.

Usapan lembut Jaemin, perlahan turun ke pipi, hingga bibir Mark. Bibir yang pernah ia cicipi semalam, Jaemin tak akan pernah melupakan kenangan indahnya itu "aku akan menagihnya lagi nanti, Mark."

Berselang beberapa menit, guru mata pelajaran pertama sudah tiba. Pelajaran pertama hari ini adalah biologi, Jaemin dengan lembut membangunkan Mark "Mark, bangun. Guru biologi sudah datang" perlahan Mark membuka matanya dan duduk dengan tegap, diikuti oleh Jaemin.

Pelajaran yang menurut Mark membosankan karena hanya berisi penjelasan materi yang dibumbui dengan dongeng, membuat mata Mark semakin memberat. Jaemin yang duduk disebelahnya diam diam memperhatikan Mark yang terkantuk kantuk itu. Lucu. Itulah yang muncul dalam benak Mark ketika melihatnya.

Tangan terulur tiba tiba oleh Jaemin sebagai bantalan kepala Mark yang mendadak terjatuh diatas mejanya. Meskipun tangan Jaemin sudah menyelamatkan kepala Mark dari benturan antar kepala dan meja, tetap saja dapat menarik perhatian seisi kelas termasuk guru yang mengajar dikarenakan suara buku Mark yang terjatuh kelantai.

"Jaemin, bangunkan Mark atau bawa dia keluar dari kelas ini!" langsung saja, Jaemin menggendong Mark dipunggungnya dan membawa Mark keruang UKS agar Mark dapat beristirahat dengan nyenyak.

Sesampainya diruang UKS, perlahan Jaemin menaruh tubuh Mark keatas kasur. Ruang UKS sepi, penjaga UKS tadi meminta Jaemin untuk tetap berada diruangan selama si penjaga itu pergi. Kunci UKS ada ditangan Jaemin, dia menutup pintu UKS dan menguncinya dari dalam. Sebuah dalih agar Mark tidak terganggu.

Jaemin berjalan mendekat kearah Mark yang terbaring dikasur, duduk dikursi yang telah disediakan disana, memandang lamat lamat sang pujaan hati. Tangan besar Jaemin kembali terulur mengelus rambut halus Mark, dan perlahan menurun kepipi dan berhenti dibibir mungil Mark.

Jaemin mendekatkan wajahnya dengan wajah Mark, terhanyut akan suasana yang tak ada siapa pun yang mengganggu, Jaemin semakin mengikis jarak, hingga bibirnya bertemu dengan bibir Mark. Jaemin berniat hanya memberi sebuah kecupan tapi, aksinya sukses membuat Mark terbangun dari tidurnya.

"M-Mark-"
Mark meraih tengkuk Jaemin dan menempelkan kembali kedua bibir mereka. Mark memeberikan lumatan pada bibir Jaemin, dan dibalas oleh si empunya. "Ngghh... " lenguhan yang diberikan Mark, membuat Jaemin semakin gencar menyesap bibir Mark.

Jaemin menaiki kasur dan mengukung Mark "apa kau sudah mengunci pintunya?" tanya Mark, Jaemin tersenyum dan mengangguk kepala, setelahnya mereka melanjutkan kembali aksinya. Ciuman Jaemin, perlahan pindah pada ceruk leher Mark, juga tangan kanan Jaemin satu persatu melepas kancing seragam yang dikenakan Mark.

"Tu-tunggu Jaemin!" Mark menghentikan pergerakan tangan Jaemin yang baru mencapai kancing kelima "kenapa?" Jaemin terpaksa menghentikan menciumi leher Mark yang menggoda "kita masih disekolah"

"Lalu? Lagipula aku sudah mengunci pintunya, dan disini tidak ada siapa siapa selain kita berdua"

"Tetap saja aku... Merasa tidak nyaman"

Jaemin mengehla nafas, dia merasa sedikit kecewa, tapi demi sang pujaan hati ia akan menuruti semua kemauan nya. Jaemin hendak turun dari kasur tapi Mark menahannya "kenapa?" tanya Jaemin "tidurlah disampingku" jawab Mark "kita tidak bisa melakukannya disini, tapi kita bisa tidur bersama disini" imbuh Mark.

Senyuman Jaemin mengembang, ia tidak lagi merasa kecewa, karena Mark mengajaknya tidur bersama. Jaemin memeluk tubuh Mark begitu juga sebaliknya. Mereka tidur bersama di UKS, tanpa gangguan dari siapapun.

Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang