Ting
Tong
Ting
Tong
Akhirnya bel pulang yang ditunggu pun berbunyi setelah melewati beberapa jam pelajaran dan istirahat, bel pulang yang dinantikan seluruh murid telah bergema menandakan sekolah telah berakhir hari ini. Mark dan Jeno merapikan buku bukunya dan memasukkan ke dalan tas, begitu pula dengan murid murid lain.Jam menunjukkan pukul 17.30 menit kondisi kelas sudah sepi semua murid sudah meninggalkan kelas dan pergi ketempat yang mereka tuju, kecuali Mark dan Jeno. Mereka masih menetap disana karena Jeno menahan kepergian mereka berdua, membuat Mark semakin bingung dengan tingkah sahabatnya ini. Tadi saat jam istirahat yang biasanya Jeno langsung menuju ke kantin, dirinya malah menidurkan diri di UKS, dan memaksa Mark untuk menemaninya.
Jeno yang sedang berdiri dekat dengan jendela seperti sedang mengawasi seseorang. Mark merasa Jeno menghindari seseorang "Jeno, kau lihat apa?" Tanya Mark. Jeno tidak menjawab pertanyaan Mark, matanya masih terus fokus ke arah yang ia tuju sejak tadi, Mark pun mendekat berdiri di sebelah Jeno yang tampat serius itu, melihat ke arah yang sama ternyata yang dilihat Jeno adalah sebuah mobil yang biasanya mengantar jemput kan Jeno dan seorang supir yang berdiri diluar mobilny seperti menunggu kedatangan Jeno. "Aku ingin menginap kerumah mu tanpa adanya gangguan. Aku tak memberitahukan orang tuaku karena mereka pasti melarangku makanya aku harus menghindari orang itu." Jelas Jeno sambil menunjuk supirnya Mark hanya mengangguk sebagai jawaban "tapi kan ada pintu belakang" kata Mark memberi solusi, Jeni menggelengkan kepalanya tanda ia tidak setuju dengan ide Mark "Aku yakin dibelakang juga ada penjaga." Lagi lagi Mark hanya mengangguk "jadi, kita akan berdiam diri disini sampai mereka pergi?" Tanya Mark.
Jeno nampak berpikir untuk menemukan jawaban dari pertanyaan yang Mark berikan dan solusi agar dirinya dan Mark bisa keluar dari sini. Jeno menundukkan kepala, dan melirik ke arah Mark yang sedang melihat supirnya itu dan menjentikkan jari yang berarti ia mempunyai sebuah ide "Mark, maaf sebelumnya tapi sepertinya ini ide satu satunya" mendengar adanya jalan keluar Mark mulai memfokuskan dirinya pada Jeno "Mark maukah kau menjadi umpan mereka" ucapnya sambil menepuk kedua pundak Mark lantas mendapat tatapan bingung dari Mark sendiri "supir itu tidak tahu dirimu dan tidak pernah melihat dirimu, postur tubuhmu mirip dengan ku jadi aku ingin kau menggunakan jaket ku, tutupi wajahmu dengan tudung jaket, aku tidak membawa masker jadi kau harus lebih berhati hati. Dan juga lari mu lebih kencang dari ku, berlarilah ke tempat tempat yang sempit dan sepi, ditempat seperti itu aku bisa menghajar mereka sampai mereka pingsan, bagaimana? Ini satu satunya jalan agar kita segera kerumahmu" Mark mendengar dengan seksama semua penjelasan yang Jeno lontarkan padanya
"jadi aku berjalan ke arah supir itu lalu kemudian aku lari?" Tanya Mark dan diangguki dengan Jeno. Mark pun menyetujui pendapat Jeno, sebenarnya Mark tahu jika Jeno sedang menyembunyikan sesuatu dia ingin bertanya pada Jeno tapi Mark urungkan, Mark akan tanya saat mereka sudah berada dirumah.
"Ini jaketnya" ucap Jeno seraya menyerahkan jaket kebesarannya. Postur tubuh mereka memang mirip, tapi tentu saja tetap akan berbeda walau itu tipis, yaitu badan Jeno sedikit lebih besar dibanding Mark. Buktinya dia memakai jaket Jeno saja sedikit kelonggaran, padahal jika jaket itu Jeno kenakan akan sangat pas pada tubuhnya. Saat Mark sibuk mengenakan jaketnya Jeno mengeluarkan hpnya untuk dimatikan, hanya untuk jaga jaga. Bisa saja kan supirnya itu membawa alat pencari lokasi, Jeno pun juga meminta Mark untuk mematikan hpnya "Mark matikan hp mu" pinta Jeno dan diangguki oleh Mark.
Kedua sahabat itu menjalankan aksinya, Jeno yang harus bersembunyi dulu didalam gedung sekolah sedangkan Mark mulai berjalan mendekati supir Jeno. Tak menaruh sedikit rasa curiga supir Jeno membukakan pintu mobilnya, membungkuk kepada tuan mudanya sebentar dan mempersilahkan "Jeno" masuk.
Mark berjalan semakin mendekat dengan supir itu dan kepalanya semakin menunduk. Saat sudah berada tepat didepan pintu mobil yang terbuka, Mark berjongkok seolah olah dia sedang mengikat tali sepatu lalu dia menghitung dalam benaknya memberi aba aba pada dirinya untuk lari dari sana
1...
2...
3...
Pada hitungan ketiga, Mark langsung lari sekencang kencangnya, mencari gang sempit yang sudah ia dan Jeno tentukan saat dikelas. Melihat tuan muda nya kabur, supir itu panik dan menghubungi penjaga yang berada di pintu belakang. Rencana Jeno untuk membuat mereka mengejar Mark sukses.Kini yang harus Jeno lakukan adalah menyusul Mark dengan arah yang berlawanan. Mark yang sudah sampai terlebih dahulu di gang sempit dan sepi itu sekarang harus menunggu kedatangan Jeno. Mark berhenti berlari dan mengangkat tangannya seolah ia sudah menyerah. Memutar badan dengan kepala yang masih tertunduk, supir dan dan penjaga mulai mengepung Mark dari berbagai sisi agar tidak kabur lagi. Saat salah satu penjaga mulai mendekat ke arah Mark, langkahnya terhenti lantaran pundaknya ditahan oleh seseorang yang mengenakan topi juga masker.
Orang itu menghajar habis habisan para penjaga dan juga supir itu sampai mereka tak sadarkan diri ditempat, untuk tak ada cctv disana. Mark yang masih terdiam ditempatnya memperhatikan gerak gerik orang itu dan orang itu membuka topi juga maskernya membuat Mark bernafas lega "Hhaah~~ darimana kau mendapat pakaian itu?" Tanya Mark karena Jeno tadinya mengenakan seragam dan Mark juga melihat isi tasnya bahwa Jeno tidak membawa pakaian ganti lagi selain jaketnya.
Jeno yang mengenakan celana jin hitam, kaos hitam juga jaket kulit hitam. Semua serba hitam yang Jeno kenakan. "Aku meminjamnya disebuah toko pakaian tadi, tidak mungkin aku menghajat mereka masih dengan seragamku" jawab Jeno dengan senyuman manisnya
"Meminjam?" Tanya Mark sekali lagi untu memastikan pendengarannya tidaklah salah
"Hm.. Meminjam... Lalu... membayar.... Hehehe" jawab Jeno masih tetap dengan senyum termanisnya. Mark hanya menatap datar Jeno sembari melepas jaketnya dan meleparnya kearah Jeno. Mark jalan mendahului Jeno yang ada di belakang mengikuti Mark. Jeno menjaga jaraknya dengan Mark karena menurut Jeno Mark sedikit-lumayan kesal dengannya saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
General Fiction"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri