19

327 31 1
                                    

Tepat setelah Mark membereskan kamarnya Ayahnya pun pulang, Mark segera keluar kamar menghampiri ayahnya "ayah pulang cepat?" Mark menanyai kepulangan ayahnya yang biasanya akan pulang larut malam. Ayahnya melepas sepatu kerjanya dan ditaruh ke rak sepatu "pekerjaan ayah sudah hampir selesai semuanya, tinggal sedikit lagi" jawabnya sembari melangkah lebih masuk kedalam rumah. Mark menganggukkan kepalanya mendengar jawaban dari ayahnya.

Ayah Mark melihat seisi rumah yang terlihat lebih rapi dan bersih ketimbang biasanya "entah ini hanya perasaan ayah atau rumah ini jadi semakin bersih dan rapi" Mark sedikit sedih mendengar ucapan ayahnya itu, padahal jelas jelas hanya Mark yang berada di rumah hari ini tapi kenapa ayahnya malah mengatakan seperti itu " siapa lagi kalau bukan aku yang merapikan dan membersihkan rumah" Ayahnya Mark terkagum mendengar pangkuan anaknya, pasalnya Mark itu bukanya jarang bersih bersih, hanya saja terlalu malas jika membersihkan dan merapikan rumah sendirian.

"Kau? Membersihkan ini semua? Kenapa ayah tidak percaya?" Mark semakin sedih mendengar ayahnya bertanya seperti itu, dengan wajah yang dibuat datar untuk menyembunyikan kesedihannya semakin datar dibuat semakin datar lagi "apa perlu aku video kan kegiatanku untuk bukti bahwa aku membersihkan ini semua?!" Mark sedikit meninggikan suaranya karena kesal terhadap ayahnya ini.

Ayah Mark hanya menanggapi anaknya dengan tertawa puas, sekali kali mengerjai sang anak tak buruk juga pikirnya "hahahaha... Ayah hanya bercanda, maafkan ayah" ucap sang ayah sambil mengusap kepala Mark. Mark hanya mendengus saat ayahnya mengusap kepalanya.

Saat ayahnya akan pergi kekamar, ia menyadari satu hal "ah! Dimana temanmu itu?" Mark langsung terdiam kaku mendengar pertanyaan ayahnya, ia berusaha menetralkan keadaannya "dia sudah pulang" jawab Mark.

Ayah Mark hanya ber "oh" ria saja mendengar jawaban putranya.

Mark melangkahkan kakinya berinisiatif membuatkan ayahnya teh untuk menghilangkan lelah. Setelah jadi, Mark mendekati kamar ayahnya, lalu mengetok pintu

Tok... Tok... Tok...

"Ayah, Mark buatkan teh untuk ayah" Mark sedikit meninggikan suara agar dapat didengar ayahnya.

"Taruh saja dimeja pantry, ayah akan segera kesana" seru ayah Mark. Mark kembali kedapur dan duduk dikursi pantry menunggu bergabungnya ayahnya.

Tak menunggu lama, ayah Mark keluar dari kamar dengan pakaian yang lebih santai. Ayah Mark duduk berhadapan dengan putranya dan meraih cangkir berisi teh buatan Mark.

Saat akan meminum tehnya, ayah dan anak itu dikejutkan dengan pintu yang terbuka dengan sangat kencang yang menapilkan ibunya Mark. Ibu Mark masuk dengan langkah penuh emosi serta membawa amplop coklat yang digenggam erat.

"Lihat ini! Aku sudah menemukan bukti bahwa kau berselingkuh!" Ucapnya sambil melempar amplop kearah suaminya. Karena penasaran suaminya itu mengambil amplop itu dan membukanya, berisikan foto foto dirinya bersalaman dan berpelukan dengan wanita lain didepan kantor saat hendak menuju kerumah.

Mark tentu terkejut dengan foto itu, ayahnya menatap putranya yang terkejut dan berusaha menjelaskan kepada Mark "Mark, ini tidak seperti yang kau pikirkan, kau kenal dengan wanita itu. Tidak mungkin ayah berselingkuh dengannya" Mark masih memandangi foto itu, tak memperdulikan penjelasan sang ayah. Ibunya tertawa sinis mendengar ucapan suaminya itu "heh... Percuma kau berbohong! Semua akan terungkap satu persatu! Jadi dengan begini aku bisa menceraikanmu! Aku pergi!!"

Ibu Mark pergi meninggalkan suami dan dirinya. Ayah Mark mendekati putranya untuk memperjelaskan lebih detail lagi "Nak, ini tidak seperti yang ibu maksud. Ayah dan wanita itu ada diprogram kerja yang sama, dia yang membantu pekerjaan ayah. Dan ayah tidak tahu kalau dia akan memeluk ayah." Ayah Mark panik, takut jika anaknya marah padanya. Tapi yang terjadi, Mark mendatarkan wajahnya duduk dikursi pantry lalu meminum teh buatanya.

"Ayah duduklah, dan minum tehnya. Tidak enak jika sudah dingin" ucap Mark. Ayahnya hanya menatap heran pada respon anaknya. Dia pun duduk kembali dan meminum tehnya "habiskanla ayah" Ayah Mark menuruti uacapan putrannya, menenggaknya sampai habis.

Terdiam selama beberapa menit, mata ayah Mark mulai memburam "Mark, kepala ayah sangat pusing" ucapnya, Mark meletakkan cangkirnya dengan santai dan menatap gerak gerik ayahnya yang sepertinya akan ambruk "ayah beristirshat saja. Mungkin ayah kelelahan" ucapnya sambil berjalan mendekati ayahnya untuk dibopong kekamarnya.

Setelah membopong Mark membaringkan tubuh ayahnya yang terlihat sudah terlelap. Menutupi tubuhhya ayahnya hingga mencapai dada dengan selimut, menyalakan pelembab ruangan, Mark duduk disamping bawah kasur ayahnya sambil menatap wajah ayahnya yang terlihat damai itu.

Mark menatap dengan tatapan sendu, tak tega jika ayahnya terus menerus hidup seperti ini "beristirahatlah ayah. Sampai ayah lupa cara untuk membuka mata" ucap Mark lalu pergi dari sana dan menuju kamarnya untuk menyiapkan kebutuhan sekolah besok pagi.

Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang