34

231 19 0
                                    

"Tuan muda, kita sudah sampai"

"Kita dimana?"

"Kita berada di sekolah baru anda tuan. Kita harus memberikan berkas data diri anda untuk mendaftar disekolah ini. Begitu perintah tuan besar"

"Kau urus saja sendiri, aku akan tetap dimobil"

"Tidak bisa tuan, tuan besar sudah menunggu didalam"

"Dasar tua bangka itu!"

Jeno turun dari mobil mewahnya bersamaan dengan pengawalnya. Kini ia berada didepan gedung sekolah yang nantinya akan menjadi tempat nya menempuh pendidikan.

Jeno, memulai langkahya memasuki gedung sekolah itu diikuti si pengawal. Suasan gedung yang sepi, tak ada murid dan guru yang berlalu lalang disini. Tentu saja, itu dikarenakan hari sudah malam, tentu sekolah akan sepi. Entah apa yang dipikirkan oleh ayah Jeno, Jeno sendiripun juga tidak mengerti.

"Kenapa harus malam malam begini? Kenapa tidak besok saja?!" gerutu Jeno

Sesampainya didepan ruang kepala sekolah, yang sudah ada ayahnya Jeno yang duduk berhadapan dengan kepala sekolah itu, Jeno melangkah mendekat dan mengambil posisi berdekatan dengan ayahnya.

"Ini anak saya, Lee Jeno" ucap ayah Jeno, memperkenalkan anak semata wayangnya. Tangan Jeno otomatis terulur dan disambut hangat oleh si kepala sekolah "anak anda tampan seperti anda" sahut kepala sekolah.

"Jadi, kapan anak saya bisa melangsungkan pendidikan nya disini?" tanya Ayah Jeno sekali lagi.

"Bagaimana kalau besok? Lebih cepat lebih baik, bukan?" ucap sang kepala sekolah. Ayah Jeno hanya menganggukkan kepala, menyetujui pendapat kepala sekolah tersebut. Dan Jeno, hanya mengangguk pasrah, memang benar kata kepala sekolah tadi, lebih cepat lebih baik. Semakin cepat Jeno menyelesaikan pendidikannya disini, dan semakin cepat Jeno menyelesaikan semua urusannya, semakin cepat pula Jeno bertemu dengan sang pujaan hati, Mark.

Ayah Jeno dengan kepala sekolah, saling berjabat tangan, begitu juga dengan Jeni yang ikut menjabat tangan sang kepala sekolah. Ayah dan anak hendak keluar dari ruang tersebut, diikuti oleh beberapa pengawal tapi, saat sampai diambang pintu, Jeni menghentikan langkahnya dan membalikkan badanya menghadap sang kepala sekolah.

"Saya punya satu permintaan" ucap Jeno

"Apa saja untuk anak direktur sekolah kami" balas sang kepala sekolah.

"Saya ingin identitas saya sebagai anak direktur sekolah ini, disembunyikan. Tak ada satupun yang boleh mengetahui identitas saya, termasuk semua guru yang mengajar"

Ucapan Jeno, cukup membuat ayahnya kebingungan, tak hanya ayahnya, kepala sekolahpun juga ikut kelimpungan, kenapa Jeno ingin menyembunyikan identitasnya. "Kenapa, kalau saya boleh tahu?" tanya sang kepala sekolah.

"Tidak ada alasan khusus, saya hanya ingin menikmati masa masa akhir sekolah saya disini dengan damai dan tentram" jawab Jeno.

Setelah mendengar jawaban dari Jeno, Ayah Jeno hanya mengangguk dan segera pergi dari ruangan itu, sedangkan sang kepala sekola tersenyum yang menyetujui permintaan anak dari atasannya.

"Saya akan berusaha dengan maksimal, untuk menjaga rahasia besar ini, tuan Lee Jeno" ucap sang kepala sekolah. Setelah mendapatkan apa yang diinginkan, Jeno keluar dari sana dan segera masuk kedalam mobil. Namun, sesampainya Jeno didepan mobilnya, ayah Jeno menahan pundak putranya dan membalik paksa tubuhnya.

"Kenapa kau mengatakan itu?" tanya sang ayah "tidak ada alasan khusus, aku hanya ingin sekolah disini, dan lulus dengan tenang" jawab Jeno. "Tapi kenapa kau harus menyembunyikan identitas mu sebagai pemilik sekolah ini?" tanya sang Ayah lagi.

Jeno melepas paksa cengkraman tangan ayahnya dari pundaknya, "sudah kubilang, aku hanya ingin bersekolah dengan tenang! Aku tidak mau kejadian yang dulu, terulang kembali!" setelah menjawab pertanyaan sang ayah, Jeno membalikkan tubuhnya, dan langsung memasuki mobilnya.

Si pengawal yang sedari tadi menunggu masuknya tuan mudanya itu, ikut masuk dan menyalakan mesin mobil, lalu pergi dari tempat itu, meninggalkan Donghae, ayah Jeno disana "memangnya kenapa? Lagipula dulu bukanlah masalah besar" ucap Donghae lalu berjalan mendekati mobilnya dan masuk kesana, diikuti beberapa pengawal yang gabung dengan mobil Donghae, dan juga mobil dibelakangnya lalu pergi meninggalkan lokasi.

Selama perjalanan, Jeno hanya menatap kearah jendela mobil sambil menikmati pemandangan malam kota Toronto. Saat mobil terhenti, karena lampu merah Jeno teringat akan sang pujaan hatinya, Mark. Ia segera mengambil ponselnya, dan berniat untuk mengirimkan pesan "jika disini malam, maka dikorea sudah pagi kan? Itu berarti, Mark sedang bersekolah. Huft... Aku tidak boleh mengganggu nya."

Niat Jeno urung, mengingat perbedaan waktu di Kanada dan Korea yang jauh, dimana di Kanada malam, maka di Korea pagi, yang artinya Mark sedang bersekolah. Tak ingin mengganggu, Jeno memasukkan kembali ponsel nya dan menatap sedih kearah jendela, bersamaan dengan lampu hijau yang artinya melanjutkan kembali perjalanannya menuju tempat tinggal barunya.

Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang