Saat ini, Jaemin dan Mark berada dikasur, tidur bersama dengan Jaemin yang memeluk dan menenggelamkan wajahnya di dada Mark, sedangkan Mark sendiri mengelus surai belakang Jaemin.
Jaemin kembali menginap lagi di rumah Mark. Mengingat kedatangannya yang larut malam, mau tak mau dirinya menyetujui pendapat Mark.
"Jaemin, apa kau sudah tidur?" tanya Mark pada Jaemin, tapi tidak ada jawabannya. Mark sedikit melonggarkan pelukannya, dan menunduk untuk melihat keadaan Jaemin. Dan ternyata, si pemilik wajah kelinci itu sudah tertidur pulas.
Secara perlahan, Mark melepaskan pelukannya agar tak begitu mengganggu Jaemin tertidur. Lalu Mark beranjak dari tempat tidurnya, dan pergi menuju dapur.
Sesampainya didapur, Mark mendudukan dirinya dikursi pantry. Melihat kembali isi pesan yang dikirim oleh sahabatnya, Jeno.
Jeno🐶
Mark, bagaimana hari mu?
Semalam aku terus memikirkanmu, sampai aku tak fokus belajar😅Selain itu, karena terus memikirkanmu, aku sampai memimpikanmu. Apa kau nanti akan memimpikanku juga? Kuharap kau juga begitu.
Hari ini seperti hari kemarin, aku berangkat sekolah. Tapi, saat aku baru sampai di tempatku, si pengganggu itu tiba tiba datang menghampiriku, dan memberikanku sekotak makanan. Aku mengacuhkannya, karena aku tidak suka. Lagipula, makanan itu bukan dari mu juga, jadi untuk apa aku menerimanya..
Sudahlah kalau begitu, itu saja yang ingin ku bicarakan. Balas pesan ini, jika kau memiliki waktu luang, okey!
Beristirahat lah disana, dan tunggu aku.
Aku merindukanmu, dan mencintai mu selalu. 💚
Berkali kali Mark mengetikkan sesuatu disana, tapi kembali dihapus olehnya. Entah apa yang ada dalam fikiran Mark, setiap ingin merangkai kata kata, selalu Mark hapus kembali.
Karena frustasi tak dapat menyusun rangkaian kata, Mark menaruh ponselnya dengan keadaan tertelungkup. Mark mengusap kasar wajahnya, berusaha untuk mengusir awan hitam yang menyelimuti dirinya.
Perlahan Mark menarik nafas dalam dalam dan menghembuskan nya guna untuk menenangkan diri. Dirasa dirinya kembali tenang, Mark terdiam termenung menatap ponselnya, tanpa ada niatan untuk menyentuhnya.
Lamunan Mark membuat dirinya tak menyadari ada seseorang yang sedang memperhatikannya, dari jarak yang lumayan dekat. Orang itu, berjalan mendekati Mark dan memeluknya dari belakang "kau sedang apa?"
"Jaemin"
Jaemin memeluk erat Mark dari belakang, menghirup aroma tubuh dari ceruk leher Mark hingga siluet matanya tak sengaja menatap layar ponsel Mark yang masih menyala. Jaemin meraih ponsel itu, tanpa ragu dan melihat isi pesan dari Jeno yang ponsel Mark itu tampilkan.
Mark tak bergeming sama sekali saat Jaemin mengambil ponselnya, ia hanya terdiam. Jaemin membaca setiap pesan yang Jeno kirimkan, lalu meletakkannya kembali ponsel itu.
Jaemin mengangkat tubuh Mark, didudukan diatas meja pantry yang membuat mereka berdua saling berhadapan. Dengan Mark yang duduk diatas pantry menghadap Jaemin, dan Jaemin berdiri dihadapan Mark.
Jaemin menyatukan dahinya dengan dahi Mark. Tak ada yang memulai percakapan, setelah Jaemin melihat isi pesan Jeno dengan Mark.
"Dia sepertinya sangat mencintaimu, Mark" ujar Jaemin memulai pembicaraan.
"Iya, aku tahu" balas Mark.
"Meski begitu, aku tetap akan merebutmu dari Jeno"-Jaemin.
"Hm~"-Mark
Jaemin mulai menggosokkan ujung hidungnya, dengan ujung hidung Mark, dan berakhir meraup lembut bibir Mark yang ia anggap manis dan sangat candu.
"Hm... "Lenguh Mark.
Kedua tangan Jaemin tak tinggal diam, di gerakkannya kedua tangan kekar itu masuk kedalam kaos yang Mark pakai dan mengelus punggung mulus Mark. Tak berhenti disitu, Jaemin menggerakkan satu tangannya untuk meraba bagian depan tubuh Mark.
Dirabanya dada Mark dengan sedikit diremas
"Jaemin-ah... " Mark melepas tautan mereka, saat Jaemin dengan sengaja mencubit puntingnya "hehehehe😅"Mark mengelus pipi dan rahang Jaemin, menatap matanya yang terdapat pantulan dirinya "Jaemin... " sahut Mark, dan direspon deheman oleh Jaemin.
"... Jika aku menyuruhmu pergi, apa kau akan pergi?" tanya Mark yang sukses membuat Jaemin terkejut "kenapa kau menyuruhku pergi?"
Mark tak menjawab
"Apa aku berbuat salah?" tanya Jaemin, namun tak direspon Mark.
"Apa ini karena Jeno?"-Jaemin
"Dan apakah ini artinya kau lebih memilih Jeno, dibandingkan aku yang selama ini ada disisimu?"
"Kau mencintainya, Mark?"
"Apa kau sudah jatuh cinta dengan Jeno?"
"Jawab Mark!"
"Apa kau tak bisa sekali saja melihat kearahku?"
"Apa kau tidak tahu betapa besarnya rasa cintaku padamu Mark?"
"Hm?"
Jaemin terus saja melempari Mark beberapa pertanyaan, tapi Mark sama sekali tidak menjawabnya.
"Aku tidak akan pergi kemana pun"-Jaemin
"Aku tak bisa hidup tanpamu"-Jaemin
"Aku terlalu mencintaimu, sehingga aku tidak bisa pergi darimu"-Jaemin
"Jangan menyuruhku pergi"-Jaemin
Raut Jaemin berubah menjadi sendu, dan terlihat ada setitik butiran di bola matanya. Mark menyerka lembut air mata Jaemin yang berhasil lolos " baiklah, aku mengerti" ucap Mark yang membuat Jaemin memasang mimik leganya "sekarang kita kembali tidur, besok kita harus sekolah" sambung Mark.
Jaemin mengangguk, dan langsung mengangkat tubuh Mark ala bridal style menuju kamarnya dan kembali tidur bersama. Menerjuni dunia mimpi masing masing hingga asa pagi kembali menyapa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
Ficción General"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri