"Dan yang selanjutnya adalah dirimu, Mark!"
Mark mengerjapkan matanya, menatap horor Renjun yang saat ini siap untuk membanting dirinya. Perlahan Mark berjalan mundur, menjauhi Renjun tetapi, tubuhnya tak sengaja menabrak tubuh Haechan. Dan Haechan, langsung merangkul Mark.
"Kau sebaiknya berhati hati. Rubah yang ada didepanmu, sebentar lagi akan bangkit dari dalam dirinya" Haechan membisik kepada Mark, memberitahu Mark betapa bahayanya rekan kerjanya itu.
"R-renjun? Kau.. Kenapa?"
Mark semakin takut, saat Renjun berjalan mendekati Mark dengan tatapan membunuh itu "kau sebaiknya segera minta maaf" ucap Haechan.
"Renjun! Maaf kan aku!! Maaf!!" setelah mendengar kata maaf, Renjun berhenti, dan menormalkan kondisinya "baiklah kalau begitu" kini, Renjun kembali tenang. Dan seperti lupa akan kehadiran kekasih nya, Renjun kembali fokus bekerja.
"Apa dia biasa seperti itu?" tanya Mark.
"Iya, dia selalu begitu. Itulah yang membuatku tertarik dengan dirinya" jawab Haechan, dan diangguki oleh Mark. Setelah asyik mengobrol dengan rekan kerja kekasihnya, Haechan kembali menghapiri Renjun dan terus membujuknya. Sedangkan Mark, ia terus menaruh perhatiannya kepada pasangan sejoli itu, hingga ponselnya bergetar membuat atensinya teralihkan.
Drrtt~
Drrtt~
Drrtt~
Diambilnya benda pipih itu, dari dalam saku celananya. Menampilkan sebuah nama yang sedang menghubungi nya "Jeno? Kenapa dia menelepon ku?"gerutu Mark.[Jeno : " hai, Mark"]
"Hm~"
[Jeno : "Apa kabarmu?"]
"Kabarku baik"
[Jeno : "kau, sedang apa?"]
"Aku sedang bekerja"
[Jeno : "bekerja? Kenapa kau bekerja? Bukankah ujian tinggal menghitung hari lagi?"]
"Tak perlu kau ingatkan pun, aku juga tahu. Hanya saja, aku ingin melakukannya"
Aktivitas Mark yang sedang menerima panggilan, terpantau oleh cctv, dan dilihat langsung oleh Jaemin "sedang apa dia? Siapa yang meneleponnya?" tak perlu berfikir lama, Jaemin langsung menemukan jawabannya "iya, pasti Jeno. Ada perlu apa dia menelpon Mark?"
"Jeno, aku harus kembali bekerja"
[Jeno :"baiklah, akan ku hubingi lagi nanti"]
Mark memutuskan hubungan telponnya dengan Jeno, dan lanjut bekerja. Saat Mark akan kembali bekerja, ternyata kekasih rekan kerjanya masih berada disini, dan masih menempel pada Renjun. Ingin menegur, tapi takut. Nanti malah dirinya yang ditegur balik oleh pasangan itu.
Pelanggan terus terusan datang dan pergi, hingga mencapai waktunya untuk cafe tutup pun, masih ada sisa sisa pelanggan yang enggan untuk pergi ini sudah hampir tutup, tapi kenapa mereka tak pergi juga-batin Mark.
"Mark!" Renjun menepuk pundak Mark yang berdiri didepan meja kasir, Mark menoleh kearah Renjun dengan tampang lelahnya "kau terlihat lelah Mark. Kenapa kau tak mengusir mereka?" tanya Renjun.
"Aku tidak enak hati mengusir mereka"-Mark
"Bilang saja kepada mereka bahwa cafe akan tutup"-Renjun
"Aku ingin, tapi... "
Renjun yang sudah mengganti seragamnya dengan pakaiannya, bersiap untuk pulang dengan sang kekasih. Namun, melihat Mark yang setia menunggu pelanggan, niatnya untuk pulang tepat waktu jadi harus diundur sedikit "kalau begitu, biar aku saja yang melakukannya" dengan berani, Renjun berjalan mendekati setiap meja pelanggan dan memberitahukan kepada mereka untuk segera pergi dengan baik baik.
"Bukan kah dia sangat hebat" ucap Haechan tiba tiba yang berdiri tepat disamping Mark. Mark menoleh, menatap kekasih rekan kerjanya "meskipun dia mungil dan kecil, tapi dia sangat berani dan kuat" lanjut Haechan.
Mark tak menjawab setiap ucapan Haechan, ia hanya bergumam dan mengangguk.
"Aku jadi ingat waktu pertama kali bertemu dengannya" Haechan memutar kembali memorinya, dimana ia pertama kali bertemu dan kenal dengan Renjun. Dan Mark hanya mendengarkan cerita Haechan dengan seksama, walau pandangannya tetap tertuju pada Renjun yang berjalan mendekati setiap meja.
"Apa kau mendengarkanku?"-Haechan
"Iya, aku mendengarkanmu"-Mark
"Lalu, kenapa kau melihat Renjun terus?" Haechan memicingkan matanya, menatap Mark. Mark menoleh, menatap balik Haechan "aku hanya ingin melihat, bagaiman seniorku mengusir pelanggan secara halus. Siapa tahu, aku bisa langsung mempraktikkan nya" Mark menjelaskan tujuannya yang sedari tadi melihat ke arah Renjun sedang Haechan yang ber-oh ria saja.
Akhirnya, setelah memastikan semua pelanggan pergi, Renjun kembali mendekati Haechan dan Mark "aku sudah mengusir mereka, jadi kau segera ganti baju dan tutup cafe nya" Mark mengangguk, dan segera pergi menuju ruang ganti.
Seperginya Mark, datang sebuah mobil mewah yang parkir didepan cafe. Renjun dan Haechan yang masih berdiri di tempat, menatap kearah luar dimana mobil itu parkir "apa akan ada pelanggan lagi?" tanya Haechan "itu bukan pelanggan, tapi itu pemilik cafe ini" jawab Renjun.
Jaemin si pemilik mobil mewah itu, masuk kedalam cafe. Melihat sekeliling cafe yang sudah sepi, dan siap untuk tutup. Pandangannya berhenti tepat kearah Renjun, dan berjalan mendekati karyawannya tersebut.
Renjun membungkuk kan bada nya, sesaat lalu kembali tegak "selamat malam, sajangnim" sapa Renjun. "Dimana Mark?" tanya Jaemin langsung keintinya tanpa membalas sapaan Renjun "Mark sedang mengganti pakaian" Jaemin hanya mengangguk sebagai responnya.
"Baiklah kalau begitu. Kau tidak pulang?"-Jaemin.
"Iya, kami akan pulang setelah Mark selesai"-Renjun.
"Kalian pulang saja, biar aku saja yang menunggu Mark"-Jaemin.
"Baiklah, akan saya buatkan minu-"
"Tidak, tidak perlu. Kalian langsung pulang saja" potong Jaemin, saat Renjun hendak menawarkan minuman.
"Kalau begitu, kami pamit terlebih dahulu. Selamat malam, sajangnim" Renjun pamit kepada Jaemin, dan diikuti oleh Haechan. "Dia terlihat seperti anak SMA" bisik Haechan sembari berjalan menjauh dari Jaemin "memang anak SMA" Haechan terkejut saat mendengar penyataan yang kekasihnya itu lontar kan "dia masih SMA, tapi sudah jadi pemilik cafe?! Waaahh~"
Haechan dan Renjun kini sudah pergi meninggalkan cafe tersebut, juga meninggalkan Jaemin yang sedang menunggu Mark. Lucas yang menjadi manajer cafe, sudah pulang sedari tadi. Menunggu beberapa menit, munculah Mark dari ruang staff, dan sudah mengganti pakaiannya dengan seragamnya "Mark"
Mark menatap Jaemin yang memanggil namanya tadi, dan berjalan mendekat "dimana Renjun?" tanya Mark "dia sudah pulang" jawab Jaemin yang diangguki oleh Mark. "Ku antar kau pulang" Jaemin langsung menarik tangan Mark menunu mobilnya, tanpa mendengar jawaban dari Mark, karena pasti pria ini akan menolaknya.
Sesampainya didepan mobil, Jaemin membukakan pintu untuk Mark, baru ia memutari setengah mobil, dan masuk kedalam "kita pergi ke apart sekarang" Mark langsung menoleh saat Jaemin mengatakan apartnya, bukan rumah Mark "kau bilang akan mengantarku pulang"
"Iya, pulang. Pulang ke apartku"
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry I Have to KILL You Dad! (HIATUS!!!)
Художественная проза"Aku sungguh menyayangimu Ayah" Hanya cerita fiksi hasil imajinasi sendiri