"Hai" sapa Teman Yerim.
Yerim balas menyapa pada temannya dengan senyuman.
"Kau sudah selesai?"
"Em, baru saja"
Yerim bergegas ingin pergi namun di cegah
"Yerim" panggil teman Yerim.
"Ya?"
Yerim menatap teman-temannya seolah bertanya.
"Tidak mau ikut dengan kami?"
"Eoh? Kemana?" Tanya Yerim.
"Ada kompetisi kruyogi di perguruan, kami ingin melihatnya. Kau mau ikut?" Jelas teman Yerim.
Yerim menggaruk tekuknya gatal. Sebenarnya ia ingin ikut namun ia bingung bagaimana cara izin pada orangtua barunya. Ditambah ia takut jika mereka melarangnya seperti ayah dan ibunya.
"Kenapa? Biasanya kau paling semangat jika mendengar ada kompetisi ini di perguruan" celetuk teman Yerim.
"Ah itu...sebenarnya--"
"Ikut sajalah, yuk" paksa Teman Yerim.
Karena tidak enak hati mau tak mau Yerim menyetujui ajakan teman-temannya itu.
"Tapi--"
"Tenang saja, kau bisa ikut dengan salah satu dari kami" Tutur teman Yerim karena mereka membawa sepeda masing-masing.
"Ah, baiklah. Ayo"
"Ayo"
Dalam hati Yerim sangat gelisah karna takut Joohyun akan mencarinya. Namun bagaimana lagi ia belum memiliki ponsel jadi tidak bisa menghubungi siapapun termasuk orang rumah. Mau tak mau ia harus menanggung resikonya nanti.
***
"Eonnie"
Wanita itu sedikit berlari kearah sahabatnya yang tengah dirias oleh beberapa Staff.
"Wae?"
"Eonnie, Aku ingin menanyakan sesuatu padamu"
Wendi mengambil kursi lalu menggesernya ke sebelah Joohyun untuk duduk.
"Tentang apa?"
Wendi melirik para Staff yang sedang merias Sahabatnya. Merasa ada pembicaraan penting para Staff itu mulai mengundurkan diri untuk keluar.
Joohyun sedikit merapikan rambutnya sembari bercermin.
"Katakan" Ucap Joohyun begitu para Staff sudah tidak ada diruanganya.
"Eonnie, kata Seulgi--"
"Kau sudah tahu?" Potong Joohyun menebak.
Wendi mengangguk. "Kau curang Eonnie Seulgi kau sudah diberitahu sedangkan aku?"
"Karna itu tidak disengaja" tekan Joohyun.
Dalam hati Joohyun merutuki Seulgi karna telah membocorkannya pada sahabatnya lagi.
"Ah benarkah? Tapi itu tetap saja Eonnie, Seulgi membuatku iri setelah pertemuannya dengan anakmu" ucapnya dengan cemberut.
Dari dulu Wendi ingin sekali memiliki seorang keponakan. Dia memang belum menikah dan dari keluarganya juga belum memiliki seorang anak mengingat dirinya anak tunggal. Oleh karena itu ia ingin memiliki seorang keponakan dari sahabatnya dulu saja.
"Jadi kau ingin apa?" Tanya Joohyun menawarkan.
Joohyun sudah menganggap Wendi sebagai adiknya jadi ia sudah hapal kemauan yang di inginkan Wendi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfiction"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"