Gift

696 109 13
                                    

Tok

Tok

Tok

"Yerim ini Mommy"

Di dalam sana Yerim panik takut ketahuan Joohyun karena tengah kambuh. Ia duduk disisi ranjang sembari meremas dadanya menahan sakit dan sesak. Sudah lima belas menit lamanya dia kambuh namun tak kunjung reda dan malah bertambah sesak.

Yerim menggeleng mengigit bibirnya agar tidak mengeluarkan suara. Ia berdoa dalam hati agar Mommynya tidak masuk.

"Yerim, Mommy ada sesuatu untukmu" Ungkap Joohyun diluar pintu kamarnya.

"Yerim?"

Cklek

Joohyun memutuskan masuk tanpa izin pemilik kamar. Dia terheran melihat Yerim duduk membelakanginya dengan bahu yang bergerak-gerak. Dia mendekat lalu terkejut.

Joohyun segera menyamakan dirinya dihadapan Yerim dengan raut kekhawatiran.

"Kenapa tidak bilang?!" Tanya Joohyun dengan cemas.

"Maafh" Yerim dengan napas tercekat.

Joohyun menggeleng tak percaya. Wajah Yerim sudah begitu pucat dan keluar keringat.

"Sssh~"

Joohyun segera membaringkan Yerim dengan dua bantal.

"Tetap terjaga!" Pinta Joohyun walaupun tidak di dengar Yerim.

Joohyun mengambil inhaler di dalam laci yang memang sudah tersedia sejak Yerim dinyatakan sakit.

"hirup pelan-pelan!"

Yerim awalnya menolak karena tidak bisa mengambil napas namun lama-kelamaan akhirnya merasa tenang setelah dipandu Mommynya.

Setelah sepuluh menit napas Yerim kembali teratur. ia segera bangun kemudian langsung memeluk pinggang sang ibu yang tiba-tiba berdiri ingin meninggalkannya.

"Mommy jangan marah" lirih Yerim dengan pelan.

Sedangkan Joohyun masih terdiam mematung karena terlalu terkejut.

"Mommy~"

"Kamu tidak meminum obatmu kan?" Joohyun to the point.

Yerim terdiam sesaat kemudian akhirnya mengangguk. "Aku lupa"

"Cah~ kalau begitu ini kesalahan daddymu" Joohyun ingin pergi namun ditahan.

Yerim sengaja mengeratkan pelukannya. "Temani Yerim Mom"alibi Yerim agar kedua orangtuanya tidak bertengkar.

Joohyun akhirnya luluh. "Tidurlah" titah Joohyun setelah Yerim melepas pelukannya.

Yerim mengangguk patuh. Jangan lupa dia masih lemas karena kambuhnya. Joohyun menyadari itu. Terlihat dari wajah Yerim yang sedikit pucat.

"Jika ada yang sakit cepat katakan" pesan Joohyun setelah memberi obat kepada putrinya.

"Arraseo"

Joohyun ikut berbaring di samping sang anak. Dilihatnya Yerim masih membuka mata.

"Kenapa?"

"Aku tidak bisa tidur" Yerim dengan jujur.

Joohyun mengangguk. "Mau Mommy nyanyikan lagu pengantar tidur?" Tawarnya.

"Tidak"

"Kenapa?"

"Suara Mommy jelek"

"Ya!" Joohyun tak terima membuat Yerim tertawa.

"Mommy, Setelah dua hari Mommy pergi apa Mommy tidak kangen dengan putrimu?" Tanya Yerim random. Sejujurnya sedari kepulangan Joohyun Yerim sama sekali belum melihat raut kerinduan sang Mommy kepadanya.

Mendengar pertanyaan itu Joohyun mendekatkan tubuhnya dengan Yerim.

"Tentu saja Mommy kangen. Kamu harus tau dua hari kemarin rasanya sangat berat bagi Mommy karena meninggalkan putri Mommy yang cantik dan imut ini" jelas Joohyun.

"Benarkah?"

"Apa kamu tidak percaya kepada Mommy?" Tidak ada raut kebohongan di mata Joohyun hingga membuat Yerim percaya. Ia tersenyum lebar lalu dengan sengaja menaruh kepalanya di dada sang Mommy mencari kehangatan. Dengan replek Joohyun balas mengelusi surai rambut anaknya.

"Kalau begitu Mommy jangan pergi-pergi lagi" pinta Yerim.

"Mommy tidak janji"

"Mommy harus janji"

"Sayang?"

"Arraseo, aku mengerti" Yerim paham karena bagaimanapun juga itu adalah tuntutan pekerjaan sang Mommy.

"Terimakasih sudah mengerti" Joohyun merasa lega mendengar pemahaman sang anak mengenai pekerjaannya.

Mereka lanjut bercerita satu sama lain hingga lama-kelamaan Yerim mengantuk dan akhirnya tertidur juga.

Cup

Joohyun mengecup lamat kening sang anak kemudian akhirnya ikut memejamkan matanya.

"Jangan sembunyiin apapun lagi"

*

*

*

Joohyun menyerahkan sebuah kotak yang dibungkus rapi seperti kado.

"Tapi, aku tidak ulang tahun Mom"

"Ulang tahun atau tidak kamu akan tetap mendapatkan apapun dari Mommy" Ungkap Joohyun.

"Apa ini?" Yerim membolak balikan kotak itu kemudian membuka hadiahnya.

"Ponsel?" Tanya Yerim yang diangguki Joohyun.

"AKU PUNYA PONSEL"

"YEY AKU PUNYA PONSEL"

Yerim lompat-lompat kegirangan. Dia benar-benar senang sampai terus berteriak kencang "aku punya ponsel" dikamarnya. Joohyun yang melihat putrinya tertawa ikut bahagia.

"MOM TERIMAKASIH, AKU PUNYA PONSEL"

Joohyun mengangguk tertawa."Cah~ sudah, nanti kamu lelah" Joohyun menghentikan anaknya.

"Mommy i love you so much" Yerim mencium seluruh wajah Joohyun.

"Ya~ wajah Mommy basah semua" keluh Joohyun karena wajahnya dipenuhi air liur sang anak.

"Hehe maaf mom"

Joohyun mengangguk tidak apa-apa karena dia juga senang.

"Dengar sayang. Kamu gunakan ponsel ini dengan baik, Mommy sudah atur ponsel kamu termasuk mommy sudah mengatur alarm untuk jadwal kamu minum obat. Kamu juga boleh mendownload game apapun tanpa harus minjam ponsel Mommy"

Yerim mengangguk paham "Terimakasih Mom, sekali lagi terimakasih"

"Sama-sama sayang, setelah dapet ini kamu juga harus nurut apa yang akan Mommy perintah nanti, mengerti?"

"Mengerti Mom" balas Yerim dengan senang.

"Aku sayang Mommy"

"Mommy lebih jauh sayang kamu"






Cirebon, 1 April 2023

Note:
Semoga ada yg Masi nungguin cerita ini wkw

Jangan lupa like & komen gaess

MY PARENTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang