"Apa masih lama?"
Tubuh itu Lemas menunggu sang Daddy memasak sesuatu untuk mengisi perutnya yang kosong.
"Tunggu sebentar nak"
Junmyeon mondar mandir tidak jelas mencari sesuatu yang bisa dimasak olehnya. Ya hari ini, ia paksakan untuk kembali menyentuh bahan-bahan makanan setelah sekian lama.
"Daddy~"
"Ya sayang, tunggu ya"
Junmyeon meneruskan menggoreng sebelum makanan itu benar-benar matang. Tak lama ia mencoba mencicipi makanan itu setalah makanan itu berwarna kecoklatan. Ketika sudah matang akhirnya ia pun menghidangkan makanan itu tepat di hadapan sang anak.
"Apa enak?" Tanya Junmyeon memastikan.
"Not bad" balas Yerim merasa masakan ibunya lebih enak.
Junmyeon mengangguk setuju, karena memang dia tidak pandai memasak tidak seperti istrinya.
"Aku suapi dad"
"Gomawo"
Srek!
Joohyun, Dia berpura-pura tidak melihat apa yang terjadi disana. Dia mengambil segelas air dingin kemudian meneguknya hingga tandas.
"Pelan-pelan dad, jadi belepotan kan" entah apa yang dilakukan Yerim membuat keduanya larut dengan acara suap-suapan itu.
"Aigoo~ putri dad romantis rupanya" puji Junmyeon kepada sang anak.
"Mau lagi?"
"Aniya, dad sudah kenyang. Untukmu saja"
Yerim mengangguk saja kemudian melanjutkan makannya.
"Kau ingin bergabung?" Tanya Junmyeon begitu melihat sang istri berdiri saja di dekat kulkas.
Yerim, dia sedang tidak memperdulikan ibunya dahulu karena rasa laparnya yang sudah menguasai.
Tentu saja Joohyun melihat anaknya yang terlalu sibuk melahap makanan. Tanpa pikir panjang ia pun melengos begitu saja tanpa menjawab tawaran sang suami.
"Apa dia masih marah?"
"Mwo?"
Yerim langsung meneguk air minumnya ketika sudah selesai.
"Kau tadi berpura-pura?"
Yerim menganggukan kepalanya. "Kukira Mommy butuh waktu untuk memaafkanku" ungkapnya sedih.
Junmyeon mengangguk setuju. Dia mengelus Surai panjang sang anak memberi kekuatan.
"Kau jangan menyerah, semangat!"
"Terimakasih dad"
***
"Mommy"
"Aku berangkat dengan siapa?"
"Mommy tunggu"
"Mommy!"
Joohyun, dia tetap melanjutkan langkahnya begitu saja. Dia tidak mau terlambat sampai entah lupa atau disengaja ia mengabaikan sang anak yang memanggilnya.
"Nona ada apa?" Panik Ahjumma mendengar Yerim berteriak.
"Ahjumma bagaimana ini? aku berangkat dengan siapa? Mommy meninggalkanku, aku bisa terlambat~" sedih Yerim yang sudah siap dengan seragamnya.
"Astaga, ayo biar Ahjumma yang antar" ajak Ahjumma ikut iba dengan Yerim.
"Ayo!" Panik Yerim bergegas keluar dari apartemen menuju parkiran.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfiction"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"