hate each other

837 108 24
                                    

"sayangku, bangunlah"

Bisikan lembut itu membuatnya kontan membuka mata, begitu menoleh ia mendapati seorang lelaki berambut hitam tersenyum. Gadis itu rebahan di sampingnya, bertumpu pada salah satu lengannya.

"Daddy"

"Cepat, sebelum Mommymu datang dan kita terlambat."

"Lima menit lagi, ya?"

Junmyeon menggeleng tidak setuju. "Tidak bisa sayang, Daddy tidak mau menghadapi singa betina mengamuk di pagi hari"

"Mwo?" Yerim terkejut.

"Ssst! Lupakan ya, sekarang ayo bangunlah" Junmyeon buru-buru bangkit.

Tak lama suara tawa keluar dari mulut Yerim. Siapa sangka, ternyata ayahnya juga takut dengan ibunya.

"Jangan mengadu!"

"Ya?"

"Yerim."

"Baiklah-baiklah" kekeh Yerim.

"Baguslah" lega Junmyeon.

"Dad, gendong~" Yerim merentangkan tangannya meminta di gendong Junmyeon.

"Aigoo putriku~" gemas Junmyeon kemudian berjongkok membelakangi sang anak.

"Naiklah" Yerim menaikinya dengan semangat. Begitu sudah naik, Junmyeon membawa anak  ke dapur untuk sarapan.

"Daddy penakut juga ya"

"Nak!"

"Bwahahaha"

***

"Jangan bilang kau lupa?"

"Y-ya"

"Astaga Yerim Untung aku beritahu" ucap teman Yerim.

"Gomawo, sudah mengingatkan. Tapi..."

"Wae?" Tanya teman Yerim.

Yerim bingung. Disisi lain dia ingin ikut latihan namun disisi lain juga dia belum merencanakan apapun untuk berbohong kepada keluarganya bahwa ia akan latihan taekwondo sore ini.

"Ah tidak apa-apa" senyum Yerim.

"Jadi kamu ikut atau tidak, Yerim?" Tanya lagi temannya.

"Tentu, aku ikut latihan sore ini"

"Hm baguslah"

Suara bel masuk berbunyi. Membuat Kedua gadis itu terhenyak. Ralat, bukan dua namun hanya teman Yerim saja.

"Astaga aku lupa mengerjakan pr" panik teman Yerim.

"Yerim aku duluan, ya" Ucap teman Yerim karena buru-buru.

"Ya"

"Sampai jumpa di perguruan, Yerim" seru teman Yerim.

Yerim terdiam sejenak kemudian berbelok karena sudah bel. Namun nahas, dia malah berpapasan dengan Joy.

"Kak"

Siapa sangka, Joy sedari tadi mendengar pembicaraan mereka.

"Kau masih tidak mau melepaskannya?"

Yerim perlahan mundur ketika Joy mendekat tepat dihadapannya. Hingga langkahnya terhenti karena menabrak tembok.

"Kenapa kau nakal, Yerim"

Tangannya terkepal kuat begitu Joy mengatakan buruk tentangnya.

"Kau pembohong yang handal"

"Entah apa lagi alasan yang akan kau buat agar uncle dan aunty percaya kau anak baik, Yerim"

MY PARENTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang