Angry

851 102 18
                                    

Pukul sepuluh mereka baru saja pulang dengan Mobil milik Junmyeon. Junmyeon tengah fokus menyetir sedangkan Joohyun hanya bisa menatap malas Putrinya yang tengah bergelondatan manja dengan suaminya tercinta.

"Yerim lepasin tangan kamu, Daddymu nanti tidak fokus" peringat Joohyun namun tak dihiraukan oleh Yerim. Junmyeon pun tidak mempermasalahkannya karena dia bisa mengendalikan mobilnya.

"Kenapa sayang, hm?" Tanyanya namun matanya tetap melihat kedepan.

"Daddy belikan aku ice cream" pinta Yerim.

"Kenapa harus ice cream?" Heran Junmyeon tidak habis pikir.

"Yerim ingin itu" Yerim seperti memohon.

"Jangan menurutinya!" Ucap Joohyun dengan tegas melarang.

Yerim menatap nyalang Mommynya yang ikut campur. Jangan lupa dia masih kesal dengan Ibunya yang bertemu Om pengganggu itu.

"Dad~" Yerim tak peduli.

"Yerim—"

"Langsung pulang atau mau tidur di luar!" ancam Joohyun membuat Junmyeon meneguk salivanya takut.

"Maaf sayang" ucap Junmyeon merasa bersalah kepada Yerim.

Yerim seketika mencebikan bibirnya Dan saat itu pula Junmyeon menjadi tidak tega.

"Hentikan itu karena tidak akan mempan" Ucap Joohyun tidak peduli.

"Terus bolehnya apa?" Yerim memelas.

"Nasi. Kamu belum makan nasi" ucap Joohyun karena sedari pagi Yerim menolak makan nasi.

"Yerim mau ice cream bukan nasi"

"Perut kamu tidak boleh kosong dan nasi lebih baik daripada Ice cream"

Mendengar itu Yerim berkaca-kaca seperti ingin menangis.

"Ya! Ya! ya! Jangan menangis!" Joohyun menjadi panik sendiri.

"Tuh kan Mommy bilang apa hah?!"

Junmyeon seketika tidak fokus menyetir. Mobilnya sedikit oleng hingga ia memutuskan untuk memarkirkan Mobilnya disisi jalan.

"Ada apa?" Tanyanya dengan khawatir melihat sang istri tengah mengelap cairan merah yang keluar dari hidung Yeri.

"Kubilang jangan menangis!" Joohyun marah sekaligus khawatir.

Belum juga bersuara Yerim kembali diceramahi.

"Kamu tidak pernah menurut! Mommy gak mau kamu kaya gini! Kamu denger gak?!" Joohyun terus mengomeli Yerim tanpa henti.

"Yeobo, hentikan" peringat Junmyeon yang kasihan melihat Yerim.

"Sudah tidak keluar darahnya?" Tanya Junmyeon yang diangguki Yerim yang sedang mendongak dipaksa ibunya.

"Ice cream tidak baik buat kesehatan kamu, apalagi sekarang sudah malam. Kamu pending keinginan kamu dulu ya?" Pinta Junmyeon dengan lembut.

Mau tidak mau Akhirnya Yerim menurut karena bagaimanapun juga itu untuk dirinya sendiri.

"Dengan Daddy saja langsung nurut" sindir Joohyun. Walau begitu tangan Joohyun sedari tadi mengelap sisa-sisa darah yang menetes tadi.

"Kamu pusing?"

"Hm, Mommy ada dua" balasnya.

Joohyun segera keluar dari mobil kemudian kembali masuk dan duduk bersama Yerim dibelakang.

"Sebentar lagi sampai, tutup mata kamu" titah Joohyun menyuruh Yerim beristirahat.

"Yeobo, kita kerumah sakit saja" Junmyeon khawatir.

MY PARENTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang