Punishment

1.3K 161 25
                                    

Terimakasih sudah mau menunggu...

"Ibu! Ayah! Joy pulang!"

"Berisik!"

Joy melihat ayahnya lalu tersenyum jahil.

"Ibu!"

"Ibu, Kau dimana?!" Teriak Joy lagi.

"Ib--"

"Sooyoung-ah! Jangan berteriak!"

"Ayah, dimana Ibu?!" Teriak Joy di di dekat ayahnya.

Baekhyun yang sedang fokus membaca menjadi kesal.

"Yak!" Joy menyengir.

Taeyeon tiba dengan menggeleng-geleng saja. Menaruh bawaanya di atas meja lalu ikut duduk di samping suami serta anak bungsunya.

Joy memeluk Taeyeon lalu mendusel-dusel wajahnya. Taeyeon tersenyum mengelus Surai hitam putri sulungnya. Baekhyun, dia kembali fokus dengan membacanya.

"Pergilah ke kamar dan bersihkan tubuhmu"

"Hm"

"Sekarang"

"Iya" Ucap Joy sedikit berat.

Setelah kepergian putri sulungnya, Taeyeon menatap Yerim yang sangat fokus menonton televisi.

"Fokus sekali" kekehnya.

Cup

Memberikan kecupan singkat lalu ikut bergabung menonton bersama anaknya.

Taeyeon dan Baekhyun membiarkan Yerim menonton kompetisi taekwondo bukan berarti mereka membolehkan Yerim mengikutinya.

"Kasihan sekali~"

Taeyeon bergidik ngeri melihat sang lawan menyerang dengan brutal.

"Apa tidak sakit?"

"Entahlah Bu, Yerim tidak tahu" jawab Yerim karena belum merasakannya

"Kenapa?"

Yerim menoleh. "Wae?"

Taeyeon menghela napas. "Kenapa kau sangat menyukai olahraga gulat seperti itu? Kenapa tidak yang lain?"

Jika melihat orang lain saja Taeyeon sudah ngeri apalagi dengan Yerim. Pantas saja Joohyun sangat melarang.

"Taekwondo Bu, ada namanya" tekan Yerim.

"Ya ya terserahmu"

"Yerim suka melihat mereka bertanding Bu kalau boleh jujur Yerim ingin sekali mencoba olahraga itu"

Yerim menatap ibunya dan langsung dihadiahi tatapan tajam Taeyeon.

"Tidak. Yerim bercanda hehe" cengir Yerim.

"Astaga Ibu aku baru saja ingat!" keluh Yerim

"Waeyo?"

"Ibu ini hari Senin, bagaimana dengan sekolahku? Aku lupa memberitahu Saem!" panik Yerim mencari ponselnya karena ingin menghubungi temannya.

"Ibu jangan bilang kau belum memberitahu Saem, iya kan Bu? Ibu?!" Pekik Yerim yang benar-benar panik.

"Astaga anak siapa sih" gemas Taeyeon mencubit pelan kedua pipi Yerim hingga sang empu meringis.

Taeyeon terkekeh. "Kau Tenang saja, sayang"

"Ibu~" bibir itu mengerucut sebal.

"Sudah sayang, ibu sudah memberitahu mereka" kekeh

"Ah syukurlah~" lega Yerim.

***

Kring kring kring

"Yeoboseyo?"

"Eonnie, ini aku"

Taeyeon melihat layar. "Waeyo?"

"Eonnie jika di ijinkan aku ingin ke rumahmu, aku--"

"Irene-si" panggil Taeyeon.

"Eonnie"

Menghela nafas panjang. "Eonnie ijinkan, asal dengan syarat"

"Syarat apa Eonnie?"

"Lepaskan pekerjaan itu."

"A-apa?"

"Kau setuju?" Tanya Taeyeon sekali lagi.

"Itu tidak mudah Eonnie"

Taeyeon tersenyum miris. "Sudah ku duga"

"Eonnie, mengertilah"

"Baiklah, sesuai perjanjian. Kau tidak boleh bertemu dengannya dulu" Taeyeon mengingatkan.

"Kenapa Eonnie? Dia itu putriku, aku berhak bertemu dengannya kapanpun"

Taeyeon mengepalkan tangannya kesal. "Kau tidak ingat? Kemarin kau hampir saja membahayakan putrimu sendiri, pabbo"

Walaupun pertemuan itu tidak disengaja namun tetap saja para wartawan hampir saja mengetahui siapa sebenarnya Yerim karena kecerobohan ibunya sendiri. Oleh karena itulah Taeyeon dan Irene melakukan perjanjian agar Irene untuk tidak bertemu anaknya dahulu.

"Ya, Aku merasa bersalah Eonnie. Tapi aku mohon jangan larang aku untuk bertemu putriku sendiri Eonnie"

Taeyeon tidak mudah luluh. Dia tetap pada pendiriannya. Joohyun  menangis pun tidak peduli. Itu memang hukuman atas keteledoran Irene sendiri.

"Baiklah selesaikan dulu masa hukumanmu. Jika sudah sebulan, Eonnie tidak akan melarangmu lagi untuk bertemu anakmu"

"Eonnie--tut"

Taeyeon memutuskannya secara sepihak.

"Ibu"

Yerim berjalan tertatih tentu itu membuat Taeyeon terkejut lalu segera menghampirinya.

"Astaga sayang, kenapa tidak memanggil ibu, kau membutuhkan sesuatu? lihat, jalanmu saja masih pincang" omel Taeyeon pada Yerim yang nekat berjalan padahal kakinya masih belum sembuh.

"Aish~ mereka kemana sih?" Kesal Taeyeon tak melihat suami dan putri sulungnya.

"Tidak tahu, Yerim panggil pun tidak ada yang nyaut" Yerim juga kesal karena memanggil kakak dan ayahnya tak satupun kedua orang itu muncul di hadapannya.

"Astaga~ biarkan saja. Biar ibu yang mencari mereka"

"Ayo cepatlah Bu, Yerim sudah tidak tahan" ucap Yerim sudah kebelet ingin ke WC.

Yak! Tahanlah sebentar!

Cirebon, 13 April 2022.

Note:
Awas typo bertebaran

Jangan lupa vote & komen gaesss

MY PARENTS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang