"Mommy, rasanya sangat berat meninggalkan perguruan itu. Tapi, jika Mommy yang minta aku akan menurutimu" ungkap Yerim di depan Mommynya.
"Terimakasih sayang" Joohyun memberi kecupan berkali-kali sebagai rasa kasih sayang.
Kini keduanya tengah berbaring disatu ranjang yang sama karena Yerim yang meminta.
"Maafin Yerim yang sudah melakukan kesalahan, Mom"
"Hm, Maafin Mommy juga ya?" sesal Joohyun sembari mengusap-ngusap punggung putrinya.
"Mommy tidak bersalah, aku yang salah"
"Tapi, karna Mommy kamu jadi seperti ini" ungkap Joohyun sedih.
"Tidak apa-apa, Aku rela sakit agar Mommy memaafkanku"
"Tidak. Jangan berkata seperti itu!"
Joohyun spontan mengeratkan pelukannya. Tidak bisa dibayangkan, bagaimana sakitnya seorang ibu yang bisa kapan saja kehilangan sang anak. Apalagi dia melihat sendiri bagaimana putrinya tengah sekarat. Sebagai ibu, Ia merasa sangat bersalah. Entah dulu ataupun sekarang, dia benar-benar ibu yang paling buruk.
"Mommy, aku baik-baik saja, tenanglah" Yerim menenangkan.
"Bagaimana Mommy bisa tenang setelah mengetahui kondisimu" Isak Joohyun sangat memilukan.
Yerim melepaskan pelukan itu kemudian mengusap air mata Mommynya.
"Uljima~"
"Aku janji akan menjaga diriku demi Mommy"
"Janji?"
Yerim mengangguk tersenyum. "Ya, aku janji"
"Gomawo" Joohyun kembali menarik sang anak kedalam dekapannya.
***
Ckrek!
Ckrek!
Junmyeon yang tersadar ada yang mengambil fotonya secara diam-diam memilih bergegas pergi.
"Ayah itu uncle" tunjuk Joy
"Suho"
"Hyung"
"Kau habis darimana?" Tanya Baekhyun di depan kamar rawat Yerim.
"Ah, aku habis urus administrasi Yerim"
Baekhyun mengangguk. "Noona tidak ikut?" Tanya Junmyeon hanya melihat kakaknya dengan Joy saja.
"Tidak, dia sedang banyak pekerjaan" alasan Baekhyun Padahal Taeyeon masih enggan bertemu dengan Yerim setelah pertemuan terakhir mereka.
"Kalau begitu ayo masuklah, Kebetulan Yerim sedang bersantai dengan Mommynya" ajak Junmyeon menyuruh Baekhyun dan Joy masuk.
"Ne, kajja"
Begitu masuk mereka di suguhkan dengan Yerim yang tengah disuapi oleh Joohyun.
"Yerimie, ada ayah"
Yerim menolak suapan keempat dari Joohyun karena merasa mual.
"Ayah"
Joohyun memberikan ruang untuk kakak iparnya yang notabennya dulu pernah berpura-pura menjadi ayah kandung Yerim.
"Anak ayah"
Baekhyun memberikan kecupan pada pipi Yerim sebagai tanda sayang.
"Bagaimana keadaanmu?" Tanyanya lembut.
Bukannya menjawab Yerim malah cemberut.
"Ayah kemana saja? Kenapa baru menjengukku?"
Baekhyun tentu saja tertawa. Teryata alasan itulah anaknya tiba-tiba cemberut.
"Hei, jangan marah" kekehnya.
"Tanyakan kepada Mommymu, ayah kesini setiap hari, kamunya saja yang tidur terus"
Yerim menatap ibunya seolah bertanya, dan benar saja Joohyun mengiyakan penjelasan dari Baekhyun.
"Jadi siapa yang salah, hum?"
"Ayah~" rengek Yerim tidak terima.
"Kekeke, gwenchana"
"Hari ini ayah harus disini temani Yerim." putus Yerim sepihak karena dia rindu bermanjaan dengan ayahnya.
"Yerim" Baekhyun hela napas.
"Kenapa?"
"Kan ada Daddy" sahut Junmyeon.
Baekhyun mengangguk setuju. "Ayah harus bekerja kalau tidak, siapa yang akan menafkahi ibumu dan kak Sooyoung?" jelasnya memberitahu karena bagaimanapun juga dia seorang pemimpin perusahaan yang sibuk dengan rapat-rapat penting.
"Mommy~" adu Yerim sedih.
"Yerimie, mengertilah" Joohyun menyahut membuat Yerim akhirnya pasrah.
Baekhyun tersenyum. "Tidak apa-apa, satu jam kedepan ayah akan terus bersamamu" ucapnya menenangkan.
"Sooyoung kenapa diam disitu? Kemarilah" panggil Baekhyun kepada anaknya yang diam saja sedari tadi.
Sementara itu, menjadi kesempatan bagi Joohyun karena ada Baekhyun dan Joy untuk istirahat sejenak bersama sang suami di sofa yang sudah disediakan.
"Cah~ bagaimana kalau kita bermain game?" Tanya Baekhyun kepada Yerim.
"Aish, tidak. ayah nanti bersekongkol" kesal Yerim karena biasanya Baekhyun akan bekerjasama dengan Joy untuk mengalahkannya.
Baekhyun tertawa. "Sekarang tidak, kau mau?"
"Benarkah?" Binar Yerim.
"Ya"
"Baiklah aku mau"
Joy ikut tersenyum, namun sejujurnya dalam hati dia masih takut Yerim marah dengannya.
***
Seseorang masuk kedalam kamar rawat, dia merasa lega begitu sang pemilik kamar tengah memejamkan matanya tertidur.
Dia mendekat kemudian menyeret sebuah kursi untuk dirinya duduk di sebelah ranjang. Perlahan dia menyentuh telapak tangan itu kemudian menggenggamnya.
Tak bisa dipungkiri selama satu hari ini ia terus dihantui rasa rindu kepada sosok yang terbaring itu. Tak sadar air matanya menetes begitu saja.
"Ibu"
Buru-buru wanita itu mengusap air matanya kemudian bergegas ingin pergi namun terlambat karna sudah di cekal.
"Ibu, jangan pergi"
Tanpa dia tahu, Yerim sedari tadi sadar saat tangannya di genggam oleh seseorang. Taeyeon mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.
"Ibu kenapa?"
"Ibu, lihat Yerim"
"Ibu sudah tidak marah?" Telisik Yerim begitu melihat wajah Taeyeon sembab menangisinya.
"Ibu, katakan-"
"Ibu tidak akan bisa marah kepadamu Yerim" Taeyeon akhirnya. Walaupun kemarin dia benar-benar kecewa namun tetap saja dia tidak bisa marah kepada Yerim.
"Sudah kuduga"
"Apa?"
Yerim berusaha setengah duduk dengan dibantu Taeyeon.
"Aku ini anak kesayanganmu daripada kak Sooyoung, jadi aku tau ibu tidak akan berlama-lama marah kepadaku"
"Begitu ya?"
Yerim mengangguk dengan percaya diri.
"Sini ibu peluk"
Taeyeon menangis haru. Sehari saja dia sudah rindu apalagi berhari-hari?
Cirebon, 17 Desember 2022
Note:
Segini dulu😄See u
Don't forget to follow vote & comment gaess
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfiction"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"