"Gadis itu terus saja bersamanya""Sepertinya dia sedang memanfaatkan ketenaran dari seorang Kim Joohyun"
"Gadis itu tidak tahu malu, dia tidak sadar dia hanya ponakan dari seorang Kim Joohyun"
"Jika aku ibunya aku sangat malu memiliki anak seperti itu"
Helaan napas itu keluar ketika mendengar cacian dari orang-orang yang tidak suka dengannya bersama Joohyun. Andai saja mereka tahu, dia tidak akan mendapat cacian yang menyakitkan itu.
"Fighting Yerim" Gumamnya kemudian melanjutkan langkahnya mengikuti rombongan Joohyun serta rekan aktris-aktris lain yang tengah di jaga ketat oleh para staf menuju tempat syuting.
Sementara Joohyun tidak begitu mendengar cacian itu karena tengah fokus menyapa para penggemar yang meneriaki namanya.
Begitu sampai di tempat syuting, Yerim tidak banyak bicara, dia hanya duduk diam di tempat para staf sembari menunggu Joohyun melakukan pekerjaannya sebagai aktris.
"Kau melamun, nak?"
Yerim terkejut ketika seorang pria yang lebih tua tiba-tiba ada disampingnya.
"Aniya" Balas Yerim sopan.
Pria itu terkekeh "anak muda tidak boleh banyak melamun, kau tau masa depanmu itu masih cerah, nak"
Yerim memberikan senyumannya kemudian mengangguk.
"Kau benar paman, bagaimana mungkin aku memikirkan hal sebodoh itu ya?"
"Kau ini" kekeh pria itu.
"Omong-omong paman, kau suka taekwondo?"
"Itu olahraga favoritku"
"Kalau begitu kita sama paman" Seru Yerim.
"Benarkah?"
"kau tidak percaya padaku ya?"
"Ah aniya, hanya saja kau itukan perempuan pasti ibu mana yang mengijinkan anak perempuan mengikuti olahraga bela diri seperti itu"
Yerim mengangguk-angguk setuju "Iya sih"
"Jangan bilang kau nekat"
"Eh? Hehe"
"Siapa ibumu? Biar aku beritahu bahwa kau belajar taekwondo tanpa sepengetahuannya"
"Eh jangan!" cegah Yerim.
"Kenapa?"
Belum sempat Yerim menjawab pria itu mendapat panggilan dari ponselnya. Karna kesempatan itu Yerim memilih kabur dari tempat dirinya menunggu Joohyun yang tengah syuting.
Begitu keluar Yerim mendapatkan Seulgi tengah berbincang dengan para staf. Seulgi menyadari adanya Yerim menghentikan obrolannya kemudian menghampiri Yerim.
"Ada apa denganmu, Yerim?"
"Imo, Bolehkah aku meminjam ponselmu? Aku bosan menunggu Mommy terus" pinta Yerim memohon.
Sungguh, jika ibunya tidak memaksa dia tidak akan ikut menemani ibunya syuting di hari weekend yang seharusnya adalah hari bebasnya.
Seulgi mengangguk kemudian mengambil ponsel di sakunya. "Ambilah"
"Terimakasih Imo" girang Yerim menerima dengan senang hati.
"Yerimie kau lapar tidak?"
Yerim yang tadinya ingin duduk tidak jadi setelah mendengar pertanyaan dari Seulgi.
"Sangat~ Imo tadi aku melihat chikin didepan sana, sepertinya itu sangat enak"
"Kau menyuruhku?" Seulgi tak menyangka.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfic"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"