"Pulangnya bersama Ibu Taeyeon ya?""Ah tidak mau~"
"Waeyo?" Heran Joohyun karena tidak biasanya Yerim menolak.
"Tidak apa-apa sih"
"Lho"
"Seulgi Imo saja yang menjemput" Usul Yerim.
"Kan Seulgi Imo ikut dengan Mommy" jelas Joohyun karena memang Seulgi sebagai Manajer sekaligus asisten harus ikut dengan Joohyun kemanapun.
"Yasudah aku naik bus saja" putus Yerim.
"Tidak boleh!" Tegas Joohyun membuat Yerim cemberut.
"Kamu ini kenapa sih?! Kan Ibu Taeyeon sekalian menjemput Joy, dia juga kangen sama kamu" Kesal Joohyun karena tidak tahu bahwa anaknya dengan Joy masih dalam perang dingin. Joohyun pikir mereka sudah baikan namun ternyata salah.
Jangan tanyakan Junmyeon karena dia sama saja hari ini jadwalnya sangat padat jadi tidak bisa menjemput Yerim di sekolah.
"Yasudah" putus Yerim akhirnya.
"Baguslah, nanti Jam 10 malam Mommy jemput kamu"
"Mwo?! Jadi aku di tinggalkan di rumah Ibu Taeyeon?!" Pekik Yerim tidak menyangka.
Joohyun yang sedang menyetir mengangguk.
"Kenapa memangnya? Bukankah kamu senang kan?" Kira Joohyun Yerim akan senang.
"Mommy, tapikan aku bisa tinggal di apartemen"
"Tidak ada tapi-tapian kamu harus nurut titik."Ucap Joohyun tidak ingin anaknya protes.
"Mom~"
"Tidak."
Mau tak mau Yerim harus menurut. Hanya hari ini dia Berhadapan dengan Joy si tiang listrik.
Tak lama mereka sampai di depan gerbang. Joohyun tidak bisa mengantar keluar karena dia tidak memakai penutup jadi dia di mobil saja.
"Ini untuk jajan" Joohyun memberikan beberapa lembar kertas untuk Yerim.
Ini yang paling di sukai Yerim terhadap ibu kandungnya. Joohyun suka sekali memberi uang tanpa Yerim minta, berbeda dengan Ibu Taeyeon yang memberikan dia uang hanya secukupnya saja.
"Semua?" Tanya Yerim diangguki Joohyun.
"Apa masih kurang? Baiklah Mommy--"
"Ah andwe, ini sudah cukup Mom"
"Baiklah, hati-hati. Ingat pesan Mommy" Ucap Joohyun kemudian memberi salam perpisahan dengan Yerim sebelum keluar dari Mobil.
"Mommy, juga hati-hati. dahh~"
Selepas kepergian Mobil ibunya Yerim berbalik. Teringat dengan permintaan ibunya tadi yang membuat dia kesal.
"Aish, menyebalkan!" Gumamnya.
"Yerim!"
"Sinb Eonnie"
Sinb melangkah cepat menyusul Yerim.
"Ada apa Eonnie?"
Sinb mengambil sesuatu di dalam tasnya kemudian memberikannya kepada Yerim.
"Aku sengaja membuat dua bekal, satunya untukmu" Ucap Sinb tersenyum manis.
"Tapi Eonnie--" Yerim tidak tega melihat Sinb sedih akhirnya mengambil bekal itu.
"Terimakasih Eonnie"
Sinb mengangguk tersenyum. "Sama-sama"
Tak mereka sadari ada orang yang menatapnya dengan tatapan iri. Ya, itu Joy.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfiction"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"