Brakk
Junmyeon yang sedang di dapur membuat kopi terkejut mendengar suara keras berasal dari kamar Yerim. Segera dia mengeceknya
"Astaga!" Junmyeon melihat Yerim sudah tergeletak dilantai sisi ranjang.
"Yerim bangun lah!" Junmyeon menepuk keras pipi Yerim agar terbangun.
Karena panik Junmyeon mengangkat tubuh Yerim kemudian bergegas ke parkiran untuk membawanya kerumah sakit. Tak lupa dia menelpon istrinya dan karena tidak diangkat dia pun meninggalkan pesan untuk istrinya.
Setibanya di rumah sakit Junmyeon segera membawa Yerim keruangan Taeyeon.
"NUNA TOLONG PUTRIKU"
Taeyeon terkejut begitu Yerim di gendong adik iparnya.
"Apa yang terjadi?!"
Junmyeon menggeleng "Aku menemukannya sudah menutup mata"
Taeyeon segera mengecek pernapasan hingga denyut nadi Yerim kemudian dia segera memanggil beberapa suster untuk membantunya.
"Kenapa kalian meninggalkannya?!"
"Tunggu, dimana istrimu?!"
"Apa dia sedang bekerja? HAH?!" Taeyeon berteriak marah karena tidak melihat Joohyun disana. Dia tidak habis pikir Karena Joohyun bekerja disaat Yerim sedang seperti ini.
Junmyeon menggeleng "Tidak. D-dia akan kesini" Junmyeon bergetar hebat karena takut terjadi sesuatu kepada putrinya pasca Taeyeon begitu marah ditambah dengan raut para suster yang menangani Yerim begitu panik.
"Suster bawa keponakanku keruang rawat"
"Baik dok"
Taeyeon kembali fokus menatap Junmyeon.
"Katakan padanya, aku menunggunya." Taeyeon marah kemudian ikut menyusul brangkar Yerim yang di bawa suster keruang rawat.
***
Suara langkah kaki tergesa-gesa mendekati ruang rawat 01. Disana hanya ada Junmyeon yang sedang menunggu kabar dari sang kakak ipar mengenai anaknya.
"Putriku bagaimana" Joohyun dengan panik.
Junmyeon menoleh lalu memeluk Joohyun menenangkan "Dia baik-baik saja, kau tenanglah"
"Bagaimana aku bisa tenang sementara putriku dibawa masuk keruangan ini?!"
Seulgi melihat sekitar, ia harus pastikan bahwa tidak ada orang yang melihat mereka.
"Nuna belum keluar, kita tunggu kabar darinya" Junmyeon menuntun tubuh istrinya yang sedikit berantakan ke kursi tunggu.
"Bagaimana bisa Yerim pingsan?" Tanya Joohyun sudah sedikit tenang.
Junmyeon menceritakannya dimana dia menemukan Yerim yang sudah tergeletak dilantai kemudian tiba-tiba suara ponsel memotong pembicaraan mereka.
"Yeoboseyo?"
"Ah nde"
"Arraseo aku akan kesana"
Junmyeon menutup panggilannya.
"Maaf aku tidak bisa menemani kalian" Junmyeon merasa bersalah.
"Kau tenang saja, ada kami disini" ucap Wendi duduk disebuah Joohyun.
Junmyeon mengangguk tersenyum kemudian berali menatap istrinya yang diam saja. "Yeobo maaf, aku pergi dulu hm?" Ucapnya mengecup singkat dahi Joohyun.
Wendi memberi isyarat dan akhirnya Junmyeon memilih pergi dengan berat hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fiksi Penggemar"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"