"Astaga nak, dimana mantelmu, huh?" Khawatir seseorang yang tiba-tiba melepas mantelnya kemudian memakaikannya pada Yerim.
"Daddy" Lirih Yerim begitu menyadari siapa pria di balik topi dan masker itu.
"Ayo cepetan masuk"
Junmyeon menggiring anaknya untuk segera masuk mobil. Dia sungguh khawatir begitu melihat anaknya tidak memakai mantel disaat cuaca sangat dingin.
"Dimana bodyguard suruhan Mommymu? Kenapa dia tidak menjagamu dengan benar" Oceh Junmyeon begitu sudah duduk di kursi kemudi sembari mengatur suhu mobil agar terasa hangat.
Yerim hanya diam tidak berniat menjawab. Bibirnya seakan kelu seolah takut salah bicara bahwa dirinya sendirilah yang membuat bodyguard itu tidak bersamanya.
"Kau tidak papakan?" Tanya Junmyeon masih dengan raut khawatirnya.
Yerim mengangguk tersenyum "Ya. Aku baik-baik saja, dad"
"Katakan jika merasa sesak ya" Ucap Junmyeon tak sengaja melihat wajah putrinya sedikit pucat.
"Ya"
"Baiklah, pegangan, kita jemput Mommymu dulu" ucap Junmyeon mulai menjalankan mobilnya.
Yerim menelan air liurnya sendiri begitu mendengar perkataan ayahnya. Gawat, ibunya pasti akan marah begitu tahu ia tidak diawasi bodyguardnya. Dia harus merencanakan sesuatu saat ini.
"Dad"Panggil Yerim menoleh pada ayahnya.
"Ya?" Balas Junmyeon dengan fokus menyetir.
"Bisakah kita ke cafe dulu, aku ingin meminum susu jahe disana" Pinta Yerim.
Mendadak Junmyeon meminggirkan mobilnya lalu berhenti disana.
"Ada apa nak?! Kau kedinginan?! Kenapa tidak bilang, astaga~" Junmyeon panik sendiri sembari mencari-cari tombol suhu mobil untuk kembali mengatur suhu didalam mobil itu.
"Dad tidak. Aku sudah mengatakan aku baik-baik saja, aku hanya ingin susu jahe~" aegyo Yerim.
"Aigoo~ putriku~" gemas Junmyeon begitu Yerim beraegyo.
"Dad please~"
"Tapi nanti Mommymu bagaimana?"
"Dad please~ Yerim ingin susu jahe~"
Karna tidak tahan dengan keimutan sang anak akhirnya Junmyeon mengiyakan permintaan Yerim.
"Baiklah, kajja kita membeli susu jahe kesukaanmu" ucap Junmyeon mulai menjalankan lagi mobilnya.
"Terimakasih, dad" Ucap Yerim.
"Daebak! lagi-lagi kau berhasil Yerim!"
***
"Lihat itu Son Wendi kan?"
"Mana?"
"Aish! Itu.." tunjuknya.
"Ah benar, ayo kita hampiri dia"
Wendi yang sedang menelepon pun mendadak mematikan ponselnya karena beberapa wartawan muncul tiba-tiba dihadapannya.
"Son wendi bisakah kita mewawancaraimu sebentar" pinta para wartawan.
Wendi awalnya ingin menolak namun Karna tidak enak ia pun mengangguk. Hal itu pun membuat para wartawan sangat senang.
"Baiklah ayo"
Bersamaan dengan itu Joohyun keluar dari gedung, namun ketika melihat banyak wartawan di depan ia mengurungkan niatnya.
"Wartawan sialan!" Umpat Joohyun begitu sudah di dalam gedung agensi lagi.
Beruntung para wartawan fokus dengan Wendi jika tidak dia yang akan berhadapan dengan para wartawan itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfic"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"