"maaf"
"TIDAKKK"
"TIDAK MUNGKIN"
"PUTRIKU PASTI MASIH HIDUP, TOLONG JANGAN BERBOHONG PADAKU"
Joohyun terus berteriak histeris mendengar kabar Yerim baru saja menghembuskan napas terakhir. Dia di cekal oleh dua orang perawat karena berusaha merusak peralatan rumah sakit yang ada disekitarnya. Sementara Junmyeon dia berdiri menatap kosong kedepan.
"Sayang nak, dengarkan mommy, mommy akan banyak luangin waktu buat kamu. Mommy tidak akan lagi meninggalkanmu. Sayang bangunlah!"
"Nyonya tenanglah!" Ucap perawat yang berusaha menarik Joohyun yang mengguncang keras tubuh kaku Yerim.
"Yerim sayang ayo kau mau apa? Mommy minta maaf Mommy menyesal"
"Tidak. Jangan lepaskan peralatan itu. Dia tidak bisa bernafas!" Pekik Joohyun menghentikan dokter yang melepas alat pernapasan yang menempel di sebagian wajah Yerim.
Junmyeon merasa hal itu sudah keterlaluan. Dengan tak bertenaga dia menghampiri istrinya.
"Kita pulang!" Tegasnya dengan marah.
Joohyun menggeleng. "Enggak, Yerim masih membutuhkanku, dia masih hidup Oppa" isaknya pilu.
"Kau tidak lihat? Yerim sudah pergi karenamu. Kau harus terima itu" ucap Junmyeon menyakiti hati Joohyun.
"Iya aku salah. Aku minta maaf, tapi bisakah kau kembalikan putriku. Aku mohon~" pinta Joohyun sangat menyedihkan.
Junmyeon meneteskan air mata melihat kondisi istrinya yang tak terkendali itu. Ditambah dengan kabar yang membuat hatinya kosong karena kepergian sang anak.
Karena rasa cintanya sangat besar akhirnya Junmyeon pun luluh dan langsung menarik sang istri kedalam pelukannya. Sepasang suami istri itu berpelukan dan menangis bersama.
"Putriku tidak boleh pergi, aku tidak bisa hidup tanpanya" racau Joohyun dipelukan Junmyeon yang ikut menangis.
"Mommy"
Suara itu mampu menyadarkan keduanya terutama Joohyun yang segera melepaskan pelukannya.
"Dokter!" Pekik Joohyun melihat putrinya kembali bernapas.
Dokter dan perawat segera berkerumun ingin memeriksa kembali apa benar yang di dengar mereka tadi.
"Hey, kau bangun sayang~" Joohyun menangis bahagia Yerim kembali membuka mata.
"Mommy"
"Iya sayang ini Mommy" Joohyun mengecup berkali-kali telapak Yerim yang sudah terpasang infus lagi.
"Kami akan memberikan bius lagi" ucap salah satu perawat.
"jangan~" bisik Yerim tidak mau menutup mata lagi.
"Mommy ada disini sayang"
Joohyun mengusap-usap lembut hingga Yerim terbuai karena nyaman.
"Yerim takut, jangan tinggalin Yerim~" lirih Yerim berusaha mempertahankan kesadarannya namun akhirnya menutup matanya, tertidur.
"Terimakasih sayang, Mommy janji ga akan ninggalin kamu lagi"
Selepas Yerim tertidur lagi, dokter dan perawat memasangkan kembali infus serta oksigen untuk Yerim yang kembali hidup Karna keajaiban.
"Sore nanti kalian harus menemuiku lagi, kita diskusi mengenai kondisinya. Saya permisi" ujar dokter bule tersebut sebelum pamit pergi dari ruangan sang anak.
"Terimakasih dokter" keduanya sama-sama berterima kasih karena telah memasangkan anak penopang hidup anaknya.
Tak lama pintu kembali terbuka menampakan Taeyeon, suami serta Joy datang dengan raut yang sangat menyedihkan karena menangis.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfiction"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"