"Selamat pagi, putriku"
Mata Yerim mengerjap-ngerjap membuat siapapun yang melihatnya gemas termasuk Taeyeon.
"Aigoo~ menggemaskan sekali putri Ibu" Taeyeon mencubit pipi Yerim hingga Yerim mengadu kesakitan.
"Ibu~" bibir Yerim mengerucut.
"Kekeke mianhae"
"Ayo, kau harus bangun. Ibu sudah menyiapkan air hangat untukmu" ucap Taeyeon.
"Lima menit lagi, Bu"
"No, tidak ada lima menitan. Cepat bangun sayang"
Taeyeon Menarik tubuh Yerim agar terduduk dan dengan malas Yerim menurut.
"Ibu, Yerim masih mengantuk" rengeknya.
"Baiklah jika begitu biar ibu panggil ayah saja"
"Ah tidak. Baiklah, Yerim akan mandi" ucap Yerim yang akhirnya menurut juga setelah diancam.
Memang Dasarnya Yerim yang dari dulu takut jika bersangkutan dengan ayahnya yang suka marah-marah.
"Nah gitu dong" kekeh Taeyeon.
"Ibu, setelah mandi, Yerim boleh minta sesuatu?"
"Sesuatu apa, nak?" Tanya Taeyeon penasaran.
"Yerim...ingin naik sepeda sekali saja, boleh ya Bu?" Pinta Yerim dengan puppy eyesnya
"Andwe" Singkat Taeyeon.
"Waeyo?" Tanya Yerim dengan wajah cemberutmya.
"Kau bisa terjatuh dari sepeda, sayang"
"Tapi, Bu. Yerim sudah besar" kata Yerim dengan nada kesal pasalnya dirinya masih disama-sama kan dengan kejadian beberapa tahun lalu.
"Jangan membantah. Kau tau sendiri kan kemarin ayah marah"
Kemarin Baekhyun juga memarahi Yerim karena pulang dengan berjalan kaki padahal sudah ada supir yang menjemput namun kemarin Yerim malah menyuruh supir itu untuk pulang.
Mau tak mau Yerim harus menurut karena sudah dilarang. Jadi untuk kali ini Yerim tidak bisa membantah lagi.
***
"Kenapa? Kenapa kau terlihat senang sekali?" Tanya sang ayah kepala keluarga.
"Hmmm, sepertinya ada yang kau rencanakan," sahut adik bungsunya, Yerim.
"Sekarang apa lagi?" Tanya ibu dari dua anak itu.
"Kira-kira apa ya" kata si sulung menaik turunkan alisnya.
"Aish, cepatlah! Apa yang kau rencanakan kali ini?!" Tanya Baekhyun tak sabaran.
"Hihi mian ayah" tawa Joy melihat keluarganya kesal.
"Aku---minggu depan Joy ikut pertandingan basket antar sekolah ayah! Ibu!"
"Benarkah!"
"Ya!"
Ke tiga orang itu bersorak kegirangan, tak sabar melihat pertandingan si sulung. Terutama sang ayah sebagai mantan pemain basket dahulu.
"Ayah sangat mendukungmu, nak" dukung Baekhyun.
"Berarti Kau harus berlatih lebih keras lagi, kak" Sahut Yerim.
"Ya, Tentu saja"
"Kalau begitu, setiap hari ibu akan membawakan bekal yang banyak untukmu berlatih, sayang" kata Taeyeon.
"Terimakasih ibu. Aku menyayangi kalian" ucap Joy menjadi semangat.
Kesempatan kali ini Joy tidak akan menyia-nyiakannya. Ia harus menang karena sudah di semangati oleh semua keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfic"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"