Menjelang malam Joohyun keluar dari kamar karena waktunya untuk makan malam. Ia berjalan ke dapur untuk mempersiapkan segala keperluan yang akan hidangkan.
Setengah jam berlalu tidak ada tanda-tanda putrinya keluar. Ragu, tentu saja. Akhirnya dengan sedikit menurunkan egonya dia pun mengalah dan menyusul anaknya untuk makan malam bersama.
Belum sempat mengetuk Joohyun sudah dikejutkan oleh sosok putrinya yang sudah berdiri dihadapannya dengan canggung.
"Mommy menungguku, ya?" Tanya Yerim memicingkan matanya.
Joohyun tidak membalas dan malah meninggalkan sang anak. Namun hampir saja Joohyun terhuyung karena tiba-tiba Yerim memeluknya dari belakang.
"Mommy~"
Yerim begitu erat memeluknya hingga Joohyun tidak bisa melepas pelukan anaknya.
"Lepas."
"Hanya sebentar Mom"
Joohyun sedikit tersentak saat Yerim menaruh kepalanya di cekuk lehernya mencari kehangatan.
"Jangan terus mendiamiku~"
"Aku butuh pelukanmu, Mom" lirih Yerim.
Joohyun hanya diam.
"Aku harus apa Mom?" ucap Yerim putus asa kemudian akhirnya meneteskan air mata.
Mendapat penolakan sekaligus kebencian dari penggemar ibunya membuat dia tidak tahan untuk menangis. Dia tidak tahu harus bercerita kepada siapa selain ibunya. Sungguh ia tidak tahu apa yang akan terjadi untuk kedepannya, rasanya ia ingin menyerah saja.
"Jangan membahas-"
"Arasseo, aku mengerti."
"Gomawo, aku lebih segar sekarang" Ucapnya dengan tersenyum manis.
Pada akhirnya Yerim memilih menyerah dengan melepaskan pelukannya. Untungnya ia sudah menghapus air matanya agar tak dilihat sang ibu. Dia pun berjalan dengan semangat menuju tempat makan disusul dengan Joohyun.
"Woah~ sepertinya enak" binar Yerim setelah melihat ada daging dengan saus kesukaannya.
"Mommy yang membuat ini semuanya?" panggil Yerim walau ditanggapi deheman.
"Aish, aku harus makan yang mana dulu?" Bingung Yerim karena semua makanan yang dihidangkan favoritnya semua.
Akhirnya Yerim mengambil daging dan saus terlebih dahulu kemudian memakannya dengan lahap. Begitu juga dengan Joohyun yang mulai mengambil nasi beserta lauk kesukaannya.
Mereka makan dengan khidmat dengan sesekali Yerim menawarkan makanan kesukaannya kepada Joohyun walaupun ditolak. Hingga di pertengahan tiba-tiba
"Ukhuuk!"
"Yak pelan-pelan!" Pekik Joohyun marah.
"Maaf" Yerim menderetkan giginya.
Tatapan mereka bertemu sampai Joohyun tertegun melihat mata sang anak membengkak seperti habis menangis.
"Uhuk uhuk hugh~"
"Tidak perlu, aku bisa sendiri" tolak Yerim mengambil minumannya sendiri.
"Kamu-"
"Aku kenyang." Yerim berusaha untuk terlihat baik-baik saja di depan sang Mommy.
"Terimakasih untuk makanannya Mom" Yerim pergi begitu saja meninggalkan Joohyun yang terdiam.
***
"Sinb-ya"
"Mami"
Mereka berpelukan begitu sudah lama tidak bertemu.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY PARENTS
Fanfiction"Ibu!" Gadis itu berhambur memeluk erat tubuh ibunya. "ada apa?" tanya sang ibu. "ada yang mengikutiku, bu. dia sangat aneh" lirihnya di pelukan sang ibu. "aku takut, Bu" Sang ibu menghela napas lalu berkata. "sudahlah, mungkin hanya iseng"