Part 53

575 34 12
                                    

Waktu baru pukul lima, tapi perempuan yang kini baru keluar dari kamar mandi merutuki kebodohannya karena sampai tertidur di tempat asing ini.

Ia menatap sosok bayi laki-laki yang masih terlelap tidur, tampan sekali seperti ayahnya. Cia mengerjapkan matanya, ah secara tidak sadar dia mengakui ketampanan pria tadi malam itu.

Shit,

Kenapa dia baru mengingat nya, jika sekarang dia berada di rumah, pria mesum dan pemaksa yang tanpa jawaban atau bahkan bertanya pada Cia, membawanya kemari.

Cia turun kebawah karena perutnya terasa lapar, ia menuju dapur dan melihat beberapa pelayan yang sibuk sedang memasak dan ada juga yang membersihkan barang-barang disana.

" Nyonya duduklah, kami sedang menyiapkan sarapan pagi. " Ucap pelayan yang melihat keberadaan Cia di dapur dan menuntunnya untuk ke ruang makan.

Getaran terasa genggaman nya saat dirinya duduk dan mengamati ruang makan yang bahkan luasnya bisa menyamai tempat tinggalnya.

Cia, kamu akan sampai jam berapa?

Pesan dari Jessica, membuatnya mengerjap beberapa kali. Tidak. Seharusnya dia tidak disini, dan hari ini kepulangan dia ke kota Surabaya dan juga hari terakhir izin yang diberikan ibu Sherly.

Langsung saja Cia beranjak untuk ke kamar baby boy, menanyakan pada pelayan yang tadi berada di kamar dimana tas nya diletakan.

"Mau kemana kamu? " Baru hendak dirinya bangkit dari kursi makan ini suara dingin pemilik rumah ini menginterupsinya.

" Dimana tas ku? " Tanya Cia, mencoba untuk menghilangkan rasa takut terhadap tatapan dingin pria di depannya ini.

Nathan mengangkat sebelah alisnya mendengar ucapan Cia.

" Aku harus pulang. "

" Pulang kemana, ini rum... "

" Maaf tuan, atas segala kelancangan saya tadi malam. Tapi tuan salah orang, saya Cia bukan orang yang Tuan maksud atau mungkin bukan juga ibu dari putra tuan apalagi istri tuan. Saya bahkan baru pertama kali menginjakkan kaki di kota Jakarta ini. " Jelas Cia, merasa terganggu atas kejadian tadi malam, apalagi sampai dibawa pulang ke rumah megah yang ia tak mengenali siapapun di rumah ini.

" Duduk, dan makanlah. " Nathan berusaha untuk tetap tenang, ini masih pagi ia tidak mau ada pertengkaran. Walaupun ucapan Cia membuat gemuruh dihatinya.

Apa tak ada kenangan sedikit pun tentangnya?

Nathan meringis, mengingat tak ada satu pun kenangan manis antara dia dan perempuan di depannya ini.

Apa dia harus sedikit bersyukur selain tak mengingat, istrinya juga tak mengingat kenangan buruk di rumah tangga mereka, hingga alasan kepergian Lucy yang membuatnya merasa asing disekitar keluarga nya sendiri.

" Tidak aku harus pulang, dimana tas ku?"

" Apa kau tidak mende... " Ucapan Nathan terpotong karena mendengar tangisan Lucas dan derap langkah tergesa dari arah tangga.

" Tuan, Nyonya... Badan den Lucas panas. " Tanpa pikir panjang, Cia langsung membawa Lucas kedalam dekapannya.

Merasakan bagaimana tubuh kecil ini terasa panas dan tangisan Lucas yang sesenggukan, membuat hatinya terasa sakit.

Dilain sisi Nathan sudah tak ada ditempat nya semula, ia sudah memarahi habis-habisan Reza yang dengan lancangnya memulangkan dokter pribadi yang sudah tinggal di rumah ini saat pertama kali ada Lucas.

" Cepat panggil Dokter Anton. " Perintah Nathan.

" Nathan ada apa, kenapa Mom melihat Reza yang terburu-buru. " Tanya Rina yang baru saja sampai di rumah putranya.

Young Marriage (ON GOING)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang